Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Mendapat Surat Peringatan (SP), Bagaimana Menyikapinya?

8 November 2021   15:50 Diperbarui: 9 November 2021   05:15 1377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang Karyawan Yang Tengah Introspeksi Diri | pexels.com/Andrea Piacquadio

Berikut hal-hal yang mungkin bisa jadi pegangan bagi pekerja seperti kita jika mendapatkan SP. 

Jangan Memberikan Ancaman

Saya menggarisbawahi bahwa jika kita mendapatkan SP, jangan sekali-kali memberikan ancaman atau penegasan pada atasan seperti akan mengajukan resign atau mogok kerja. Ini sama persis seperti yang pernah dilakukan salah seorang staf di kantor. 

Kemungkinan terburuk justru akan membuat suasana menjadi tegang dan "panas". Jika atasan merasa sikap tersebut sebagai bentuk tidak profesionalitas bekerja maka tidak mungkin sanksi akan berlipat ganda seperti pemutusan kontrak kerja atau menaikan level SP. 

Bawahan Yang Marah Mendapatkan Teguran | Situs Seputar HR
Bawahan Yang Marah Mendapatkan Teguran | Situs Seputar HR

Jikapun kita mempertanyakan alasan pemberian SP sebaiknya disampaikan dengan santun. Misalkan mengkonfirmasi ke HRD atau menanyakan langsung ke atasan. 

Seandainya pun kita merasa SP tersebut tidak tepat. Hal bijak yang bisa dilakukan adalah meminta penundaan dengan waktu tertentu misal 1 x 24 jam atau 2 x 24 jam. Tujuannya kita mencari bukti bahwa pemberiaan SP tersebut tidak tepat. 

Contoh kasus : seorang staf diberi SP karena dianggap lalai mematikan komputer saat pulang kerja sehingga menyebabkan terjadi korsleting listrik. 

Staf merasa dirinya selalu mematikan komputer dan menganggap SP tidak tepat. Akhirnya dirinya meminta ijin untuk mengecek melalui CCTV kantor. Ternyata ada staf lain yang menggunakan komputernya setelah jam kerja dan lupa mematikan. 

Bukti seperti ini tentu akan mendukung pencabutan SP dari atasan. Upaya ini lebih bijak dibandingkan mengancam atasan karena merasa benar tanpa menunjukan bukti penguat. 

SP Bukan Akhir Segalanya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun