Banyak teman atau kenalan yang tahu saya dari Bali mengatakan ingin tinggal ke Bali dan berharap menemukan jodoh seorang Bali. Entah kenapa Bali dianggap sebagai surganya para pencari jodoh bule. Saya akui memang para turis asing menempatkan Bali sebagai tujuan daerah wisata dan banyak dari mereka yang cinta akan budaya Bali sehingga memilih untuk menetap di Bali.Â
Apa yang membuat Bule begitu Spesial?Â
#Dianggap sosok yang kaya
Sudah lumrah mendengar cerita orang yang ingin berpacaran atau menikah dengan bule karena pandangan bahwa mereka adalah sosok yang kaya dan hidup akan terjamin. Eitsss tidak semua bule itu kaya loh
Benar bahwa umumnya bule berkulit putih banyak yang berasal dari negara maju seperti Jerman, Perancis, Australia, Inggris, Belanda, Rusia dan sebagainya. Namun bukan berarti mereka adalah pengusaha kaya seperti yang dibayangkan.Â
Banyak bule datang ke Indonesia khususnya Bali karena tujuan wisata dan biaya hidup yang murah. Tidak sedikit dari para wisatawan asing ini hanya bekerja serabutan, part time atau freelance sari sebuah instansi dan menabung untuk bisa berwisata ke negara lain.Â
Mengingat kurs mata uang mereka tinggi jadi cukup menabung beberapa bulan saja mereka sudah bisa traveling ke Bali. Kenapa ada anggapan bahwa bule identik sosok kaya?Â
Ini karena rata-rata tarif atau harga yang dipatok kepada wisatawan cenderung lebih mahal dibandingkan harga turis lokal dan mereka mampu membayarnya. Bagi warga lokal, makan steak dianggap makanan mewah bagi mereka itu makanan yang standar.Â
Padahal sebenarnya biaya hidup di Indonesia sangat murah jika dilihat dari sudut pandang bule. Tidak usah jauh-jauh, saya dulu syok saat pertama kali tinggal di Malang, Jawa Timur. Syok karena harga makanan dan biaya hidup murah sekali.Â
Contohnya di Bali saat itu harga lalapan ayam dipatok harga Rp. 10.000/potong dan itu belum termasuk nasi. Jika dengan Nasi harga sebesar Rp. 13.000. Saya membeli ayam krispi di Malang ukuran dengan ukuran jumbo, dapat nasi plus lalapan sayur hanya Rp. 4.500/paket.Â
Saya sempat berpikiran negatif jangan-jangan ini ayam "Tiren" kok harganya murah banget. Ternyata itu adalah harga normal di Malang.