Saya saat ini bahkan memiliki 3 jenis tabungan berbeda. Tabungan ke-1 untuk payroll gaji sekaligus untuk keuangan sehari-hari. Tabungan ke-2 untuk untuk simpanan traveling mengingat saya hobi bertamasya ketika waktu senggang. Tabunganke-3 untuk masa depan seperti simpanan menikah, membeli rumah atau aset lain.Â
Adanya 3 jenis tabungan ini saya sudah mengatur berapa banyak alokasi dana dari penghasilan yang saya miliki untuk 3 kegiatan utama tersebut.Â
Cara tersebut saya anggap sebagai langkah bijak agar tidak ada pengeluaran dana ekstra akibat salah hitung pengeluaran.Â
Saya akan mengeluarkan kebutuhan sesuai budget yang sudah diporsikan dari masing-masing tabungan.Â
3. Keuangan Terproyeksi Secara Jangka Panjang dan Pendek
Kelebihan lain ketika kita sudah melek finansial adalah kita bisa memiliki proyeksi kebutuhan yang harus dicapai dalam jangka pendek atau panjang.Â
Contohnya proyeksi jangka pendek seperti kita akan menabung untuk traveling saat libur tahun baru di Jepang. Dirinya akan giat menabung selama beberapa bulan untuk mewujudkan impian tersebut.Â
Proyeksi jangka panjang adalah tujuan yang ingin dicapai diatas 5 tahun ke depan. Misalkan sobat Kompasiana memiliki rencana Umroh tahun 2026 maka dirinya akan mencoba mengontrol segala pemasukan dan pengeluaran agar impian tersebut bisa terwujud.Â
Saya salut membaca kisah inspirasi nenek Sunak Mutiha yang berusia 64 tahun dan berprofesi sebagai penjual kacang berhasil menunaikan ibadah haji setelah menyisihkan sebagian rejekinya untik ditabung selama bertahun-tahun (Kisah lengkapnya klik disini).Â
Keberhasilan nenek Sunak Mutiha tentu didasari karena dirinya sudah memiliki proyeksi jangka panjang dan memiliki tekad yang kuat untuk mewujudkannya. Sistem menabung secara perlahan dan konsisten menunjukan bahwa nenek Sunak Mutiha sudah paham sistem pengelolaan keuangan dengan baik.Â
4. Menekan Pengeluaran yang Tidak Perlu atau Over Budget