Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ledakan Bom dan Ledakan Pahala, Dua Sisi Berbeda dalam Suasana Ibadah di Gereja

28 Maret 2021   20:25 Diperbarui: 28 Maret 2021   22:13 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rekaman Situasi Ledakan yang Diduga Bom di Gereja Katedral Makassar. Sumber Tribunnews

Pagi tadi adik paling bungsu mengirimkan pesan melalui WhatsApp Grup keluarga. Dirinya menginfokan serasa diberi umur panjang karena telah diselamatkan atas kejadian meledaknya sesuatu yang diduga bom di dekat Katedral Makassar. 

Kami para kakaknya kaget bahwa adik saya paling bungsu ini habis merayakan Misa minggu Palma di Katedral tersebut dan ketika ibadah selesai. Adik saya segera menuju pintu keluar gereja untuk balik ke kosannya. Selang beberapa menit setelah meninggalkan gereja, barang diduga bom meledak di dekat gereja tersebut. Dirinya masih syok dan seakan tidak percaya hal ini terjadi disekitarnya. 

Sejatinya teror terhadap tempat ibadah bukanlah hal baru di Indonesia. Ada oknum yang ingin memecahbelah persatuan dengan mengiring ketakutan umat dengan dalil sentimen agama. Saya prihatin gereja sering menjadi sasaran oknum teroris sebagai lokasi teror. 

Apa saya ada trauma beribadah di gereja sebagai umat Kristiani? 

Jujur saya masih ada rasa ketakutan sendiri ketika tengah beribadah di gereja. Meskipun kini pengawasan di sekitar sudah diperketat dengan adanya pemeriksaan dan pendataan terhadap umat yang akan masuk ke gereja untuk menjamin keamanan umat. Nyatanya kejadian teror bom di Gereja masih sering terjadi.

Ada rasa paranoid ketika di dalam gereja muncul seorang umat membawa tas dan menggunakan jaket duduk di sekitar saya. Saya tidak menampik tetap ada rasa was-was apakah aman duduk di dekat orang tersebut. Ini juga mungkin dirasakan umat lain saat itu karena ada gerak tubuh yang seakan menjelaskan kewas-wasan seperti yang saya rasakan. 

Seorang atasan di kantor yang juga Kristiani bahkan sangat ketakutan ketika mendengar pemberitaan bom di Gereja. Pernah suatu ketika saat dirinya dari Jakarta ke Surabaya mendapatkan tugas untuk mendampingi saya dalam meeting dengan klien besar. 

Ketika baru sampai di Surabaya dan mengajak saya untuk diskusi persiapan meeting. Tiba-tiba ada berita bom bunuh diri yang terjadi di 3 gereja di Surabaya. Ketika itu juga atasan saya berniat balik dan ingin reschedule agenda meeting. Dirinya bercerita karena seringnya muncul berita ledakan bom di gereja, ia sempat takut untuk ibadah langsung di gereja. Ini cerminan bahwa memang teror di tempat ibadah menghantui sebagian umat. 

Hal luar biasa ada nasehat teman meneduhkan hati saya. Dirinya mengatakan, "Percayalah Tuhan akan menjagamu. Seandainya engkau menjadi korban atas tindakan teroris di dalam rumah Tuhan. Maka tentu Pahalamu akan besar di Surga"

Saya mengingat kembali kutipan ayat di salah satu Injil yaitu Matius 5:11-12 yang berbunyi,

Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnah kan segala yang jahat. Bersukacitalah dan Bergembiralah, karena upahmu besar di Sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.

Nasehat dan kutipan ini seakan menjadi penyemangat saya sekaligus pondasi keberanian saya untuk beribadah di gereja. Nyawa manusia sudah digariskan oleh Sang Pencipta. 

Jangan sampai ketakutan ibadah di gereja karena khawatir terjadi ledakan dan dirinya menjadi korban justru menjadi ketakutan yang merugikan diri sendiri. Ketakutan yang membuat kita jauh dari Tuhan dan lebih memilih untuk mencari aman terkait keselamatan dirinya. 

Tidak ada yang menjamin nyawa manusia. Bisa jadi kamu takut ke gereja karena khawatir ada bom justru takdir menggariskan nyawamu justru hilang karena tertabrak motor di jalan atau tersedak ketika makan. 

Andaikata hal terburuk terjadi ada teror dirumah ibadah dimana kita tengah beribadah disana. Saya akan mengganggap ledakan bom atau teror yang muncul justru menciptakan ledakan pahala juga bagi umat di tempat ibadah tersebut. 

Ledakan pahala pertama, seperti yang hari ini terjadi pada adik bungsu saya. Dirinya yang tengah berada di sekitar gereja ketika ada ledakan terjadi di sekitar Katedral Makassar. Adik saya tidak henti mengucapkan syukur dan puji-pujian kepada Tuhan. Dirinya merasa Tuhan sangat baik melindungi dirinya dan masih diberikan ukur yang panjang dengan tidak menjadi korban. 

Saya mengganggap adakalanya cobaan muncul bisa menjadi cara kita semakin dekat dengan Sang Pencipta. Kita akan langsung bersyukur dan merasa diberkati jika cobaan tersebut bisa kita lalui atau Tuhan serasa memberikan jalan lain agar kita terbebas dari cobaan tersebut. 

Pahala Kedua, kita semakin sadar bahwa Jodoh, Maut dan Rejeki ada di tangan Sang Pencipta. Artinya tidak ada yang perlu disombongkan atau dikhawatirkan secara berlebihan. Nyatanya jika Tuhan sudah menakdirkan kita akan selamat meski ada bom yang terjadi di depannya. Maka dirinya pasti akan selamat. Kita tidak akan bisa menghindar dari segala yang sudah ditakdirkan ke kita. 

Pahala ketiga, seandainya kita menjadi korban atas kejadian tersebut. Tentu akan indah ketika kita gugur di rumah Tuhan dan tengah beribadah memuliakan diri-Nya. Genaplah kutipan Injil yang saya tuliskan sebelumnya bahwa Tuhan menjanjikan akan ada pahala besar di Sorga. Kita umat beragama tentu sangat mengharapkan akan menerima banyak pahala yang bisa membuat kita masuk surga saat meninggal nanti. 

Meski banyak sekali muncul teror di rumah ibadah. Janganlah membuat hati dan nyali kita ciut dan menjauhkan diri dari Tuhan. Justru ketika kita semakin percaya pada kuasa Tuhan, saya percaya kita akan selalu mendapat lindungan-Nya. 

Tulisan ini saya buat hanya untuk pengingat diri bahwa saya tidak boleh dikalahkan oleh rasa takut ketika ingin beribadah di Gereja. Ini karena tujuan oknum teroris adalah untuk menciptakan rasa takut itu. Ketika saya tetap semangat dan tidak takut, nyatanya usaha si peneror telah gagal. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun