Seandainya kondisi itu di balikan kepada kita di mana kita menjadi OB/OG mendapat permintaan seperti itu. Apakah kita masih bisa membantu dengan setulus hati atau justru bersungut-sungut karena si staff terlalu kikir.Â
Sungguh indah seandainya kita bersedia memberikan rejeki kita sebagai ucapan terima kasih. Bagi kita mungkin tip seribu atau 2 ribu tidaklah berarti namun bagi mereka bisa sangat bernilai.Â
Bisa jadi uang tip yang kita berikan justru membantu OB/OG membiayai anak-anaknya sekolah, membantu membiayai perawatan orangtuanya yang sakit dan sebagainya.Â
Permudah pekerjaan mereka
Saya pernah meluapkan kekesalan pada staff di kantor karena setiap jam istirahat makan siang. Para staff saling berebut menggunakan peralatan makan yang tersedia di pantry.Â
Ketika selesai digunakan justru mereka meninggalkan peralatan makan yang kotor bertumpuk di wastafel berharap si OB yang akan membersihkan.Â
Saya ingat saat itu langsung membuat catatan peringatan,Â
"Tidak butuh 3 menit untuk membersihkan peralatan makan yang kalian gunakan. Siapa yang pakai, mereka yang harus bersihkan sendiri."
Cara ini ternyata mujarab, keesokan harinya staff di kantor langsung membersihkan peralatan makan mereka masing-masing. Saya ingin mengajarkan bahwa sesama pekerja harus saling membantu dan jangan lepas tangan terhadap tindakan yang sudah dilakukan.Â
Kasihan melihat OB sudah sejak pagi hingga sore membantu pekerjaan yang kompleks seperti menyapu, mengepel, mengantarkan dokumen, membeli perlengakapan kantor, hingga membantu perbaikan jika ada kerusakan di kantor. Alangkah baiknya kita bantu sedikit tugas mereka dengan mengerjakan sesuatu yang masih bisa kita kerjakan sendiri.Â
***
Tiga hal sederhana di atas menurut saya sudah cukup membuat kita memanusiakan profesi OB/OG di kantor. Ingatlah mereka tidak seberuntung kita yang bisa duduk di level staff atau managerial. Jangan anggap rendah profesi mereka dan terkesan memanfaatkan untuk membantu segala kebutuhan kita.Â