Keprihatinan saya adalah kita semua tahu bahwa cinta adalah urusan hati. Tidak ada yang salah ketika kita ternyata jatuh cinta dengan rekan kerja. Namun aturan kadang tidak berpihak dalam urusan cinta.Â
Jika Kompasianer pernah menonton film Thailand berjudul ATM Error. Film komedi romantis ini begitu menggambarkan bentuk dilema antara pasangan kekasih yang bekerja di kantor yang sama. Kisah cinta antara supervisor wanita dengan staff di salah satu bank.Â
Larangan untuk berpacaran membuat banyak pegawai menjalin hubungan secara sembunyi-sembunyi. Bahkan aturan inj membuat mereka bersaing untuk menentukan siapa yang bertahan dan resign jika mereka melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan.Â
Tidak sedikit pasangan kantor yang harus memutuskan hubungan karena mereka tidak mau kehilangan pekerjaan. Justru kondisi ini membuat prihatin bahwa cinta kandas hanya sebuah aturan kantor.Â
Kekhawatiran memang ada jika suami istri bekerja di kantor yang sama. Akan lucu ketika di rumah mereka konflik dan saat di kantor mereka ribut atau bahkan saling lempar-lemparan inventaris kantor karena konflik tetap berlanjut hingga di kantor.Â
Suasana kerja pasti langsung canggung dan tidak nyaman. Bahkan bisa jadi menjadi bahan gunjingan antar rekan kerja.Â
Sebenarnya masih perlukah larangan tersebut diterapkan di kantor/perusahaan?Â
Saya jujur tidak bisa menganggap aturan ini salah karena ada landasan yang logis mengapa perusahaan menerapkan aturan yang terasa memberatkan bagi pasangan rekan kerja.
Contohnya perusahaan saya menghindari terciptanya kolusi dalam dunia kerja. Jika suami istri bekerja di kantor, peluang bisa juga ayah-anak, kakak-adik dan hubungan kerabat lainnya terbentuk di perusahaan.Â
Bagaimana pendapat Kompasianer tentang aturan ini? Mungkin ada yang merasakan aturan ini?Â
Bisa disharingkan di kolom komentar