Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Ingin Jadi Senior Kesayangan di Mata Junior, 3 Hal Ini Dapat Diterapkan di Lingkungan Kerja

30 Juli 2021   16:50 Diperbarui: 3 Agustus 2021   04:00 1537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi senior di kantor | Sumber: freepik.com/godshutter

Ada dialog sederhana yang masih ku ingat tentang penilaian junior pada saya. Saat itu ada sekitar 5 junior yang baru direkrut untuk memperkuat tim marketing yang ada saya di dalamnya. 

"Kalian kalau ada kebingungan, bisa kok sharing dengan beberapa senior di sini", info saya pada mereka

Beberapa dari mereka justru menyampaikan hal tak terduga, "Saya sharing sama Mas Indra aja ya. Soalnya ramah dan mau ngajarin."

Wuaduh, hati saya merasa terbunga-bunga mendapat pernyataan seperti itu apalagi hal itu dikatakan tidak hanya 1 orang. 

Padahal saya tidak melakukan hal istimewa pada mereka hanya sering melibatkan mereka untuk join jikalau saya ada agenda meeting dengan klien serta membimbing buat form seandainya ada customer yang closing saat itu. 

Saya seakan flashback kenangan masa lalu saat dulu semasa junior. Saya pernah merasakan senioritas saat baru pertama kali kerja selepas lulus SMA. Saya dikerjai habis-habisan oleh senior yang membuat rasa kesal dan marah saat itu.

Berkaca pada hal itu, saya berjanji tidak ingin menerapkan senioritas yang mengarah pada mengerjai junior. 

Bagi saya ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menjadi senior baik bagi junior di tempat kerja. Apa saja itu?

1. Jadikan Junior Sebagai Adik Kita

Ada kalanya karyawan baru yang direkrut di kantor merupakan mereka yang baru lulus dengan minim pengalaman kerja ataupun sudah ada pengalaman kerja sebelumnya, namun masih butuh adaptasi di kantor saat ini.

Sebagai karyawan yang lebih lama bekerja di perusahaan, maka sejatinya kita adalah kakak bagi para junior. 

Sebagai senior baik, kita juga perlu menganggap junior layaknya adik sendiri.

Menempatkan mereka sebagai adik, maka sudah tentu kita akan membantu dan mendampingi mereka selama tahap penyesuaian diri.

Saya teringat dulu mengajarkan adik saya membaca dan dengan sabar mendikte kata demi kata agar adik bisa memahami kalimat dengan baik. 

Cara seperti ini juga bisa kita praktekan pada junior. Bukan mendikte layaknya anak yang baru belajar baca namun mengarahkan terkait tugas yang perlu mereka kerjakan dan kuasai.

Tindakan saya yang mengajarkan para junior bagaimana cara mencari customer potensial, menghubungi, melakukan penawaran serta mem-follow up penawaran yang diberikan adalah salah satu bentuk saya membimbing junior.

Saya juga tetap mendampingi mereka ketika menghadapi klien untuk pertama kali. Memberikan masukan terkait hal-hal yang perlu dilakukan dan jangan dilakukan jika meeting dengan klien.

Teringat dulu saat saya bekerja di counter handphone, ada senior yang membantu saya menyakinkan calon pembeli terhadap produk yang ditawarkan. 

Berkat bantuan senior ini, saya bisa closing produk tersebut. Ada rasa senang dan hutang budi pada senior saya ini. Hal yang mengharukan dia mengganggap saya layaknya adiknya sendiri.

2. Jangan Memberatkan Finansial Junior

Adik saya pernah curhat jika dirinya beberapa kali menolak ajakan senior di kantor ketika mengajak dirinya hang out ke mall, cafe atau tempat nongkrong lainnya.

Bukan karena tidak ingin berbaur, namun sebagai karyawan baru dengan status merantau, kondisi keuangan tentu masih belum stabil. Adik saya harus pintar berhemat agar duit yang dimiliki cukup hingga gajian berikutnya.

Ini juga pernah diceritakan oleh seorang teman di kantor. Dulu ketika awal bekerja, para senior di ruangannya mengajak dirinya untuk makan bareng di salah satu mall elit di Jakarta. 

Niat hati ingin menolak karena uangnya tidak cukup untuk memesan makanan yang terbilang mahal. Namun apa daya senior memaksanya untuk tetap ikut.

Untunglah ada senior yang peka dan baik hati dengan mengatakan bahwa saat itu dirinya yang mentraktir rekan kerja saya ini. Dirinya seakan diselamatkan  oleh senior ini.

Bayangkan seandainya tidak ada senior ini, dirinya sudah keringat dingin saat membayar. Mungkin dia akan menahan rasa malu untuk meminjam uang hanya untuk membayar makanan saat itu.

Alangkah baiknya sebagai senior, kita perlu memperhatikan kondisi finansial junior kita jika ingin mengajak si junior untuk suatu hal. 

Jangan sampai kondisi finansial yang terbatas justru kita memaksa si junior untuk join dalam kegiatan yang butuh biaya besar. Yang ada si junior bisa tidak makan berhari-hari karena uangnya habis.

3. Beri Apresiasi Terhadap Kinerja Junior

Bagi junior kadangkala ada perasaan takut jika apa yang dikerjakan tidak sesuai atau ada kesalahan. Ini karena mereka masih meraba-raba dan belajar adaptasi terhadap kerjaan.

Sebagai senior tidak ada salahnya kita memberikan apresiasi kecil sebagai bentuk penghargaan terhadap usaha mereka.

"Good Job Dek"

"Wuah kerjaannya benar dan rapih. Pertahankan ya dek"

"Semangat ya. Aku percaya kamu bisa menyelesaikan tugas kerjaan dengan baik"

Ucapan seperti ini mungkin terlihat biasa saja namun bisa berarti lebih bagi si junior. Rasa percaya diri bisa tumbuh dan merasakan nyaman dengan lingkungan kerja. Kondisi ini sangat dibutuhkan para junior yang baru beradaptasi dan belajar.

Tidak sedikit senior menyalahkan junior ketika ada kesalahan. Junior langsung down dan bisa jadi langsung tidak nyaman dan mengajukan resign. Padahal mereka di awal kerja berharap bisa nyaman dan betah di perusahaan yang merekrut mereka.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun