Apes dirinya baru tahu bahwa kontrakannya langganan banjir. Tepat saja saat tahun baru 2020, Jakarta mengalami bencana banjir tahunan. Daerah tinggal adik saya menjadi kawasan yang terkena dampak parah.Â
Ia bahkan harus izin tidak masuk kerja beberapa hari, banyak perabotan yang rusak hingga terisolasi di tengah banjir.Â
Tahun 2016, saya pernah kos di daerah Menteng Atas. Saya tertarik mengontrak di sana karena biaya kos sangat murah. Bahkan dengan fasilitas yang didapat seperti AC, kamar mandi dalam, kasur springbed tidak sampai 1 juta. Bahkan dibandingkan di Tanah Abang dan Sudirman, harga dengan fasilitas tersebut sudah di atas 1,5 juta.Â
Setelah kos 1 bulan barulah saya tahu daerah tempat saya tinggal sering terjadi tawuran pemuda antar desa.Â
Pernah suatu ketika terjadi tawuran, banyak polisi yang akhirnya turun mengamankan keadaan. Saya agak ketakutan dalam kamar. Seandainya tawuran terjadi di depan kosan. Bisa jadi kosan saya menjadi sasaran kerusakan akibat tawuran.Â
Saran: Alangkah baiknya menggali informasi dari tetangga atau warga sekitar terkait apakah daerah tinggal rawan bencana alam, bencana sosial atau tindakan kriminal.Â
Jika lumayan sering, segera pikirkan tindakan preventif atau jika memungkinkan lebih baik pindah ke daerah lebih aman. Ini karena kita hidup sekali jangan sampai ketika bencana datang. Nyawa kita dipertaruhkan atau trauma terhadap suatu kejadian.Â
3. Jangan Merantau Tanpa Keterampilan Khusus
Kesalahan terbesar di mindset perantau adalah ke Jakarta cukup modal nekat saja. Mindset inilah yang akhirnya memunculkan masalah sosial di ibukota. Kasus pengangguran dan kriminal tinggi.Â
Kita sadar bahwa biaya hidup di Jakarta tidaklah murah dan banyak pengeluaran tak terduga. Ketika kita hanya bermodalkan nekat datang ke Jakarta. Entah kenapa peluang kita terjeremus dalam masalah kian besar.Â
Ada yang tidak kunjung dapat kerjaan dan tidak memiliki penghasilan akhirnya memilih menjadi pengemis dan pengamen. Ada yang memilih tidur di bawah kolong jembatan dan menjadi gelandangan, ada yang menjadi preman hingga nekat melakukan tindakan kriminal untuk bertahan.Â
Miliki lah suatu keterampilan khusus setidaknya bisa untuk mendapatkan pekerjaan. Misalkan memiliki SIM A/B Maka untuk melamar sebagai sopir perusahaan atau sopir angkot. Terampil memasak bisa bekerja di rumah makan, bisa komputer bisa melamar sebagai admin atau penjaga warnet dan sebagainya.Â
Saran: Hilangkan pikiran bahwa Jakarta akan ramah bagi siapapun dan mudah mendapatkan pekerjaan. Ketika kita tidak memiliki keterampilan khusua tentu akan susah mendapatkan pekerjaan.
Ini karena diluar sana ada ribuan bahkan jutaan pelamar kerja yang bersaing mendapatkan pekerjaan. Jangan sampai karena terlalu lama mengganggur dan tidak ada pemasukan menjadikan kita sebagai sumber masalah sosial baru di Jakarta.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!