Kasus puber lain yang justru perlu kita dukung adalah ketika orang tua kita (ayah dan ibu) malah lebih romantis satu dengan lainnya. Ingatkah kita tentang kisah cinta Bapak Habibie dengan Ibu Ainun. Justru sikap keduanya yang semakin romantis ketika memasuki usia tuanya membuat banyak masyarakat terpana dan iri.Â
Nyatanya masih ada puber kedua yang menciptakan sisi positif. Ada beberapa postingan di sosial media tentang kisah cinta abadi sepasang orang tua. Memasuki usia tuanya mereka masih bisa bersikap romatis dan saling mensupport layaknya saat pertama kali pacaran.Â
Pada kondisi ini, respon saya tentu akan mendukung 100 persen pubertas orang tua. Meskipun ketika memasuki usia tua justru bersikap layaknya ABG namun selagi itu ditujukan kepada pasangan hidupnya tentu terasa lebih romantis ala romeo-juliet.Â
***
Pubertas kedua yang dialami orang tua memang akan berbeda satu dengan lainnya. Ada yang bisa mengarah ke sisi positif namun ada juga yang ke negatif.Â
Sikap kita sebagai anaknya atau anak muda yang ada di sekitarnya perlu dituntut untuk berpikir bijak. Kasus yang menimpa rekan kerja yang digoda senior lebih tua.Â
Meskipun ada perasaan tidak nyaman namun kita tetap harus memberikan respon yang bijak dan tidak menyakiti perasaannya. Ini karena bisa jadi ketika kita memasuki seusianya justru mengalami hal yang sama.Â
Mungkin para sesepuh Kompasianer yang sudah melewati Puber kedua bisa ikut sharing tentang kisah dan pengalamannya. Bisa jadi dapat menjadi inspirasi bagi pembaca khususnya anak muda yang galau menghadapi para orang tua yang tengah memasuki masa puber kedua.Â
Semoga bermanfaat
--HIM--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H