Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Surat Kasih untuk Sahabat Masa Kecilku

2 Februari 2021   22:43 Diperbarui: 2 Februari 2021   22:51 1699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Persahabatan Masa Kecil. Sumber Magazine Job-Like

Wahai sahabat masa kecilku, 

Ku coba mengingat kembali kapan kali pertama kita bertemu. Ehm, pikiranku mengantarkan pada memori saat aku duduk di kelas 1 SD melalui sebuah kejadian unik. 

Sore itu ku asyik bermain bulu tangkis bersama kakak di tempat yang cukup jauh dari rumah. Tiba-tiba shuttlecock bulutangkis tersangkut di dahan pohon. 

Melihat hal itu ada anak seusiaku datang membantu mengambilkan shuttlecock dengan melemparkan sandal ke atas dahan. Sebenarnya itu hanyalah kejadian kecil karena sejatinya kita masih belum saling mengenal. 

Takdir Tuhan sungguh luar biasa. Kita dipertemukan kembali saat ku duduk di kelas 2 SD Mardiyuana Serang. Ternyata dirimu adalah kakak kelas yang harus mengulang di kelas yang sama. Tidak hanya itu ketika keluargaku pindah rumah entah mengapa rumah baruku bersebelahan denganmu. 

Ada circle unik yang ditakdirkan Tuhan. Kakak pertamamu adalah teman Pamanku, Kakak keduamu berteman baik dengan kakakku dan kita pun jadi teman akrab di sekolah maupun di rumah karena tumbuh di lingkungan yang sama. 

Ingatkan jika dulu kita selalu bermain bersama, berangkat dan pulang sekolah pun bersama. Berjalan kaki melewati GOR Kota Serang, menyeberang jalan besar, menelusuri sawah hingga sampai di rumah masing-masing. Aktivitas rutin yang kita lakukan setiap hari. 

Wahai sahabat masa kecilku,

Andai kau baca tulisanku ini, masih ingatkah masa dimana setiap pulang sekolah. Kita mampir ke sebuah TK untuk bermain dan mengerjakan tugas sekolah. Kita sepakat bahwa jika ada PR harus dikerjakan setelah pulang sekolah di taman TK agar sore hari bisa bebas bermain tanpa ada beban. 

Masih ingatkan kita sering bermain kelereng di halaman rumahku, menangkap capung di lapangan luas dan bermain Nitendo bersama?

Masih ingatkah saat aku malas pergi ke sekolah karena ingin bermain kelereng, ku titipkan surat ijin tidak masuk kelas padamu dengan alasan sakit? Namun ternyata dirimu cerita ke teman kalau aku sebenarnya asyik bermain kelereng dengan tetangga rumah dibandingkan ke sekolah. 

Lucu jika diingat ketika aku marah padamu karena hal tersebut. Rasa kesalku membuatmu menghindar untuk pulang sekolah denganmu. Ku memilih berjalan menjauh di belakangmu karena rasa emosi.

Entah kenapa dirimu bersembunyi di balik pohon dan tiba-tiba muncul dan berkata, maafkan aku sambil menunjukkan jari kelingking untuk berdamai. Kelakuan yang lucu jika diingat sebuah keluguan anak kecil. 

Kita layaknya anak kecil yang telah menjadi sahabat. Ada tawa, ada kesal, ada permusuhan namun anak kecil tetaplah anak kecil. Dirinya akan lupa jika sedang marah dan akan segera berbaikan lagi.

Wahai sahabat masa kecilku, 

Ada rasa terharu yang tidak bisa ku hilangkan. Dirimu adalah saksi ketika keluargaku tengah terpuruk. Kondisi dimana keluargaku berada di titik terendah. Kehidupan yang semula tampak normal namun berubah semenjak ayahku tidak ada. 

Aku ingat harus pindah rumah ke sebuah kontrakan kecil yang letaknya sangat jauh. Kamu meminta padaku untuk main ke rumahku yang jaraknya jauh untuk anak kecil seusia kita hanya untuk menyapa keluarga ku. Itulah momen dimana aku merasa telah menemukan seorang sahabat baik.

Entah kenapa dari semua teman SD saat di Mardiyuana Serang aku hanya ingat 2 nama saja dan salah satunya dirimu, sahabatku Abdul Syukur. 

Kelas 4 SD disaat ku harus pindah ke Bali mengikuti orang tuaku. Kepindahan ku pun terasa mendadak. Tidak ada kata perpisahan kepada teman-teman saat itu termasuk kepada dirimu. 

Wahai sahabat masa kecilku, 

Meskipun kita hanya berteman sebentar namun dirimu adalah sahabat terbaik masa kecilku. Orang yang mensupport aku disaat aku tengah terpuruk. 

Sudah ku coba mencari dirimu melalui Facebook ataupun instagram hingga jaringan pertemanan sekolah namun nyatanya usahaku belum membuahkan hasil. Seringkali aku dan kakakku bercerita ingin mengunjungi sahabat masa kecil kami ini namun apa daya belum dapat terwujud. 

Dipikiranku saat ini muncul harapan mungkin melalui tulisan ini dibaca oleh sahabat masa kecilku di Serang. Entah dirinya berada dimana sekarang. Terimakasih sudah mau menjadi sahabatku selama aku ada di Serang, Banten semasa SD dulu.

Kompasiana, please do your magic to find my old friend

Nama sahabatku Abdul Syukur. Dulu kami bersekolah di SD Mardiyuana Serang sekitar tahun 1996/1997. Terakhir bertemu saat duduk kelas 4 SD karena saya harus pindah ke Bali mengikuti Ibu

Notes : 

Tulisan saya ini sekaligus untuk mengikuti lomba blog yang diadakan oleh Kompasianer Jogja (KJOG) dengan tema Surat Kasih untuk yang Tercinta sebagai Event KJOG. 

Lomba blog ini terselenggara dengan bekerja sama dengan @komoeloo dan Hotel D'Senopati Yogyakarta (@dsenopatimalioboro). 

Hotel D'Senopati sendiri merupakan hotel yang di desain untuk bisnis dan wisata sehingga menawarkan suasana yang tenang dan tentu saja pemandangan dan fasilitas yang menawan. Berharap bisa terpilih sebagai pemenang acara Event KJOG agar bisa mendapatkan hadiah voucher staycation di Hotel D'Senopati Yogyakarta. 

Ayo ikutan juga sahabat Kompasiana

#DsenopatixKJOG #dsenopatimalioboro

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun