Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Hindari Lowongan Hoaks, Pahami Aturan Ini Terlebih Dahulu

18 Agustus 2021   11:15 Diperbarui: 18 Agustus 2021   20:55 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seminggu lalu ada kejadian tak biasa di perusahaan saya tepatnya di Plant yang berlokasi di Pasuruan, Jawa Timur. Satpam pabrik dari pagi seakan kewalahan menerima surat lamaran yang dikirim ke pabrik. 

HRD pun seakan terbawa situasi panik karena depan pabrik banyak calon pelamar menggunakan pakaian kemeja putih dan celana hitam mengantri ingin menyerahkan surat lamaran langsung sekaligus menunggu panggilan HRD. 

Bahkan ada pelamar yang sudah menunggu sejak pagi sebelum jam operasional. HRD pun mencari tahu darimana si pelamar mendapatkan info lowongan dan diketahui ada yang memposting lowongan di salah satu media sosial.

Kondisi pandemi ditambah tingginya masyarakat yang membutuhkan pekerjaan untuk menyambung hidup seakan dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggungjawab. Terbukti saat itu ada puluhan pelamar yang harus gigit jari karena mengetahui lowongan tersebut palsu. 

HRD turun tangan, info lowongan yang disebar oknum nakal di print, di tempel di gerbang pabrik dan diberi tulisan tambahan HOAX untuk menandakan bahwa lowongan yang disebar di sosial media adalah Palsu atau Tidak Benar. 

Ini adalah kejadian kedua kali ada oknum nakal yang mencatut nama perusahaan dan menyebarkan info lowongan palsu. Entah apa motifnya namun saya justru tertarik sharing bagaimana menghindari info lowongan agar para pelamar bisa cerdas dan selektif agar tidak menjadi korban lowongan Hoax.

Puluhan Pelamar Kerja di Sebuah Perusahaan. Sumber Tuntas Media
Puluhan Pelamar Kerja di Sebuah Perusahaan. Sumber Tuntas Media

1. Lowongan Yang Tidak Spesifik Cenderung Hoax

Saya pernah tertipu lowongan semacam ini saat dulu baru lulus kuliah. Tergiur ada sebuah perusahaan yang membuka lowongan lebih dari 10 posisi dimana lowongan dibuka untuk lulusan mulai dari SD hingga S2.

Nyatanya posisi yang ditawarkan hoax karena perusahaan hanya mencari pelamar sebanyak mungkin untuk mengisi posisi marketing mengingat perusahaan bergerak sebagai perusahaan pialang. 

Apabila perusahaan tersebut baru beroperasional atau membuka cabang baru maka wajar membutuhkan banyak posisi. Namun kita harus patut curiga jika sebuah perusahaan yang lama berdiri membuka lowongan dengan posisi sangat banyak namun tidak memberikan detail kualifikasi. 

Contoh lowongan Staff HRD. Umumnyaakan dijelaskan kriteria yang diinginkan misalkan wanita, usia maksimal 35 tahun, lulusan S1 hukum/psikologi dan minimal pengalaman 1 tahun. 

Ketika muncul lowongan serupa dengan membebaskan siapa saja untuk melamar. Saya mengganggap lowongan ini terindikasi palsu. Perusahaan pasti akan kelimpungan jika menerima ratusan atau ribuan surat lamaran yang tidak sesuai kualifikasi. 

Selain itu perusahaan yang benar butuh seseorang di posisi tersebut berharap mendapatkan kandidat terbaik. Kita patut antisipasi jika perusahaan terlalu menyepelakan hal seperti ini. 

2. Meminta Uang Administrasi

Bukan rahasia umum bahwa ada oknum yang mengatasnamakan karyawan perusahaan atau justru orang dalam yang mengiming-imingi peserta untuk bisa lolos dengan syarat membayar uang administrasi. 

Nominal pun beragam ada yang mulai ratusan ribu bahkan jutaan rupiah. Iming-imingan ini justru menjadi daya tarik bagi pelamar yang memang butuh kerjaan cepat, memiliki imoian kerja di perusahaan tersebut atau malas ikut proses seleksi. 

Ironisnya, banyak calon pelamar merasa tertipu. Ada pelamar yang stres tertipu oknum yang mengaku orang kanan manager HRD perusahaan ternama. Ketika sudah memberikan uang jutaan rupiah, oknum tersebut menghilang dan tidaknbisa dihubungi lagi. 

Lowongan Pekerjaan Palsu Mengatasnamakan PT PLN. Sumber CNBC Indonesia
Lowongan Pekerjaan Palsu Mengatasnamakan PT PLN. Sumber CNBC Indonesia

Kisah serupa juga banyak menghiasi forum pencari kerja. Ada lowongan kerja yang meminta calon pelamar datang untuk sesi interview oleh HRD. Interview dilakukan di sebuah ruko yang berbeda alamat baik dari nama perusahaan ataupun alamat perusahaan yang dilamar. 

Dalih bahwa perusahaan bergerak di ranah outsourcing. Oknum HRD ini mencoba melakukan sesi interview secara normal dengan iming-iming jika diterima bekerja,pelamar akan mendapatkan gaji yang cukup menggiurkan.

Disayangkan oknum HRD meminta pelamar untuk membayar sejumlah uang untuk keperluan administrasi seperti materai,seragam kerja hingga proses ijin ke perusahaan. 

Oknum ini hanya memanfaatkan uang pelamar namun tidak menyediakan lowongan secara benar. Yang ada calon pelamar yang sudah berekspetasi mendapat kerjaan justru makin mengelus dada karena mengeluarkan uang untuk oknum penipu. 

Kita bisa menyiasati dengan meminta pembayaran administrasi atau keperluan kerja setelah mendapatkan gaji pertama. Seandainya oknum HRD menolak dan tetap ingin dibayarkan diawal. Lebih baik ditolak saja karena sudah banyak orang yang menjadi korban oknum HRD nakal seperti ini. 

3. Hindari Lamaran Meminta Pesanan Akomodasi Khusus

Kejadian ini sering terjadi dan menjebak para pelamar kerja yang minim informasi. Sayapun pernah mengalami lamaran abal-abal ini. 

Mendapatkan surat undangan seleksi via email dari perusahaan Pertamina tentu menjadi sebuah kebanggaan. Namun dalam email tersebut ada sesuatu yang mengganjal. 

Pelamar datang ke lokasi seleksi yang diadakan di Pekanbaru. Padahal setahu saya biasanya seleksi skala perusahaan besar pasti di kantor pusat atau Jakarta. Hal aneh lainnya pelamar wajib memesan akomodasi seperti tiket pesawat dan hotel ke agen travel yang ditunjuk. 

Penjelasan Perusahaan PT PGN terkait Lowongan Hoax yang Beredar. Sumber Situs MyRobin
Penjelasan Perusahaan PT PGN terkait Lowongan Hoax yang Beredar. Sumber Situs MyRobin

Infonya pemesanan akan diganti oleh perusahaan setelah selesai tahap selekai. Untungnya saya cepat menyadari bahwa ini seleksi abal-abal dan tidak menjadi korban. Namun ternyata ada beberapa orang yang justru percaya dan merasakan kerugian karena terlanjur memesan dan mentrasnfer uang pemesanan akomodasi tersebut.

Upaya bijak, pelamar bisa menghubungi nomor telepon resmi perusahaan untuk memastikan kembali kebenaran informasi lowongan dan proses seleksi. Ini untuk menghindari kita mengeluarkan dana besar demi sesuatu yang fiktif. 

4. Lowongan Melalui Jobfair Abal-Abal

Pencari kerja banyak yang memanfaatkan sarana jobfair yang diadakan oleh instansi pemerintah, kampus hingga lembaga swasta. 

Pengalaman saya selama mengikuti jobfair khususnya dari lembaga swasta. Ada banyak lowongan fiktif yang sengaja dibuat agar menarik pelamar. Ini karena untuk mengikuti jobfair, ada biaya masuk atau HTM yang harus dibayarkan peserta.

Tidak heran kini jobfairs seakan menjadi cara bisnis dengan memanfaatkan tingginya pengangguran dan para pencari kerja. Saya pun pernah membuat ulasan tentang ini di salah satu artikel. 

Artikel referensi : Jobseeker Jangan Tertipu Job Fair Abal-Abal, Data Diri Perlu Dilindungi

Kecurigaan saya pada jobfair abal-abal karena saat mengikuti jobfair yang diadakan oleh lembaga tersebut beberapa kali. Stand perusahaan justru tidak dijaga oleh perwakilan perusahaan. Hanya ada petugas saja yang menerima lamaran namun tidak tahu detail terkait lamaran yang dibutuhkan atau proses seleksi. 

Alhasil amplop kosong yang sudah disiapkan akan terbuang percuma karena stand tersebut terindikasi "fiktif" hanya untuk menarik minat pelamar datang saja. 

***

Di jaman saat ini banyak orang yang memang berjuang mendapatkan pekerjaan karena situasi pandemi tetap membutuhkan biaya hidup padahal mereka kini berstatus pengangguran. 

Alangkah baiknya pencari kerja mulai selektif dan menyaring informasi dari berbagai sumber untuk memastikan kebenaran lowongan yang disediakan. Jangan sampai berakhir tragis dimana lowongan ternyata Hoax atau yang lebih mengenaskan menjadi korban penipuan oleh oknum nakal. 

4 Hal yang saya jabarkan mungkin bisa jadi pegangan bagi pencari kerja sebelum memutuskan melamar kerja di suatu perusahaan. Meskipun memang tengah berjuang mencari pekerjaan tapi kita harus tetap menjadi sosok cerdas agar tidak tertipu. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun