Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Susahnya Jadi Komentator Olahraga Antara "Kias Bahasa Menarik" dan "Rusaknya Diksi Bahasa"

23 April 2021   20:05 Diperbarui: 23 April 2021   20:38 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komentator Olahraga Yang Sedang Memandu Pertandingan. Sumber Situs RuangHR

Ada seorang anak kecil menonton pertandingan bola. Tiba-tiba si anak bertanya, Jebret itu apa ya? Tendangan antar benua itu apa ya? Tendangan LDR itu apa ya? 

Jujur saja saya baru mendengar istilah itu ketika menonton olahraga dan sering diucapkan oleh komentator olahraga. Ketika saya jelaskan pun ada rasa mengganjal di hati karena istilah itu memang terasa asing dan tidak semua kondisi bisa diucapkan. 

Kita sadar generasi muda saat ini sangat mudah meniru apa yang dilihat dan didengar. Ketika mereka mengganggap istilah nyeleneh itu menarik dan akhirnya meniru. Ini bukan kondisi yang bagus bagi perkembangan bahasa Indonesia. 

Berapa waktu lalu sempat dihebohkan komentator olahraga menggunakan diksi kalimat yang menjurus melecehkan perempuan. Adapun ulasan komentator tersebut yang saya kutip dari berita online (klik disini) sebagai berikut. 

Sementara kita lihat, ini dia, saya melihat ada sesuatu yang menonjol tapi bukan bakat, bung. Ada yang besar tapi bukan harapan, Bung Erwin,"

Saya saja sebagai kaum pria merasa ucapan kalimat sang komentator tidak terpuji karena kalimat tersebut terlontar ketika kameraman mengarahkan kamera ke penonton wanita di tribun. 

Ini adalah contoh kecil dimana penggunaan diksi bahasa bisa menjadi racun yang tidak mendidik. Apalagi jika kata-kata komentator seperti ini ditiru oleh generasi muda yang tidak melakukan filter informasi dan nilai edukasi. 

***

Profesi komentator olahraga memang memiliki peran yang berat dan besar. Selain dituntut untuk memberikan informasi dan menghidupkan suasana pertandingan namun disisi lain ada tanggung jawab moral serta edukasi yang patut dijaga. 

Tidak ada salahnya jika tetap melakukan evaluasi terhadap komentar yang terlontar. Tujuannya agar bila terdapat diksi bahasa yang kurang baik agar bisa dikurangi atau bahkan diganti dengan diksi bahasa lain yang lebih baik. Harapannya agar lebih banyak madu yang dihasilkan daripada racun dalam setiap kata yang diucapkan. 

Semoga komentator olahraga di Indonesia bisa semakin bijak dan berkarya positif untuk mendukung kemajuan olahraga tanah air. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun