Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Jaje Bali, Makanan Tradisional yang Nikmat dan Murah

18 Januari 2021   11:27 Diperbarui: 18 Januari 2021   11:56 2115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi yang pernah menetap di Bali atau sempat mengunjungi pasar tradisional di Bali pasti tidak asing dengan kuliner diatas. Umumnya makanan ini disebut "Jaje Bali" Atau jika diistilahkan ke bahasa Indonesia berarti Kue Bali. 

Ada banyak varian jaje atau kue yang banyak diperjualkan di pasar tradisional. Kuliner ini menjadi favourite saya karena ada taburan kelapa dan gula merah cair yang membuat rasa kue semakin nikmat. 

Teringat saat kecil dulu seringkali nenek membelikan kue ini saat pulang dari pasar. Bahkan kini pun ketika pulang ke Bali, masih sering meminta dibelikan kue ini jika keluarga ada yang ke pasar. 

Mungkin banyak penasaran apa nama kue diatas yang terdiri banyak varian. 

Mulai dari paling atas dinamakan Jaje Injin atau bila di daerah lain dinamakan kue ketan hitam. Jaje Injin paling enak jika dikonsumsi pagi hari ditemani dengan secangkir kopi. Adanya parutan kelapa membuatnya semakin terasa manis. 

Kue yang berwarna merah panjang dinamakan Jaje Cenil. Kue ini terbuat dari tepung kanji dan tepung terigu yang diberi pewarna makanan dan dibentuk memanjang. Sejujurnya Jaje Cenil bukan Jaje yang paling favourite karena rasanya kenyal dan sekilas terlihat seperti ulat karena warnanya yang cerah. 

Kue yang bulat putih sebelah Cenil dinamakan Jaje Laklak. Ini adalah favourite saya. Terbuat dari tepung beras kemudian dipanggang diatas cetakan bulat. Dulu saat masih kecil, ada keluarga saya yang membuat kue ini dan dipanggang dengan menggunakan panas api dari kayu bakar. Rasa kue ini terasa lembut di mulut apalagi ditambah dengan parutan kelapa dan gula merah cair. 

Kue yang berbentuk segitiga dinamakan jaje lupis atau Jaje wajik karena bentuknya seperti segitiga. Terbuat dari ketan putih atau ketan hitam yang dibungkus dengan daun pisang. Ini adalah kue favourite kedua setelah Jaje Laklak. 

Ada kesenangan sendiri jika membuka bungkus daun pisang dimana terasa agak lengket karena ketan yang menempel di daun kemudian ditaruh di atas piring, ditabur parutan kelapa dan ditaburi gula merah menggunakan sendok dari atas secara bolak balik layaknya lagi menyetrika. 

Terakhir adalah bubur sumsum Bali. Terbuat dari tepung beras, bubur ini bercita rasa manis karena menggunakan parutan kelapa dan gula merah cair juga. 

Di sini terlihat bahwa Jaje Bali sangat identik dengan parutan kelapa dan gula merah cair maka jangan kaget jika orang Bali terlihat manis-manis. Promosi dikit

Keluarga membeli kue ini di tempat langganan di dekat pasar Batu Bulan di Kabupaten Gianyar. Tapi jangan khawatir di seluruh pelosok Bali akan mudah menjumpai Jaje khas ini. Harganya tidak akan menguras kantong

Harga yang termuat di foto atas dibeli seharga 10 ribu dengan meminta dicampur dengan beberapa jenis Jaje Bali. Jadi kita boleh membeli secara campur sesuai selera. 

Mengingat sudah menjadi langganan, kadang pedagang Jaje Bali memberikan porsi lebih kepada keluarga. Bayangkan 10ribu sudah dapat Jaje bali beragam seperti foto yang saya tampilkan. Tentu kuliner ini sudah bisa membuat perut kenyang bahkan bisa dimakan dengan banyak orang. 

Saya pernah ingin makan Jaje Bali di Jakarta. Kebetulan ada teman yang berasal dari Bali dan kerja di Jakarta menginfokan jika di Pura daerah Rawamangun Jakarta ada yang menjual kue tersebut setiap minggu. Akhirnya saya diajak teman ke Pura tersebut dan mencoba makanan ini. 

Jujur lidah tidak bisa berbohong, makan Jaje Bali yang dibeli di tempat langganan di Pasar Batu Bulan masih diatas angin. Inilah yang membuat rasa rindu jika ada di daerah perantauan.

Itulah sekilas kuliner khas Bali yang menggugah selera. Jika sobat Kompasiana ada kesempatan berlibur ke Bali. Jangan lewatkan mencicipi Jaje Bali yang saya ulas. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun