Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Banyu Anjlok, Si Mutiara Tersembunyi di Malang Selatan

4 Maret 2021   11:25 Diperbarui: 4 Maret 2021   12:18 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya ingat lagi bahwa kita satu rombongan pasti akan ada suka dan duka. Hati harus ikhlas dan menikmati saja apalagi jangan sampai masalah kecil menjadi runyam dan suasana wisata menjadi tidak nyaman. Kita harus saling memaklumi dan sabar saja. Setelah saling bertemu di persimpangan PT Pindad, kami lanjutkan perjalanan menuju arah Dampit.

Jalan ke arah Dampit akan banyak ditemukan jalan yang berliku-liku sedikit menanjak. Saya ingat dulu saat study tour dari Bali ke Malang melewati jalan ini, saya sempat mabuk dalam bus karena jalannya berliku-liku. Untunglah saat itu kami menggunakan motor jadi saya tidak merasakan suasana mual ketika melalui jalan berliku-liku.

Mengandalkan maps, kami mengikuti arahan menuju Banyu Anjlok hingga harus berbelok di persimpangan jalan. Suasana berubah menjadi lebih sejuk karena jalan yang kami lalui kini lebih ke daerah dataran tinggi ala perbukitan. Konsentrasi harus tetap utama mengingat jangan sampai kita terlena dengan pemandangan yang indah namun pikiran tidak konsentrasi saat berkendara. Akan banyak ditemukan jalan berbelok tajam dan menanjak sehingga jika tidak konsentrasi maka khawatir bisa tertabrak kendaraan dari arah berlawanan atau bahkan terperosok dalam jurang.

Ingatlah kondisi kendaraan harus prima khususnya kampas rem dan ban. Ada alasan khusus mengapa saya memberikan nasehat ini karena ada satu kisah selama perjalanan yang membuat hati sedikit deg-degan.

Tengah hari kami beristirahat di sebuah warung dengan pemandangan sawah di sekelilingnya. Ada pertanyaan dalam benak kami apakah jalan yang kami lalui sudah benar mengingat jalan kini sudah memasuki areal persawahan. Setelah bertanya dengan pemilik warung ternyata jalan yang kami lalui sudah benar.

"Nanti giliran lewat jalan setapak di sawah terus ikuti saja jalan itu maka akan sampai ke Banyu Anjlok. Tapi hati-hati ya mas" nasehat ibu si pemilik warung?

"Hati-hati kenapa bu?" Tanya seorang peserta heran

"Banyak yang kecelakaan disana karena jalannya masih berbatu dan terjal" Jawab si ibu

Saya melihat sekilas jalan di depan mata sudah mulai terasa berat. Melewati pematang sawah secara bergiliran karena hanya cukup untuk 1 motor sehingga bila ada motor lain yang melintas dari arah berlawanan. Salah satu harus mengalah dan memberikan kesempatan kepada motor lain untuk melintas. 

Ternyata untuk wisatawan yang mengendarai mobil, arah yang disarankan ternyata berbeda. Ada persimpangan jalan yang sempat kami lewati, pengendara mobil harus menuju satu pantai karena untuk ke Banyu Anjlok tidak bisa menggunakan kendaraan mobil. Wisawatan akan diarahkan menyewa perahu nelayan jika ingin menuju Banyu Anjlok yang tentu saja biaya akan semakin membengkak.

Tiba-tiba seorang bapak bersama istrinya melintas balik arah. Tubuhnya sudah kotor terkena tanah. Ternyata motor si bapak terjatuh saat akan menanjak ke arah Banyu Anjlok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun