Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Agen Tour and Travel Berdarah-darah, Antara Opsi Gulung Tikar atau Gulung Karpet

16 Juli 2020   13:33 Diperbarui: 17 Juli 2020   02:56 1724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penumpang sedang menunggu boarding di bandara. Pandemi Covid-19 juga menghantam usaha tour and travel| Sumber: Shutterstock

5. Perjalanan Bisnis

Bagi kalangan pekerja atau profesional pada masa Juni--Agustus banyak dilakukan perjalanan bisnis mengingat ini merupakan tengah tahun sehingga akan banyak target dan proyek yang harus diselesaikan selama periode ini. Mau tidak mau mereka memanfaatkan layanan tour and travel l untuk membantu dari sisi akomodasi.

Pandemi ini ibarat meteor jatuh dari langit ke permukaan bumi. Datang secara tiba-tiba, bergerak cepat dan kemudian menghancurkan segala sesuatu yang ada di depannya. 

Bagi pelaku usaha tour and travel, usaha mereka seakan luluh lantak. Bagaimana tidak, sebelumnya mereka dengan mudah menjual paketan wisata dan tiket akomodasi karena tingginya permintaan dari konsumen. 

Seakan cuan datang sendirinya tanpa harus dijemput. Membayangkan puluhan atau bahkan ratusan juta yang akan diterima selama periode ini namun meteor datang tanpa permisi. 

Impian mereka hancur seiring pelarangan bepergian dari pemerintah, penutupan tempat wisata hingga kepanikan masyarakat akan virus Korona.

Jangankan mengunjungi tempat wisata, belanja bahan makanan di pasar dekat rumah saja sudah membuat orang berpikir berulang kali. Sektor pendukung pariwisata menjadi sektor yang paling terdampak dari pandemi ini. 

Contohnya Bali yang selama ini ramai hingga kini sepi akan kunjungan wisatawan. Bahkan saya menganggap saat dulu terjadi Bom Bali 1 dan 2 pun tidak sesepi ini. Setidaknya masih ada wisatawan lokal yang mau berkunjung. Kini disaat tempat wisata dan hotel dibuka pun hampir tidak ada pengunjung.

Pameran Agen Tour dan Travel. Sumber Kumparan.com
Pameran Agen Tour dan Travel. Sumber Kumparan.com
Pada akhir Mei kemarin, aplikasi pemesanan akomodasi online Airy pun harus mengucapkan salam perpisahan. Ini menunjukkan usaha tour and travel sedang berdarah-darah dan kritis. Ibarat tengah koma dan menghadapi 2 kondisi yaitu hidup kembali atau garis datar panjang selamanya alias mati.

Keluarga teman kuliah saya memiliki usaha tour and travel. Saya melihat sendiri bagaimana terpuruknya usaha milik teman saya ini selama pandemi karena kebetulan letak kantornya berdekatan dengan salah satu cabang perusahaan saya. 

Ketika saya mampir ke cabang, saya melihat beberapa mobil komersil seperti Elf dan Toyota Hiace terparkir di depan kantor. Padahal biasanya kendaraan itu selalu digunakan mengantar wisatawan yang berkunjung ke Malang atau pemesanan untuk rute tertentu misal ke Jogja atau ziarah makam Wali Songo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun