Ada sebuah iklan dari negara tetangga, Thailand yang sangat menginspirasi dan menjadi salah satu iklan favourite saya. Iklan ini cukup populer dan banyak dibagikan melalui sosial media seperti facebook, instagram, twitter maupun youtube. Iklan tersebut tentang memberi tanpa pamrih, menolong setulus hati.
Hati saya merasa tersentuh dengan cara seorang pria berbuat baik untuk orang disekitarnya. Upps ternyata kebaikannya juga diberikan kepada hewan yaitu anjing yang selalu datang disaat dirinya sedang makan. Si Anjing berharap mendapatkan sisa makanan serta tumbuhan yang layu karena tidak ada yang memperhatikan untuk sekedar menyirami tumbuhan tersebut. Dirinya berusaha membantu sebisa mungkin meski kondisinya bukan kaya secara finansial.Â
Satu adegan yang cukup menyentuh adalah ketika pria tersebut bertemu dengan seorang ibu pengemis dengan mengajak anaknya mengemis disalah satu sudut jalan dengan dalih memohon sedekah untuk pendidikan si anak. Dirinya berusaha membantu memberi sumbangan meskipun sebenarnya dirinya hidup secara sederhana.Â
Setiap saat bertemu dengan pengemis tersebut, dirinya tetap memberikan sebagian uangnya. Ada raut malu tampak dari si anak pengemis dan seseorang pemilik toko yang melihat seakan mengisyaratkan sebagai tindakan yang mubazir. Tidak ada rasa pamrih hanya berniat membantu sebisa mungkin. Akhirnya dirinya terkejut melihat si anak pengemis muncul dengan pakaian sekolah. Dirinya terharu bahwa bantuannya bermanfaat bagi si anak pengemis. Tidak hanya dirinya namun saya yang menonton pun ikut terharu. Cuplikan video saya sertakan di bawah
Ada nilai penting yang saya petik. Sifat dermawan seperti  video diatas tentu susah terjadi seketika. Karakter seperti ini biasanya sudah tertanam pada dirinya sejak kecil. Peran orang tua menjadi besar untuk menumbuhkan karakter tersebut pada anak sedari dini. Saya percaya bahwa ketika orang tua mampu menumbuhkan karakter dermawan pada anak, kelak anak tersebut akan dicintai orang sekitar dan tentu saja pahala yang berlimpah untuk anak dan orang tua.
Ada beberapa cara bijak yang saya nilai bisa menjadi bentuk penanaman karakter dermawan pada anak. Apa saja itu?
#1. Berbagilah dengan anak panti
Ketika anak berulang tahun, orang tua ingin memberikan perayaan yang mewah dan berkesan untuk anak. Tidak heran orang tua rela mengadakan pesata ulang tahun mewah dengan mengundang teman si anak, kerabat ataupun tetangga. Tidak ada yang salah namun orang tua dapat juga mengajarkan kepada anak untuk melihat anak seusianya yang tidak seberuntung dirinya.
Mereka yang tinggal di panti asuhan harus terbiasa makan dan minum seadanya, tidak bisa merasakan kue tart saat berulang tahun, bahkan makan daging ayam atau sapi mungkin hanya hitungan jari. Ajarkan pada anak jika di hari ulang tahunnya untuk dirayakan di panti dan berbagi kebahagian dengan mereka yang kurang beruntung.
Anak bisa jadi justru senang bertemu dengan banyak anak seusianya dan antusias di acara ulang tahunnya. Mereka dapat bercanda ria bersamaserta merasakan sajian yang bagi anak panti terasa mewah. Mungkin tidak akan ada banyak kado yang diterima namun justru doa tulus anak panti jauh lebih bermakna dan berharga dibandingkan puluhan atau ratusan kado yang diterima.Â
Saya memiliki teman yang berusaha setiap ulang tahunnya dirayakan bersama anak panti. Bahkan dirinya menularkan hal positif ini kepada para sahabatnya. Kini setiap mereka merayakan suatu sebagai rasa syukur lebih memilih untuk dirayakan bersama anak-anak panti disekitarnya. Satu tindakan yang menginspirasi bagi saya.
#2. Ajarkan anak untuk tidak pelit
Suatu hari saya pernah melihat seorang ibu yang mengajarkan nilai baik kepada anaknya tentang berbagi. Saat itu anaknya tengah bermain dengan anak seusianya. Si Ibu memberikan sepotong roti atau cemilan (saya agak lupa) dan meminta anaknya untuk berbagi kepada teman bermainnya. "Ayo kakak, kuenya dibagi ya buat temannya!"ujar si ibu.
Seketika si adik kecil itu membagi dua makanannya dan mendatangi temannya serta memberikan sebagian makanan untuk dimakan bersama. Saya merasa ibu anak itu melakukan hal yang sangat luar biasa. Dirinya berusaha mengajarkan artinya berbagi kepada anak sedari kecil.Â
Teman saya yang kini telah menjadi seorang ibu sering beraksi seperti ingin meminta makanan kepada anaknya. Contohnya ketika anak dibelikan ice cream kesukaannya. Si ibu bereaksi seperti ingin meminta, "mama minta dong?". Permintan ibu ini hanya mengajarkan si anak untuk berbagi. Senang rasanya melihat respon si anak yang membagikan ice cream tersebut kepada ibunya walaupun saya tahu itu adalah ice cream kesukaannya.
Dari hal kecil seperti ini, si ibu mendidik anaknya untuk tidak pelit. Meskipun saat itu si anak masih balita dan belum tahu makna berbagi namun saya percaya jika cara didik orang tua seperti ini akan membekas dan tertanam pada diri si anak kelak.
Ketika orang tua tidak mengajarkan berbagi kepada sesama. Ada kecenderungan kelak si anak akan memiliki karakter kikir dan pelit bahkan untuk hal sepele. Dulu saat masih usia sekolah, ketika melihat teman yang pelit dan terkesan tidak mau berbagi secara otomatis banyak teman seusianya yang menjauh. "Jangan ditemani, dia itu pelit banget", ucapan ini sering dilontarkan seorang anak kepada temannya yang dianggap pelit. Jangan sampai kelak anak merasakan hal seperti ini dijauhi teman karena terlalu perhitungan dan pelit.
#3. Ajarkan Bersedekah Melalui Tangan Si Anak Langsung
Bagi yang beragama Kristen tentu tidak akan asing dengan kotak/kantong persembahan yang akan diberikan petugas gereja di saat beribadah. Kotak atau kantong persembahan akan diputar sehingga umat dapat memasukan uang persembahan secara bergantian.
Saya suka memperhatikan reaksi orang tua yang mengajak anaknya saat beribadah. Ada yang cuek, ada yang orang tua saja yang memberikan persembahan namun ada orang tua yang mengajarkan anak untuk memberikan persembahan dari tangannya langsung.
Meskipun si anak belum memiliki uangnya sendiri, orang tua akan memberikan selembar uang dan membiarkan anaknya sendiri yang memasukan dalam kantong tersebut. Saya pernah melihat seorang ibu yang mengarahkan tangan anaknya yang masih balita untuk memasukan uang ke kantong persembahan. Dalam hati saya berharap bisa melakukan hal tersebut juga.
Saya percaya di agama lain pun ada juga ada persembahan seperti ini. Biasanya saya melihat selalu ada kotak amal yang ditempatkan di pintu masjid. Selagi bisa ajarkan anak untuk bersedekah melalui tangannya langsung agar kelak ketika beranjak remaja atau dewasa sudah paham bahwa kita perlu menyisihkan sedikit rejeki untuk tempat ibadah atau orang yang membutuhkan.
#4. Beritahukan Manfaat Sedekah Pada Anak
Mungkin anak akan bertanya, Pah/Mah, kenapa sih kita harus kasih makanan/uang ini kepada orang lain? Momen seperti ini tepat untuk diberikan penjelasan tentang manfaatnya berbagi. Contohnya bisa diinformasikan bahwa dengan rajin bersedekah maka nanti tabungan pahala di surga akan bertambah. Ketika kita memberikan uang kepada orang yang sedang susah maka kelak ketika kita mengalami kesusahakan juga pasti dibantu orang lain. Atau dengan membantu orang lain kita akan banyak memiliki teman dan dicintai banyak orang.
Adanya banyak manfaat positif yang kita informasikan kepada anak terkait sifat dermawannya maka anak akan mulai membiasakan diri untuk selalu membantu orang lain. Ini karena anak cenderung memiliki rasa tahu yang tinggi dan menjadi pengingat yang kuat apabila mendapatkan informasi penting dari orang terdekatnya seperti orang tua atau guru.
Itulah beberapa langkah bijak  yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mengajarkan sifat dermawan kepada orang disekitarnya. Harapannya kelak dengan sifat dermawan ini membuat anak menjadi sosok yang baik, dicintai banyak dan tentu saja berlimpah pahala untuk anak dan orang tua kelak.
Semoga bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H