Jakarta sebagai ibu kota seakan memiliki magnet tersendiri yang menarik masyarat dari luar daerah untuk merantau. Setidaknya beberapa orang merantau ke Jakarta seperti mencoba peruntungan untuk bekerja, melanjutkan pendidikan, memiliki usaha, mengikuti pasangan dan sebagainya.Â
Menguntip data dari situs Lokadata diketahui bahwa satu dari lima penduduk Jakarta adalah perantau atau migran. Jumlahnya sekitar 2,5 juta dari 10,5 juta jiwa penduduk ibu kota.Â
Perantau terbesar dari Jawa Tengah sebesar 38 persen kemudian disusul Jawa Barat 21 persen, Jawa Timur 10 persen dan sisanya dari berbagai daerah lainnya.Â
Banyak orang berpendapat bahwa Jakarta bak ibu tiri artinya hidup di Jakarta sangatlah keras. Tidak jarang banyak perantau akhirnya menyerah karena tidak sanggup terhadap kerasnya hidup di ibukota.Â
Ada beberapa hal dasar yang perlu dan patit diketahui oleh calon perantau daerah sebelum memutuskan tinggal di Jakarta. Apa saja itu?Â
1. Pahami Tindakan Kriminalitas dan Kejahatan Lainnya
Hidup di Jakarta yang begitu keras tentu membuat karakter dan niat orang beragam. Ada yang berusaha baik pada sesama, berusaha membantu, cuek, individualis hingga nekat bertindak kriminal.Â
Saya mengalami kisah pahit saat baru 3 bulan merantau ke Jakarta. Berasal dari Bali yang dikenal dengan lingkungan aman, saya justru menyamakan kondisi di Bali dengan Jakarta.Â
Saat itu saya berkeliaran di sekitar salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat seorang diri di malam hari. Berjalan kaki sambil membawa 2 handphone, dimana 1 handphone saya gunakan untuk membalas chat dan 1 handphone lainnya saya taruh di saku baju. Ukuran handphone yang besar membuat orang bisa melihatnya dari jarak jauh.Â