Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

3 Alasan Misi Bawah Laut Sangat Berbahaya

25 April 2021   22:32 Diperbarui: 26 April 2021   00:02 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Permasalahan ini dapat mengancam bagi mereka yang melakukan scuba diving atau penyelamatan untuk tujuan komersil seperti mencari kerang mutiara. 

Layaknya hewan buas di daratan, bawah laut juga dipenuhi berbagai hewan atau biota laut yang dapat mengancam keselamatan. Banyak kasus dimana penyelam diserang oleh hiu, paus, ubur-ubur, gurita raksasa, ikan pari, ataupun ular laut. Jika hewan ini merasa terancam maka biasanya akan menyerang penyelam. Jika terserang hewan ini dan tidak segera diselamatkan maka akan bisa berakibat fatal. 

Selain itu air laut juga bisa mengandung bakteri dan parasit yang berbahaya bagi tubuh si penyelam. Contoh terjangkitnya infeksi Naegleria fowleri atau lebih dikenal dengan amuba pemakan otak. Infeksi ini sangat berbahaya karena menyerang otak manusia dan dapat menyebabkan kematian bagi si korban yang terlambat mendapat pertolongan. 

Air laut juga dapat mengandung bakteri Leptospira yang berasal dari urine hewan. Ketika penyelam tidak sengaja menelan air laut yang mengandung bakteri ini bisa menimbulkan gejala seperti demam tinggi, mata merah, sakit kepala, meriang, diare, muntah-muntah, nyeri otot dan sakit perut, serta munculnya ruam (sumber klik disini). 

3. Ancaman Tipografi Bawah Laut

Seperti yang saya infokan sebelumnya bahwa semakin dalam bawah laut maka suasana akan terasa sangat gelap. Bawah laut juga memiliki tipografi sendiri seperti ada tebing palung ataupun gunung bawah laut. 

Aktivitas yang dilakukan menggunakan kapal selam seperti untuk proses militer atau penelitian perlu memahami tipografi bawah laut. Jangan sampai minimnya penerangan bawah laut justru menyebabkan tabrakan antara kapal selam dengan tebing Palung atau gunung bawah laut. 

Situasi ini akan sangat berbahaya karena berpotensi menyebabkan keretakan pada kapal dan yang berbahaya jika terciptakan ledakan akibat tabrakan tersebut. Kondisi ini tentu akan mengancam keselamatan awak kapal. 

Meski keretakan kapal berukuran kecil mengingat tekanan bawah laut sangat besar maka peluang kebocoran akan menjadi besar. Hal yang paling menakutkan jika kapal mengalami ledakan di bawah laut atau terbelah karena terbentur benda keras, peluang selamat akan sangat kecil.

Inilah alasan mengapa segala aktivitas bawah laut harus dilakukan oleh orang yang profesional dan terlatih. Apabila terjadi sesuatu di bawah laut, diharapkan mereka mampu segera tanggap untuk memperbaiki dan mencari solusi terhadap suatu kejadian. 

Saya sendiri pun menganggap segala misi penyelaman bawah laut memiliki resiko yang tinggi. Harapannya tidak ada lagi kejadian seperti yang dialami KRI Nanggala kedepannya. Meski kita sadar bahwa nyawa sudah ditakdirkan oleh Sang Pencipta namun kita harus tetap berusaha meningkatkan keselamatan diri terhadap segala kemungkinan yang terjadi di bawah laut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun