Sebagian orang pasti memiliki impian untuk memiliki profesi yang mampu menjadi tumpuan hidup saat dewasa nanti. Tidak sedikit yang bercita-cita menjadi pengusaha, PNS, Pegawai BUMN hingga pekerja kantoran mengingat profesi ini dianggap prestise dan memiliki penghasilan yang baik.
Masih ada di tengah masyarakat kita yang menyepelekan sebuah profesi baik formal maupun non formal karena dianggap kurang menjanjikan. Padahal tanpa mereka sadari bisa saja profesi yang disepelekan tersebut justru memiliki penghasilan melebihi pegawai kantoran.
Anggap saja pegawai kantoran di Kota Semarang pada 2020 berdasarkan penetapan Upah Minimun Kabupaten/Kota (UMK) Jawa Tengah 2020 memiliki ketetapan UMK sebesar Rp. 2.715.000.Â
Apabila dihitung berdasarkan 25 hari kerja maka perhari seseorang dibayar sebesar Rp. 108.600. UMK Kota Semarang adalah yang tertinggi di Jawa Tengah artinya untuk daerah kabupaten/kota lain di Jawa Tengah jumlah penghasilan mereka akan lebih kecil.
Saya sempat menganalisa dan mengobrol dengan beberapa orang yang memiliki beragam profesi ternyata justru ada profesi yang selama ini disepekan namun justru memiliki penghasilan yang tergolong besar.
1. Pengemis
Wow... sebenarnya bingung juga apakah pengemis masuk kategori profesi namun mengingat banyaknya orang yang memilih sebagai pengemis untuk mendapatkan penghasilan maka saya memasukkan dalam tulisan ini. Mungkin ada yang kaget atau sudah tahu jika pengemis berpotensi memiliki penghasilan besar setiap bulannya.
Saya pernah mewawancarai seorang pengemis di Kota Malang sekitar tahun 2013 karena tugas salah satu mata kuliah. Saya dan bersama teman kelompok bertemu dengan salah seorang ibu berusia sekitar 60 tahunan yang selalu mengemis di sekitar atm areal kampus.Â
Ibu ini akan menyodorkan amplop putih yang sudah diberikan tulisan butuh dana untuk membiayai anak. Tujuan memilih mengemis di depan atm karena biasanya orang yang ke atm akan menyisihkan sedikit uangnya untuk dimasukkan ke amplop putih yang disediakan.
Kami cukup beruntung bisa mewawancarai ibu tersebut karena dirinya bercerita kisahnya kepada kami yang mahasiswa layaknya seorang teman.Â
Dirinya bercerita bahwa menjadi pengemis hanya untuk mengisi waktu luang karena di kampungnya banyak yang berprofesi sebagai pengemis dan tergiur dengan penghasilan yang di dapat.