Belakangan ini sosok Mbak You menjadi sosok yang viral karena terkait ramalannya tentang terjadinya musibah pesawat jatuh di tanah air di tahun 2021 dengan menyertakan warna merah dan biru sebagai tanda. Netijen mengkaitkan ramalan tersebut dengan musibah jatuhnya Sriwijaya Sj182 rute Jakata-Pontianak pada 9 Januari 2021.
Sontak Mbak you menjadi viral seketika di tengah masyarakat dan menjadi sosok yang banyak dicari netijen maupun awak media terkait kebenaran ramalan tersebut atau menanyakan seputar penerawangannya dikemudian hari. Pro dan Kontra kian berkecamuk.
Bagi yang Pro menganggap bahwa ramalan adalah anugerah yang diberikan Tuhan kepada seseorang agar menjadi pertanda sebuah kejadian dikemudian hari. Tidak sedikit yang Kontra menyatakan bahwa ramalan adalah termasuk hal syirik dan harus di hindari.
Jauh sebelum kemunculan sosok Mbak You, masyarakat Indonesia cukup familiar dengan beberapa sosok yang dianggap sebagai peramal.
Sebut saja di Indonesia terdapat Mama Lauren, Mbah Mijan, ataupun Wirang Birawa yang sering menyatakan penerawangannya seputar kehidupan artis hingga problematika yang terjadi di tanah air.Â
Kita pernah mendengar Ramalan Jayabaya yang merupakan Raja Kerajaan Kediri yang memprediksi banyak yang yang terjadi di tanah air. Ramalannya seperti nusantara akan dipimpin oleh 1 raja (dalam hal ini presiden) hingga adanya transportasi seperti kereta api dan pesawat dimana pada masa itu akan susah untuk dipahami.
Tidak hanya itu ada juga sosok peramal terkenal di dunia seperti Baba Vanga asal Bulgaria. Ramalannya seputar terjadinya peristiwa 9/11 yang menimpa Amerika Serikat hingga terpilihnya Barack Obama sebagai Presiden AS sempat menggemparkan dunia internasional.Â
Dirinya yang buta dianggap mampu memberikan penerawangan yang dianggap tepat saat ini. Sosok Nostradamus juga dikenal sebagai peramal ulung. Melalui bukunya Les Propheties, dirinya memprediksi banyak hal termasuk kemunculan Adolf Hitler.
Tanpa kita sadari dunia ramal-meramal sudah banyak melekat di sekitar kita. Saya teringat ketika masa kecil dulu ada celotehan ramalan seperti melihat kuku jari tangan. Jumlah anak kita dimasa depan akan terlihat dari jumlah bintik putih.
Seketika masa itu banyak yang tertawa lepas mengetahui jumlah bintik putih di kuku jari tangan. Ada 3 berarti nanti setelah dewasa akan punya 3 anak. Jika tidak ada bintik putih artinya akan mandul.Â
Contoh lainnya, seorang ibu yang menakuti anak perempuannya jika menyapu tidak bersih maka saat dewasa nanti akan punya suami kumisan. Mengupas kulit apel jangan sampai terputus karena jika terputus nanti hubungan dengan pasangan juga akan putus. Beberapa ramalan ini memang menjadi candaan anak kecil yang belum terbukti kebenarannya.
Hal yang paling sering terjadi di masyarakat adalah munculnya kitab sakti yang menjadi pegangan bagi orang tua dulu di daerah pedesaan yang dikenal dengan buku tafsir mimpi.Â
Bayangkan ketika seseorang mengalami mimpi maka akan diterawang melalui buku ini. Misalkan jika bermimpi ada gigi geraham yang copot maka akan ada keluarga terdekat yang meninggal. Jika dipatuk ular berarti akan segera bertemu jodoh.Â
Ironisnya justru banyak orang mengkaitkan mimpi dengan hal perjudian seperti memasang togel. Bermimpi ketemu ular maka akan langsung membuka buku taogel dan langsung memasang nomor 32 yang ada gambar ular. Wuah saya hafal sekali soalnya pernah melakukan hal tersebut. (Jiah, ketahuan dah kisah lama)
Dunia ramal-meramal pun juga melanda belahan dunia lain. Ingatkah kita dengan Paul si Gurita yang dianggap mampu memprediksi tentang hasil pertandingan sepak bola pada Piala Dunia 2010. Mayoritas prediksinya dianggap tepat sehingga membuat namanya melambung tinggi. Artinya dunia ramal juga terjadi di tatanan masyarakat internasional.
Apakah Meramal itu Anugerah atau Tindakan Syirik?
Saya percaya bahwa ada seseorang yang diberikan berkat oleh Tuhan untuk melihat apa yang terjadi di masa depan. Pasti akan ada tanggapan, kan masa depan adalah rahasia Tuhan. Tidak mungkin ada seorang manusia bisa tahu masa depan?
Ingatkah kita tentang kisah Nabi Yusuf yang sempat di jual dan dijadikan budak di Mesir. Ketika dirinya di penjara karena tindakan yang tidak dilakukan, Tuhan memberikan anugerah kemampuan untuk menafsir mimpi.Â
Nabi Yusuf mampu menjelaskan berbagai mimpi yang dialami oleh orang sekitarnya dengan sangat tepat. Bahkan ketika Fi'raun mengalami mimpi yang tidak dapat dijelaskan orang lain justru Nabi Yusuf mampu memberikan terawangannya secara tepat. Kisah ini akan dikenang kuat bagi umat Muslim, Kristen ataupun Yahudi.
Di kitab suci pun tertuang banyak kisah tentang apa yang akan terjadi di masa depan khususnya menjelang akhir jaman. Contohnya akan terjadi bencana besar, moralitas akan berkurang seperti maraknya perzinahan, pembunuhan, tindakan zalim, hingga kemunculan Dajjal yang termuat dalam Alquran. Ramalan ini dikenal sebagai wahyu yang disampaikan oleh Allah melalui perantara nabi.
Apakah Tuhan akan memberikan ramalan hanya kepada Nabi?
Jujur saya bukan ahli agama namun ada kepercayaan dalam diri saya bahwa Tuhan juga bisa memberikan anugerah tersebut kepada umat-Nya baik itu anugerah kemampuan ramal atau hanya penglihatan sekilas.Â
Pernahkah secara tidak sengaja kita mengalami kejadian yang sepertinya pernah tergabar jelas di pikiran padahal kejadian tersebut belum kita alami. Istilah ini lebih dikenal Dejavu.Â
Masyarakat mengganggap hal tersebut sebagai bunga tidur namun dalam hati kecil saya bisa jadi itu adalah gambaran kejadian yang Tuhan berikan melalui mimpi atau alam bawah sadar kita.
Saya pernah membaca kisah seseorang yang menuliskan pesan singkat terkait permohonan maaf dan mengucapkan selamat tinggal kepada keluarganya. Setelah itu ternyata dirinya mengalami kecelakaan dan dinyatakan meninggal dunia. Meskipun ini dianggap sebagai firasat namun ada orang yang diberikan anugerah oleh Tuhan mengetahui tentang takdir hidupnya (kisah lainnya dapat di klik disini).Â
Saya juga menyadari bahwa dimasa saat ini justru ada oknum yang meramalkan sesuatu dengan tujuan tertentu seperti membuat sensasi, sumber pencaharian hingga dianggap sebagai perantara kepada orang lain.Â
Banyak media yang seringkali digunakan untuk meramal seperti kartu, pasir, daun teh, boneka atau bahkan media roh halus. Kondisi ini yang membuat orang mempertanyakan keabsahan ramalan bahkan adanya unsur magis membuat ramalan dianggap sebagai tindakan syirik.
Ramalan seperti inilah yang justru meresahkan karena akan susah membedakan mana yang merupakan anugerah atau sekedar tipuan semata. Apalagi di masyarakat kita, mendengar sebuah ramalan seakan menjadi sesuatu yang harus dipatuhi dan jangan dilanggar.
Saya secara personal kurang sepakai bila semua ramalan dianggap bertentangan dengan agama. Ada bentuk ramalan yang justru dapat diterima oleh akal pikiran dan menjadi ilmu pengetahuan. Sebut saja dulu nenek moyang kita mampu meramalkan kejadian melalui gambaran astronomi. Kini juga muncul pengetahuan terkait kondisi alam seperti contohnya ramalan cuaca.Â
Namanya juga ramalan berarti lebih berupa prediksi sesuatu yang akan terjadi di kemudian hari. Justru ramalan seperti ini banyak diterima oleh berbagai pihak mengingat ini dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H