Anggaplah artikel ini sebagai unek-unek atas kelakuan pelamar kerja yang melamar suatu posisi di kantor saya.Â
Sekitar 3 minggu lalu saya meminta HRD untuk membuka lowongan kerja untuk posisi kasir.Â
Persyaratan wanita usia maksimal 35 tahun, pendidikan minimal diploma, memiliki pengalaman kerja sebagai kasir minimal 1 tahun (lebih disukai). Batas lamaran hingga 4 September 2021.
Ada pertimbangan khusus mengapa saya menerapkan persyaratan tersebut seperti batasan usia agar saya tidak sungkan memberikan instruksi mengingat usia saya belum 35 tahun, pendidikan mininal diploma agar kemampuan analisa baik, terbiasa melakukan pemecahan masalah (problem solving) dan kritis. Pengalaman dibutuhkan agar sudah paham pekerjaan kasir dan cepat beradaptasi.Â
Di poster lowongan pun telah tertulis alamat kantor bagi pelamar yang ingin menaruh lamaran secara langsung serta email HRD bagi yang ingin mengirimkan melalui pesan elektronik (email).Â
Meski ini tugas HRD, namun karena berkaitan dengan divisi saya. Saya berinisiatif membagikan informasi lowongan ini di beberapa grup facebook pencari kerja di sekitar lokasi kantor.Â
Harapannya agar semakin banyak kandidat potensial yang bisa melamar di perusahaan. Apalagi proses ini tanpa pungutan biaya apapun alias gratis.Â
Ironisnya masih banyak calon pelamar serta pelamar yang sudah dipanggil seleksi yang seakan kurang mempersiapkan diri.Â
Inilah yang membuat saya sedikit kecewa. Sebenarnya ketika ingin melamar maka jadilah pelamar cerdas serta bisa unggul dibandingkan kandidat lain.Â
1. Baca Persyaratan Dengan Detail
Ini bukan pertama kalinya saya mendapatkan pertanyaan dari peserta yang terkesan "malas membaca" atau terkesan ingin coba-coba berhadiah.Â
"Pak, klo untuk lulusan SMA bisa? "
"Pak, usia saya sudah 40 tahun. Apa bisa melamar"
Jika merunjuk pada persyaratan kasir yang sudah saya infokan di awal tulisan. Biarlah sobat Kompasiana yang memberikan penilaian sendiri apa jawaban yang harus saya berikan.Â
Bertanya kan sah-sah saja?Â
Memang betul tidak ada larangan untuk bertanya. Namun jika pertanyaan sudah terjawab jelas melalui informasi yang diberikan, justru pertanyaan seperti ini memberikan kesan calon pelamar kurang detail, malas membaca dan seakan iseng semata.Â
Saya pernah mendapatkan curhat dari HRD di mana dulu sempat melampirkan kontak personal HRD di informasi lowongan kerja dengan tujuan jika ada calon pelamar yang membutuhkan informasi tertentu bisa menghubungi dirinya.Â
Nyatanya justru berbuah penyesalan karena pertanyaan banyak "tidak berbobot" dan di luar konteks.Â
Contoh bertanya apakah si HRD masih jomblo? Apakah bisa memasukan orang ke perusahaan tanpa proses? Berapa biaya masuk jalur orang dalam? Dan sebagainya.Â
Saya akan memaklumi jika pertanyaan berupa.Â
"Seandainya saya sudah menikah apakah masih bisa melamar?"
"Apakah harus mampu menguasai Microsoft Excel?"
"Apakah sistem kerja shift atau office hours? "
Saya masih memaklumi karena memang tidak tercantum di informasi lowongan dan peserta ingin memastikan kembali hal tersebut.Â
# Saran: jangan pernah malas untuk membaca informasi dari awal hingga akhir.Â
Jika memang persyaratan tidak memenuhi, jangan habiskan energi dan waktu untuk bertanya dan memastikan ulang kepada HRD atau iseng melamar.Â
Tidak jarang HRD akan malas untuk memberikan umpan balik dan cenderung melabeli calon pelamar ini "malas membaca", tidak teliti dan kurang cerdas dalam menangkap informasi.Â
2. Ciptakan First Impression Yang Baik
Memang benar kata pepatah, "Buatlah kesan pertama menggoda. Selanjutnya terserah Anda".Â
Menggoda di sini bukan berarti bertindak genit, berpakaian sexy dan gestur "nakal".Â
Namun cobalah menciptakan kesan menarik saat awal bertemu. Hal ini bisa dimulai dari cara berpakaian, gestur hingga tata krama saat datang ke perusahaan.Â
"Pak, kandidat yang pakai celana jeans kayaknya kurang cocok jadi kasir," seorang rekan kerja nyeletuk pada saya. Dirinya juga saya libatkan dalam penguji di sesi interview.Â
"Kenapa bu?" Saya justru heran karena interview saja belum dimulai tapi rekan kerja saya ini sudah memberikan penilaian tersendiri.
Ternyata si kandidat ini dinilai cara berpakaiannya seperti orang yang ingin nongkrong bersama teman sebaya di mal. Rambut tidak tertata rapih dan membawa berkas berantakan karena tidak menggunakan tas.Â
Bagi rekan saya, kesan pertama dirinya melihat si kandidat saat di ruang tamu sudah tidak berkesan terhadap kandidat tersebut.Â
Kandidat tidak memberikan first impression yang baik terutama posisi yang dilamar adalah kasir yang akan berinteraksi dengan banyak orang dan divisi, butuh ketelitian serta kerapihan dari sisi berkas dan uang.Â
Memang memberikan penilaian di awal cenderung subyektif, namun jangan salahkan interviewer atau HRD memiliki penilaian tersebut karena tidak jarang cara membawakan diri bisa merepresentasikan orang tersebut.
# Saran: cobalah untuk memperhatikan cara penampilan diri saat diundang seleksi oleh suatu perusahaan. Gunakan pakaian yang sopan dan rapih. Tidak ada salahnya minta pendapat orang lain apakah cara berpakaian kita sudah pantas untuk sesi interview.Â
Tidak ada salahnya kita bisa belajar melalui internet atau kanal youtube cara menciptakan kesan pertama yang baik di hadapan orang baru. Ini seperti gestur saat duduk, bersalaman, menyapa dan sebagainya.Â
Bila kesan pertama sudah menarik, peluang lolos interview akan terbuka lebar.Â
3. Pahami Posisi Kerjaan dan Perusahaan Yang DilamarÂ
Ada saja hal unik, lucu dan kadang bikin kesal ketika melalukan sesi interview. Saya pernah bertanya hal sederhana,Â
"Apa yang kamu ketahui tentang peran/tugas seorang kasir?"
"Menghitung duit pak," jawaban singkat dari seorang kandidat dan cukup bikin saya mengelus dada
Sebenarnya anak usia Sekolah Dasar (SD) paham bahwa salah satu tugas kasir adalah menghitung uang.Â
Namun sebagai kandidat yang memiliki pendidikan sarjana dan pengalaman kerja. Jawaban ini terkesan dangkal dan membuat penilaian pada kandidat menjadi kurang.Â
Saya berharap ada jawaban lain yang lebih teknis seperti tugas kasir mengelola pettycash, membuat laporan kas kecil, melakukan setoran ke bank, menerima setoran dari sales atau kolektor, mengatur biaya operasional dan sebagainya.Â
Jika kandidat bisa menjelaskan dengan detail dan baik tentu menandakan bahwa si kandidat adalah sosok profesional dan paham terkait tugas yang dilamar.Â
# Saran: alangkah baiknya gunakan kuota internet yang kita punya untuk browsing informasi terkait tugas posisi serta seputar perusahaan yang dilamar. Jangan sampai kita datang dalam sesi interview dalan otak kosong artinya tidak tahu apa-apa.Â
Tentu ini akan menjadi kabar buruk di mana peluang diterima di perusahaan tersebut sangat kecil.Â
Interviewer akan menghargai kandidat yang mengetahui meski sedikit terkait posisi dan pemahaman terhadap perusahaan.Â
***
Masa pandemi ini memang terasa susah untuk mendapatkan kerjaan baru apalagi mereka yang kini tengah mengganggur lama. Tentu akan menjadi kebahagian sendiri ketika kita dipanggil perusahaan untuk mengikuti proses seleksi.Â
Pesan saya, gunakan kesempatan ini untuk menjadi sosok yang cerdas dan unggul dibandingkan kandidat lain. Hindari beberapa kesalahan pelamar lain yang pernah saya temui selama menyeleksi kandidat pelamar kerja.Â
Harapannya saran yang tulis di artikel ini bisa memberikan pencerahan dan informasi bagi para pelamar kerja.Â
Semoga Bermanfaat
--HIM--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H