Saya merasa sebaiknya anak diajarkan mengeja kata dengan vokal sama terlebih dahulu. Seperti Mama, Pipi, Koko, Yuyu dan sebagainya. Orang tua bisa memilih kata dengan huruf vokal A terlebih dahulu baru I, U, E dan terakhir O.Â
Tujuannya anak lebih fokus menghafal kata tanpa ada beragam huruf vokal yang bisa membuyarkan konsentrasi si anak. Ketika anak sudah paham terhadap huruf vokal barulah naik tinggal mengeja kata yang terdiri dari beberapa huruf vokal seperti Buka, Koma, Kuda, Dosa dan sebagainya.Â
3. Berikan Rewards Untuk Setiap Pencapaian
Rewards dapat menjadi motivasi tersendiri bagi anak untuk menyelesaikan tantangan yang diberikan.Â
"Kakak, kalau hafal alfabet nanti mama belikan ayam crispy"
"Kakak kalau udah bisa baca. Nanti mama ajak ke Dufan"
Tidak ada salahnya menyenangkan anak atas pencapaian yang diraih. Jangan sampai hanya hukuman yang diberikan pada anak ketika mereka salah atau tidak mengikuti apa yang diajarkan orang tua.Â
Saya ingat dulu pernah mempraktekan cara ini pada keponakan. Alhasil keponakan justru bersemangat untuk belajar bahkan ketika mereka berhasil mendapatkan rewards karena berhasil pada 1 tantangan. Mereka terpacu untuk menyelesaikan tantangan lainnya.Â
4. Buat Catatan Kecil
Ketika anak sudah hafal alfabet dan mulai bisa mengeja. Orang tua bisa melatih anak dengan membuat sebuah catatan pada kertas kecil (sticky note) dengan kata tertentu dan ditempelkan di benda sekitar rumah.Â
Misalkan orang tua menuliskan kata Sepeda, Vas Bunga, Lemari, Buku, Tangga, Kulkas, Kompor dan sebagainya. Tempelkan tulisan tersebut pada benda yang dimaksud.
Ajak si anak untuk mengeja dan membaca tulisan tersebut. Umumnya mereka akan bisa menebak atau membaca tulisan dengan mudah karena familiar dengan kata yang dimaksud. Namun setidaknya cara ini akan melatih anak untuk mengingat huruf dan kata yang dituliskan.Â