Sering sekali saya nongkrong di Bali bertemu bule Eropa menggandeng gadis lokal yang berkulit sawo matang. Hal unik juga terjadi bagi kaum pria lokal. Di daerah Kuta, banyak pelatih Surfing yang memiliki kulit gelap karena terkena panas matahari setiap hari justru memiliki pacar bule cantik. Katanya bule wanita melihat cowok kulit coklat gelap itu Gentle dan menggoda. Ini tandanya saya pun memiliki peluang yang sama dilirik para bule wanita. Hehe
# Impian Memiliki Keturunan Blesteran
Ini menjadi alasan yang cukup populer saat ini. Mereka telah memiliki impian anak mereka akan memiliki darah dan wajah blesteran yang menawan. Tidak tanggung-tanggung, mereka sudah berani membayangkan anaknya kelak akan diorbitkan menjadi artis, model atau beauty peagent di tanah air.Â
Pemikiran ini muncul tidak terlepas dari seringnya mereka melihat anak blesteran berwara-wiri di pertelevisian Indonesia atau bahkan memenangkan kontes tertentu. Sebuah impian yang tidak bisa diwujudkan oleh mereka sendiri dan menginginkan putra-putrinya yang akan mewujudkan impian tersebut.Â
Berkaca pada keponakan saya sendiri. Keponakan saya sudah sering dilirik oleh agensi talet atau crew televisi karena dianggap memiliki paras yang menarik. Bahkan beberapa kali keponakan berhasil terpilih membintangi iklan atau acara program televisi nasional.Â
Ini menandakan bahwa orang tua memiliki ambisi tersendiri bagaimana kelak jika memiliki anak blesteran. Mereka seakan bangga jika anak-anaknya berhasil menarik perhatian orang di sekitarnya. Kakak saya cerita jika ada casting untuk anak-anak, banyak orang tua yang memiliki anak tampang blesteran yang ikut dalam casting tersebut.Â
Itulah beberapa hal bagaimana WNI memandang keberadaan para WNA atau bule di sekitarnya. Saya menulis penilaian ini berdasarkan pengalaman yang terjadi di sekitar saya khususnya saat berada di Bi. Apabila ada pengalaman serupa atau ada hal lain yang bisa di share, bisa disampaikan di kolom komentar ya.Â
Semoga bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H