Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

"Memanusiakan Manusia", Bentuk Apresiasi untuk Office Boy dan Office Girl

28 April 2021   20:59 Diperbarui: 29 April 2021   07:53 2348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi office boy.| Sumber: tribunjogja/agungismiyanto

Setiap perusahaan atau instansi umumnya mempekerjakan karyawan sebagai Office Boy (OB) atau Office Girl (OG) untuk membantu menjaga kebersihan dan memenuhi kebutuhan kantor.

Profesi ini kian populer ketika ada sinetron komedi (sitkom) Office Boy yang ditayangkan oleh salah satu TV Nasional. Sitkom ini begitu populer karena mengangkat kejenakan para penggiat OB, OG, dan karyawan di sebuah perusahaan TV. Berkat Sitkom ini, keberadaan OB/OG mulai mendapat perhatian publik.

Ada pengalaman tersendiri tentang sosok OB khususnya di kantor saya. Sebut saja namanya Zacky berusia sekitar 28 tahun berperawakan kecil kurus. Sosok Zacky di kantor terkenal rajin dan polos.

Datang ke kantor jam 7 pagi dan mulai membersihkan 3 ruang kantor yang tergolong luas, selesai membersihkan ruangan membantu staff accounting meminta tanda tangan berkas ke beberapa ruang divisi. Siang hari saat jam istirahat disibukkan membeli pesanan makanan/minuman staff kantor dan siang hingga sore melakukan pembersihan sesi kedua. 

Hal menarik ketika teman-teman di kantor menyebut Zacky, Sosok OB Tak Pernah Salah. Istilah ini muncul karena Zacky tipe orang pelupa jika diminta membelikan pesanan. 

Contoh sederhana saya pernah meminta bantuan Zacky beli apel di penjual buah dekat kantor. Karena saya sedang tidak ada selera makan dan ingin makan buah saja. Nyatanya yang datang justru buah Duku. Sadar dirinya salah, Zacky langsung berucap, Buah duku aja Pak lebih enak dan murah. 


Eitss.... saya bukanlah korban pertama. Salah seorang direktur meminta Zacky beli obat sakit kepala di Apotek merk X. Namun yang datang obat warung dan bilang, obat ini lebih mujarab dan murah. 

Direktur saya hanya geleng-geleng kepala namun tetap mau minum obat yang dibelikan. Ada yang nitip ayam bakar yang datang ayam goreng, nitip lauk jangan pedas yang datang justru pedas dan banyak lagi kisah kekeliruannya. 

Apakah kami marah? Selama ini saya melihat tidak ada yang meluapkan marah hingga meledak-ledak. Lebih banyak mengelus dada karena memang Zacky dikenal polos dan memiliki ekspresi memelas sehingga tidak ada yang tega marah padanya. Hanya bisa mensiasati membuat catatan terhadap pesanan namun kadang masih ada kekeliruan. 

Office Boy Yang Melayani Atasan. Sumber Situs PT Sumber Daya Mandiri
Office Boy Yang Melayani Atasan. Sumber Situs PT Sumber Daya Mandiri
Kejadian ini mengajarkan saya bahwa kita perlu tetap memanusiakan orang yang berprofesi tidak seberuntung kita. Ini karena ada banyak kasus ketika orang yang berada di posisi atas bertindak semena-mena kepada bawahan, menanggapi posisi OB/OG sebagai posisi rendah, memberikan pekerjaan secara tidak manusiawi dan sebagainya. 

Apa saja hal yang bisa kita lakukan untuk memanusiakan sosok OB/OG dan memberikan apresiasi khusus terhadap mereka?

Ucapkan 3 Kata Sakti "Tolong, Maaf, dan Terima Kasih"

Tiga kata ini yaitu tolong, maaf, dan terima kasih memang terdengar sederhana namun tidak semua orang mampu mengucapkannya. Hanya orang yang berjiwa besar, berempati besar dan bijaksana yang mampu mengucapkan kata-kata secara tulus. 

Kata-kata ini jika diucapkan dengan tulus seakan menjadi apresiasi tersendiri bagi para OB/OG. Ini karena mereka merasa tidak direndahkan meskipun tugas yang diberikan memang masih menjadi tanggung jawabnya. 

"Tolong ya antarkan berkas ini ke ruang HRD"

"Maaf sudah merepotkan Pak Zacky"

"Terima kasih sudah mau membantu ya"

Kalimat ini berusaha saya ucapkan ketika meminta bantuan OB/OG di kantor. Cara ini sekaligus melatih saya untuk menghargai bantuan orang lain dan tidak merasa sombong atas posisi yang dimiliki di kantor. 

Ada kalanya OB/OG justru akan segan kepada staff kantor yang ramah dan baik kepada mereka. Bahkan seringkali OB saya mengantarkan minuman ke ruangan atau menawarkan bantuan meskipun saya tidak meminta. Ini karena mereka seakan segan karena perlakuan baik kita kepada mereka. 

Jangan Terlalu Kikir dan Egois

Masih ada saja staff kantor yang suka menyuruh OB/OG untuk membelikan keperluan pribadi seperti makanan, minuman, obat, alat tulis, dan sebagainya namun terlalu kikir untuk memberikan tip sebagai upah lelah. 

Staff seperti ini terlalu egois karena memanfaatkan posisi OB/OG untuk memenuhi kebutuhan pribadi yang seharusnya mereka bisa beli atau lakukan sendiri. 

Cobalah untuk memberikan tip kepada OB/OG yang sudah bersusah payah mencarikan kebutuhan kita. Kadang ada anggapan, itu kan sudah tugas dia? Atau kalau dikasih tip nanti jadi kebiasaan. 

Memberikan tip seribu atau 2 ribu rupiah sepertinya tidak akan buat kita jatuh melarat. 

Bayangkan ketika seorang staff pesan makanan melalui aplikasi ojek online. Harga makanan di aplikasi sudah di-up oleh pengembang aplikasi, ada biaya antar yang cukup tinggi serta masih ada biaya service dan lain-lain. Namun kita tidak protes dan tetap membeli meski harga jadi lebih mahal. 

Ironis ketika meminta OB/OG untuk membeli makanan tersebut langsung ke penjual. OB/OG sudah berkeringat karena berjalan kaki atau mengendarai motor saat tengah hari untuk mencarikan makanan tersebut. Namun kita sedikitpun tidak memberikan tip sebagai upah lelah mereka. 

Seandainya kondisi itu di balikan kepada kita di mana kita menjadi OB/OG mendapat permintaan seperti itu. Apakah kita masih bisa membantu dengan setulus hati atau justru bersungut-sungut karena si staff terlalu kikir. 

Sungguh indah seandainya kita bersedia memberikan rejeki kita sebagai ucapan terima kasih. Bagi kita mungkin tip seribu atau 2 ribu tidaklah berarti namun bagi mereka bisa sangat bernilai. 

Bisa jadi uang tip yang kita berikan justru membantu OB/OG membiayai anak-anaknya sekolah, membantu membiayai perawatan orangtuanya yang sakit dan sebagainya. 

Permudah pekerjaan mereka

Saya pernah meluapkan kekesalan pada staff di kantor karena setiap jam istirahat makan siang. Para staff saling berebut menggunakan peralatan makan yang tersedia di pantry. 

Ketika selesai digunakan justru mereka meninggalkan peralatan makan yang kotor bertumpuk di wastafel berharap si OB yang akan membersihkan. 

Saya ingat saat itu langsung membuat catatan peringatan, 

"Tidak butuh 3 menit untuk membersihkan peralatan makan yang kalian gunakan. Siapa yang pakai, mereka yang harus bersihkan sendiri."

Cara ini ternyata mujarab, keesokan harinya staff di kantor langsung membersihkan peralatan makan mereka masing-masing. Saya ingin mengajarkan bahwa sesama pekerja harus saling membantu dan jangan lepas tangan terhadap tindakan yang sudah dilakukan. 

Kasihan melihat OB sudah sejak pagi hingga sore membantu pekerjaan yang kompleks seperti menyapu, mengepel, mengantarkan dokumen, membeli perlengakapan kantor, hingga membantu perbaikan jika ada kerusakan di kantor. Alangkah baiknya kita bantu sedikit tugas mereka dengan mengerjakan sesuatu yang masih bisa kita kerjakan sendiri. 

***

Tiga hal sederhana di atas menurut saya sudah cukup membuat kita memanusiakan profesi OB/OG di kantor. Ingatlah mereka tidak seberuntung kita yang bisa duduk di level staff atau managerial. Jangan anggap rendah profesi mereka dan terkesan memanfaatkan untuk membantu segala kebutuhan kita. 

Cobalah untuk menempatkan diri kita di posisi mereka dimana banyak orang suka bertindak semena-mena dan tidak menghargai pekerjaan yang kita lakukan. Justru itu akan membuat kita sakit hati dan sedih. 

Nah, untuk itulah mari kita lebih bisa memberikan apresiasi khusus kepada OB/OG di kantor. Apresiasi sederhana yang bisa dilakukan dengan melakukan 3 hal di atas 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun