Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Anak Blesteran Begitu Memikat, di Situ Bule Kian Dicari

20 Januari 2021   08:07 Diperbarui: 20 Januari 2021   08:26 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Anak Kecil Bule. Sumber IDN Times

Banyak orang bermimpi memiliki keturunan dengan wajah blesteran dimana ada campuran antara wajah Indonesia dan bule. Paradigma yang terbentuk anak yang terlahir dengan 2 ras berbeda cenderung memiliki paras menawan. 

Masyarakat sering membayangkan memiliki anak secantik Cinta Laura, Cassandra Lee, Pevita Pearce, atau Nadine Chandrawinata bila kelak memiliki anak perempuan. Bila memiliki anak cowok pasti banyak yang berharap seperti Christian Sugiono, Andrew White, Hamish Daud, Stefan William atau Adipati Dolken. 

Sangatlah lumrah karena stigma di masyarakat Indonesia ketika perpaduan antara Asia dengan Bule khususnya Ras kulit putih akan melahirkan anak yang menawan layaknya aktor-aktris yang sering muncul di pertelevisian tanah air. 

Keponakan Blesteran Saya yang Pertama. Dokumentasi Pribadi
Keponakan Blesteran Saya yang Pertama. Dokumentasi Pribadi

Saya tidak usah jauh membandingkan. Saya sendiri sudah memiliki 7 keponakan bule yang saya akui parasnya ganteng dan cantik. Jujur saya minder jika mengajak mereka ke mall atau sekedar ngajak mereka jalan-jalan. Kenapa? 

Ada kisah menarik dialami kakak saya. Ketika dirinya mengajak anak-anaknya yang masih kecil ke salah satu pantai di Bali. Ketika anak-anaknya berlarian dan bermain di pantai. Seorang ibu mendekat dan bertanya kepada kakak saya, "ibu ini orang tua mereka atau baby sitter? "

"Saya baby sitter mereka", jawab kakak saya agak ketus karena pertanyaan ini selalu ditanyakan jika bertemu dengan orang lain. 

Sontak saya dan keluarga tertawa terpingkal-pingkal. Sejak itu saya setiap keluar para keponakan bule ke tempat umum, selalu menggunakan pakai yang bagus, berdandan secakep mungkin agar tidak ada dugaan jika saya ini sopir atau tukang kebun dari si anak bule. 

Bangga? 

Saya jawab Pasti. Bagaimana tidak, keponakan saya memiliki rambut yang pirang, mata coklat, postur yang tinggi hingga hidung sedikit mancung. Bayangkan keponakan pertama saya cewek baru duduk di kelas 3 SMP tingginya sudah menyalip saya. 

Banyak teman atau kenalan yang tahu saya dari Bali mengatakan ingin tinggal ke Bali dan berharap menemukan jodoh seorang Bali. Entah kenapa Bali dianggap sebagai surganya para pencari jodoh bule. Saya akui memang para turis asing menempatkan Bali sebagai tujuan daerah wisata dan banyak dari mereka yang cinta akan budaya Bali sehingga memilih untuk menetap di Bali. 

Apa yang membuat Bule begitu Spesial? 

#Dianggap sosok yang kaya

Sudah lumrah mendengar cerita orang yang ingin berpacaran atau menikah dengan bule karena pandangan bahwa mereka adalah sosok yang kaya dan hidup akan terjamin. Eitsss tidak semua bule itu kaya loh

Benar bahwa umumnya bule berkulit putih banyak yang berasal dari negara maju seperti Jerman, Perancis, Australia, Inggris, Belanda, Rusia dan sebagainya. Namun bukan berarti mereka adalah pengusaha kaya seperti yang dibayangkan. 

Banyak bule datang ke Indonesia khususnya Bali karena tujuan wisata dan biaya hidup yang murah. Tidak sedikit dari para wisatawan asing ini hanya bekerja serabutan, part time atau freelance sari sebuah instansi dan menabung untuk bisa berwisata ke negara lain. 

Mengingat kurs mata uang mereka tinggi jadi cukup menabung beberapa bulan saja mereka sudah bisa traveling ke Bali. Kenapa ada anggapan bahwa bule identik sosok kaya? 

Ini karena rata-rata tarif atau harga yang dipatok kepada wisatawan cenderung lebih mahal dibandingkan harga turis lokal dan mereka mampu membayarnya. Bagi warga lokal, makan steak dianggap makanan mewah bagi mereka itu makanan yang standar. 

Padahal sebenarnya biaya hidup di Indonesia sangat murah jika dilihat dari sudut pandang bule. Tidak usah jauh-jauh, saya dulu syok saat pertama kali tinggal di Malang, Jawa Timur. Syok karena harga makanan dan biaya hidup murah sekali. 

Contohnya di Bali saat itu harga lalapan ayam dipatok harga Rp. 10.000/potong dan itu belum termasuk nasi. Jika dengan Nasi harga sebesar Rp. 13.000. Saya membeli ayam krispi di Malang ukuran dengan ukuran jumbo, dapat nasi plus lalapan sayur hanya Rp. 4.500/paket. 

Saya sempat berpikiran negatif jangan-jangan ini ayam "Tiren" kok harganya murah banget. Ternyata itu adalah harga normal di Malang.

Di Bali saat saya masih SMA, harga seporsi bakso sudah seharga Rp. 15.000. Ketika saya kuliah di Malang dan pesan bakso di tukang bakso keliling yang biasa ada di sekitar kampus. Harga bakso, gorengan, tahu dan mie kuning dihargai Rp. 500/pcs. Bayangkan beli 5ribu saja saya sudah kenyang seharian. 

Ini juga dialami oleh teman-teman yang berasal dari Jakarta, Bontang, Samarinda, hingga Papua yang mengganggap biaya hidup di Malang murah dibandingkan di daerah asalnya. 

Ini juga yang terjadi ketika para bule berkunjung ke Indonesia. Meskipun harga sudah dinaikan 2 hingga beberapa kali lipat bagi mereka harga tersebut masih murah dibandingkan produk serupa di negara asalnya. 

Teringat seorang keluarga saya sempat menjadi tour guide wisawatan dari Eropa. Bule ini nitip dibelikan handuk. Harga handuk sebenarnya hanya 50rb namun karena otak bisnis harga tersebut di Up 5 kali lipat. Respon si bule cuma bilang, wow this towel is cheaper than in my country. Speechless dah padahal itu harga sudah dinaikan berkali-kali lipat. 

# Sosok yang Romantis

Mereka memiliki pemikiran seperti ini karena terjebak adegan romantis film Romeo-Juliet, Titanic, Mr & Mrs Smith dan sebagainya. Para wanita Indonesia terjebak dengan adegan dimana si cowok secara gentle akan membukakan pintu mobil saat berhenti di lokasi tujuan, membersihkan bibir si gadis dengan tisu jika ada noda bekas makanan atau rela berkorban seperti adegan di Titanic. 

Tidak sepenuhnya salah karena tradisi dan budaya orang barat sangat menghargai wanita. Mereka akan berusaha peduli dan gentle. Sifat ini yang sering menjadi perbandingan dengan cowok Indonesia yang mereka temui dimana cenderung lebih cuek. 

Pemikiran seperti inilah yang membuat banyak gadis bermimpi memiliki kekasih atau suami orang bule karena berharap menjadi ratu yang akan selalu dijaga dan dilayani. 

# Bule Tertarik dengan Kulit Eksotis Asia

Saya menganggap Tuhan itu Maha Adil. Orang Indonesia menganggap mereka yang berkulit itu adalah sosok idaman, enak dilihat dan cocok jika menggunakan pakaian apa saja.

Justru sebaliknya orang bule melihat kulit Asia yang sawo matang justru eksotis dan menggoda. Tidak heran, cewek yang merasa kalah saing di dunia percintaan tanah air karena berkulit coklat justru banyak dilirik para bule asing. 

Sering sekali saya nongkrong di Bali bertemu bule Eropa menggandeng gadis lokal yang berkulit sawo matang. Hal unik juga terjadi bagi kaum pria lokal. Di daerah Kuta, banyak pelatih Surfing yang memiliki kulit gelap karena terkena panas matahari setiap hari justru memiliki pacar bule cantik. Katanya bule wanita melihat cowok kulit coklat gelap itu Gentle dan menggoda. Ini tandanya saya pun memiliki peluang yang sama dilirik para bule wanita. Hehe

# Impian Memiliki Keturunan Blesteran

Ini menjadi alasan yang cukup populer saat ini. Mereka telah memiliki impian anak mereka akan memiliki darah dan wajah blesteran yang menawan. Tidak tanggung-tanggung, mereka sudah berani membayangkan anaknya kelak akan diorbitkan menjadi artis, model atau beauty peagent di tanah air. 

Pemikiran ini muncul tidak terlepas dari seringnya mereka melihat anak blesteran berwara-wiri di pertelevisian Indonesia atau bahkan memenangkan kontes tertentu. Sebuah impian yang tidak bisa diwujudkan oleh mereka sendiri dan menginginkan putra-putrinya yang akan mewujudkan impian tersebut. 

Berkaca pada keponakan saya sendiri. Keponakan saya sudah sering dilirik oleh agensi talet atau crew televisi karena dianggap memiliki paras yang menarik. Bahkan beberapa kali keponakan berhasil terpilih membintangi iklan atau acara program televisi nasional. 

Ini menandakan bahwa orang tua memiliki ambisi tersendiri bagaimana kelak jika memiliki anak blesteran. Mereka seakan bangga jika anak-anaknya berhasil menarik perhatian orang di sekitarnya. Kakak saya cerita jika ada casting untuk anak-anak, banyak orang tua yang memiliki anak tampang blesteran yang ikut dalam casting tersebut. 

Itulah beberapa hal bagaimana WNI memandang keberadaan para WNA atau bule di sekitarnya. Saya menulis penilaian ini berdasarkan pengalaman yang terjadi di sekitar saya khususnya saat berada di Bi. Apabila ada pengalaman serupa atau ada hal lain yang bisa di share, bisa disampaikan di kolom komentar ya. 

Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun