Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ramalan apakah Anugerah atau Syirik Semata?

20 Januari 2021   10:02 Diperbarui: 20 Januari 2021   10:26 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Seseorang Peramal. Sumber Suara.com

Jujur saya bukan ahli agama namun ada kepercayaan dalam diri saya bahwa Tuhan juga bisa memberikan anugerah tersebut kepada umat-Nya baik itu anugerah kemampuan ramal atau hanya penglihatan sekilas. 

Pernahkah secara tidak sengaja kita mengalami kejadian yang sepertinya pernah tergabar jelas di pikiran padahal kejadian tersebut belum kita alami. Istilah ini lebih dikenal Dejavu. 

Masyarakat mengganggap hal tersebut sebagai bunga tidur namun dalam hati kecil saya bisa jadi itu adalah gambaran kejadian yang Tuhan berikan melalui mimpi atau alam bawah sadar kita.

Saya pernah membaca kisah seseorang yang menuliskan pesan singkat terkait permohonan maaf dan mengucapkan selamat tinggal kepada keluarganya. Setelah itu ternyata dirinya mengalami kecelakaan dan dinyatakan meninggal dunia. Meskipun ini dianggap sebagai firasat namun ada orang yang diberikan anugerah oleh Tuhan mengetahui tentang takdir hidupnya (kisah lainnya dapat di klik disini). 

Saya juga menyadari bahwa dimasa saat ini justru ada oknum yang meramalkan sesuatu dengan tujuan tertentu seperti membuat sensasi, sumber pencaharian hingga dianggap sebagai perantara kepada orang lain. 

Banyak media yang seringkali digunakan untuk meramal seperti kartu, pasir, daun teh, boneka atau bahkan media roh halus. Kondisi ini yang membuat orang mempertanyakan keabsahan ramalan bahkan adanya unsur magis membuat ramalan dianggap sebagai tindakan syirik.

Ramalan seperti inilah yang justru meresahkan karena akan susah membedakan mana yang merupakan anugerah atau sekedar tipuan semata. Apalagi di masyarakat kita, mendengar sebuah ramalan seakan menjadi sesuatu yang harus dipatuhi dan jangan dilanggar.

Saya secara personal kurang sepakai bila semua ramalan dianggap bertentangan dengan agama. Ada bentuk ramalan yang justru dapat diterima oleh akal pikiran dan menjadi ilmu pengetahuan. Sebut saja dulu nenek moyang kita mampu meramalkan kejadian melalui gambaran astronomi. Kini juga muncul pengetahuan terkait kondisi alam seperti contohnya ramalan cuaca. 

Namanya juga ramalan berarti lebih berupa prediksi sesuatu yang akan terjadi di kemudian hari. Justru ramalan seperti ini banyak diterima oleh berbagai pihak mengingat ini dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun