Mimpi adalah kunci
Untuk kita menaklukkan dunia
Berlarilah tanpa lelah
Sampai engkau meraihnya
Inilah adalah penggalan lirik intro dari soundtrack film Laskar Pelangi yang dibawakan oleh Band Nidji dimana Giring Ganesha sebagai vokalisnya. Saya sangat menyukai jalan cerita maupun soundtrack dari film Laskar Pelangi untuk semangat membangun mimpi dan optimis mewujudkannya. Bahkan film ini menjadi salah satu film terlaris di tanah air.
Giring Ganesha atau lebih dikenal Giring Nidji tiba-tiba muncul ke permukaan publik melalui papan iklan "Giring untuk Presiden 2024". Mengingat tidak disebutkan Presiden apa, saya menganalogikan Presiden di Negeri Pelangi.Â
Ini mengingat jabatan presiden bersifat general bisa presiden negara, presiden organisasi, presiden perusahaan ataupun presiden klub olahraga sehingga saya menganalogikan Giring Nyapres di Negeri Laskar Pelangi.
Nyapres di Negeri Pelangi adalah hak setiap warga negara sama seperti hak politik di Indonesia yaitu Setiap warga negara berhak untuk dipilih dan memilih dalam pemilihan umum berdasarkan persamaan hak melalui pemungutan suara yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Â
Berdasarkan hak politik tersebut maka keputusan Giring untuk Nyapres tidak dapat ditentang oleh siapapun karena sudah diatur dalam perundang-undangan. Namun kita perlu menganalisa peluang Giring untuk berhasil menjadi Presiden di Negeri Laskar Pelangi.
Melihat partai pengusung Giring yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang hanya memperolehan suara nasional sebesar 2.650.361 juta atau 1,89 persen. Jumlah suara ini tidak mampu mengantarkan PSI untuk memiliki keterwakilan di DPR RI yang mensyaratkan batas suara minimal 3 persen secara Nasional.
Berkaca pada syarat pengajuan calon presiden RI, calon perlu didukung oleh Partai Politik (Parpol) atau gabungan Parpol dengan perolehan suara minimal 20 persen dari kursi di DPR atau 25 persen suara sah dari Pemilihan Legislatif (Pileg) sebelumnya. Artinya suara PSI yang baru mencapai 1,89 persen akan dirasa sulit untuk mengajukan calon presiden sendiri. Untuk bergabung dengan Parpol lain untuk mendukung Giring Nidji pun sepertinya butuh usaha keras.
Jika PSI melakukan gabungan Parpol dengan partai yang suaranya jauh diatas PSI dengan catatan PSI tetap bersikeras bahwa Capres yang diusung bersama adalah Giring Nidji maka butuh sifat legowo dari partai pendukung. Padahal notabanenya suara mereka di Pileg sebelumnya bahkan melebihi PSI
Tidak adanya perwakilan PSI pada kursi DPR RI tentu akan menjadi penghambat lainnya. Ini karena dibutuhkan lobby politik kepada sesama penerima kursi di DPR RI.Â
Meskipun PSI berada pada poros partai koalisi PDI Perjungan bersama dengan Golkar, PKB, Perindo, NasDem, Hanura, PKPI,dan PPP. Partai sebesar PDI Perjuangan, Golkar, PKB, PPP dan Nasdem sepertinya juga memiliki sosok sendiri untuk diperjuangan sebagai Capres 2024.Â
Akan menjadi kesulitan sendiri bagi Giring untuk melakukan pendekatan politik kepada partai tersebut.
Hal lainnya yang bisa menghambat adalah pengalaman politik Giring yang masih terbilang minim. Masyarakat mengenal sosok Giring sebagai musisi handal namun belum melihat kiprahnya dalam politik atau pengambil kebijakan untuk publik.Â
Kita tidak memungkiri bahwa sudah banyak artis atau public figure yang sukses berkarir dalam politik baik menjabat sebagai kepala daerah ataupun lembaga legislatif. Namun untuk setara kepala negara, dibutuhkan pengalaman politik maupun eksekutif yang panjang.Â
Inilah yang menjadi batu sandungan dimana pengalaman politik atau pengalaman di lembaga eksekutif dari sosok Giring Nidji masih belum terlihat. Masyarakat akan mempertanyakan kapabilitas dirinya jika terpilih sebagai Presiden pada Pilpres 2024.
Berkaca pada hasil perolehan Giring saat menjadi calon DPR RI Dapil Jabar 1 dari PSI. Giring mampu memperoleh total suara 47.069 dengan rincian, Kota Bandung 40.125 suara dan Kota Cimahi 6.944 suara (Sumber data klik disini).Â
Perolehan suara Giring dibandingkan dengan rekan sesama artis di Dapil 1 Jabar ternyata masih dibawah Nico Siahaan (69.237) suara  dan Muhammad Farhan (52.033 suara) namun mampu menggungguli Nurul Arifin (35.713 suara) (Sumber perolehan suara klik disini).Â
Sebenarnya jika suara PSI mampu menyentuh 3 persen, Giring Nidji memiliki peluang besar untuk lolos DPR RI namun kembali lagi perolehan suara nasional PSI yang tidak mampu menyentuh batas minimal maka impian tersebut harus kandas.
Jika harus dibandingkan dengan 3 perolehan suara terbesar pada Pileg DPR RI 2019, ada sosok Puan Maharani yang menjadi anggota DPR RI dengan suara terbanyak 404.034 suara yang diusung oleh PDI Perjuangan; Cornelis dengan 285.797 suara yang juga diusung oleh PDI Perjuangan serta Hidayat Nur Wahid dengan perolehan 281.372 suara yang diusung oleh PKS. Suara Giring Nidji hampir sepersembilan suara Puan Maharani dan seperenam suara Cornelis dan Hidayat Nur Wahid.
Andaipun ketiga sosok ini ikut mencalonkan diri sebagai Capres RI maka butuh usaha ekstra dari Giring untuk mengejar ketertinggalan tersebut. Ini mengingat ketiga sosok ini sudah dikenal publik dan memiliki jam terbang politik lebih tinggi dibanding Giring.
Jangan sampai pemasangan papan iklan "Giring untuk Presiden 2024" hanyalah cara pintas meningkatkan popularitas partai dengan menekankan pada rasa penasaran masyarakat.Â
Maka tidak salah jika promosi dini yang dibuat oleh Giring beserta PSI untuk Presiden 2024 masih abstrak apakah untuk Nyapres sebagai Presiden RI atau untuk Negara Laskar Pelangi yang selama ini ikut menaikan popularitas dari band Nidji.
Ini karena ada informasi yang beredar bahwa Giring ditunjuk sebagai Plt Ketua Umum PSI menggantikan Grace Natalie yang tengah melanjutkan studi S2 di Lee Kuan Yew School of Public Policy, NUS.Â
Saya pun tidak kaget bisa jadi ini menjadi cara Giring untuk meningkatkan popularitas partai dengan menggiring opini bahwa PSI sudah mempersiapkan kader untuk Nyapres 2024.Â
Padahal logikanya Pemilu masih lama dan belum ada pembukaan Capres dan kampanye secara resmi dari KPU. Maka jangan salahkan saya jika menganalogikan upaya ini sebagai cara Nyapres di Negeri Laskar Pelangi.Â
Tujuannya adanya papan iklan tersebut hanya Giring dan PSI yang tahu, saya hanya pengamat awam yang hanya bisa menerka-nerka dengan analisa sederhana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H