Adanya rapor ini umumnya bisa menjadi ajang curhat atasan terhadap penilaian si staff. Tidak jarang atasan jarang menegur langsung kekurangan si staff demi menjaga perasaan bawahannya. Namun ketika terlalu banyak memendam sesuatu justru membuat dirinya bersikap toxic di kantor.
2. Bangun Kedekatan Personal
Mungkin ada pandangan bahwa mencoba mendekati atasan terkesan mencari muka atau membangun citra khusus. Namun bagi saya, hilangkan stigma itu.
Dalam dunia kerja, kita pasti ingin ada di lingkungan kerja yang nyaman baik antar sesama karyawan hingga atasan. Ketika atasan kita ternyata Toxic maka mau tidak mau kita lakukan pendekatan personal.
Salah satunya cari tahu kesukaan si atasan, tanggal lahir atau hal lain yang bisa membangun hubungan interpersonal.
Contoh ketika tahu atasan suka olahraga sepeda, kita bisa menawarkan atasan join dalam aktivitas sepeda di komunitas sepeda yang ia juga ikuti. Atasan suka bermain golf, kita menawarkan diri untuk menemani atasan jika tidak ada partner main.
Jika kita bisa menciptakan kebersamaan dengan atasan diluar jam kerja. Bisa jadi ini menjadi jembatan untuk membangun komunikasi dengan kedekatan personal.
Tidak jarang ketika atasan dan bawahan memiliki hobi yang sama justru yang semula hubungan renggang berubah lebih cair.Â
3. Ajukan Mutasi Kerja
Hal yang paling sering terjadi di dunia kerja adalah konflik personal antara staff dengan atasan 1 tingkat seperti leader atau supervisor.Â