Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

"Memanusiakan Manusia", Bentuk Apresiasi untuk Office Boy dan Office Girl

28 April 2021   20:59 Diperbarui: 29 April 2021   07:53 2348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Office Boy Yang Melayani Atasan. Sumber Situs PT Sumber Daya Mandiri

Ucapkan 3 Kata Sakti "Tolong, Maaf, dan Terima Kasih"

Tiga kata ini yaitu tolong, maaf, dan terima kasih memang terdengar sederhana namun tidak semua orang mampu mengucapkannya. Hanya orang yang berjiwa besar, berempati besar dan bijaksana yang mampu mengucapkan kata-kata secara tulus. 

Kata-kata ini jika diucapkan dengan tulus seakan menjadi apresiasi tersendiri bagi para OB/OG. Ini karena mereka merasa tidak direndahkan meskipun tugas yang diberikan memang masih menjadi tanggung jawabnya. 

"Tolong ya antarkan berkas ini ke ruang HRD"

"Maaf sudah merepotkan Pak Zacky"

"Terima kasih sudah mau membantu ya"

Kalimat ini berusaha saya ucapkan ketika meminta bantuan OB/OG di kantor. Cara ini sekaligus melatih saya untuk menghargai bantuan orang lain dan tidak merasa sombong atas posisi yang dimiliki di kantor. 

Ada kalanya OB/OG justru akan segan kepada staff kantor yang ramah dan baik kepada mereka. Bahkan seringkali OB saya mengantarkan minuman ke ruangan atau menawarkan bantuan meskipun saya tidak meminta. Ini karena mereka seakan segan karena perlakuan baik kita kepada mereka. 

Jangan Terlalu Kikir dan Egois

Masih ada saja staff kantor yang suka menyuruh OB/OG untuk membelikan keperluan pribadi seperti makanan, minuman, obat, alat tulis, dan sebagainya namun terlalu kikir untuk memberikan tip sebagai upah lelah. 

Staff seperti ini terlalu egois karena memanfaatkan posisi OB/OG untuk memenuhi kebutuhan pribadi yang seharusnya mereka bisa beli atau lakukan sendiri. 

Cobalah untuk memberikan tip kepada OB/OG yang sudah bersusah payah mencarikan kebutuhan kita. Kadang ada anggapan, itu kan sudah tugas dia? Atau kalau dikasih tip nanti jadi kebiasaan. 

Memberikan tip seribu atau 2 ribu rupiah sepertinya tidak akan buat kita jatuh melarat. 

Bayangkan ketika seorang staff pesan makanan melalui aplikasi ojek online. Harga makanan di aplikasi sudah di-up oleh pengembang aplikasi, ada biaya antar yang cukup tinggi serta masih ada biaya service dan lain-lain. Namun kita tidak protes dan tetap membeli meski harga jadi lebih mahal. 

Ironis ketika meminta OB/OG untuk membeli makanan tersebut langsung ke penjual. OB/OG sudah berkeringat karena berjalan kaki atau mengendarai motor saat tengah hari untuk mencarikan makanan tersebut. Namun kita sedikitpun tidak memberikan tip sebagai upah lelah mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun