Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Karir Pemain Sirkus di Tengah Pandemi Ibarat Ikan di Sungai Mengering

28 Agustus 2021   09:55 Diperbarui: 28 Agustus 2021   10:31 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Sirkus Beraksi dalam Sirkus Drive In. Sumber Leo Correa - detikOto

Sejak awal masa pandemi, pemerintah secara kontinyu menerapkan pembatasan kegiatan seperti PSBB, PSBB transisi, PPKM, PPKM Darurat, PPKM Mikro, PPKM level dan sebagainya yang semuanya membatasi aktivitas yang mengundang atau menarik kerumunan. 

Kita tahu bahwa kesuksesan sebuah atraksi sulap diukur dari jumlah penonton. Semakin banyak penonton yang datang maka akan menghasilkan Cuan sebaliknya jika sepi artinya atraksi tidak menarik dan terancam rugi. 

Mau tidak mau, atraksi sirkus pun harus ditiadakan karena terganjal aturan pemerintah. Tidak heran jika selama pandemi nyaris tidak ada atraksi sirkus disekitar kita.

2. Biaya Perawatan Hewan Tinggi

Ketika tidak ada atraksi maka pemasukan pun juga tidak ada. Padahal banyak sirkus yang menggunakan hewan sebagai bagian dari atraksi mereka. Jika pemain mungkin bisa mencari pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan terutama makan maka hewan ini tetap mengandalkan makanan rutin dari pengelola. 

Biaya daging untuk singa dan harimau serta rumput atau buah-buahan untuk gajah tentu membutuhkan dana tidak sedikit. Ironisnya keterbatasan dana bisa membuat hewan terlantar. 

Saya pernah membaca sebuah artikel dimana hewan di lokasi sirkus terlihat kurus dan akhirnya mati karena penyakit serta kelaparan. Apalagi kondisi seperti ini dimana semua pihak berjuang hanya untuk bertahan hidup. 

Kasus Millenium Circus di Italia contohnya. Pemberlakuan lockdown membuat gagalnya agenda pertunjukan sirkus selama pandemi. Dampaknya hewan-hewan terlantar dan kelaparan. Masyarakat hingga menyumbangkan makanan agar bisa dikonsumsi oleh hewan sirkus tersebut (berita selengkapnya klik disini). 

3. Keterbatasan Keterampilan Pemain

Tidak dipungkiri para pemain sirkus umumnya menghabiskan waktu untuk latihan dan tampil di depan pengunjung. Bahkan di Cina ada akademi akrobatik untuk mendidik calon akrobatik handal dari sejak kecil. 

Ada yang telah dididik sejak kecil untuk menjaga keseimbangan badan, memainkan trik sulap dan menciptakan kedekatan dengan hewan dalam atraksi khusus. Selain itu mengingat pemetasan sering berpindah-pindah membuat pemain hanya fokus terhadap latihan saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun