Station Hunter atau pemburu stasiun adalah istilah yang kusematkan pada mereka yang memiliki hobi menelusuri stasiun pemberhentian kereta api maupun Kereta Rel Listrik (KRL) atau yang dikenal dengan commuter line. Hobi ini termasuk unik bagi banyak orang tapi bagi station hunter justru mengasyikan.
Hobi saya ini bermula dari rasa penasaran dengan banyaknya stasiun pemberhentian KRL Jabodetabek. Bagi sahabat Kompasiana yang terbiasa menaiki KRL Jabodetabek pasti sudah terbiasa dengan peta rute KRL. Peta ini terdiri dari 6 warna yang menunjukkan rute tujuan dan stasiun pemberhentian KRL.
- Warna kuning menandakan bahwa rute diperuntukan untuk KRL arah Jatinegara ke Bogor maupun sebaliknya. Jadi bagi pengunjung yang ingin ke Jatinegara ataupun Bogor dapat mengikuti rute warna ini. Sebenarnya tidak semua KRL berangkat dari Jatinegara ke Bogor, ada pula rute yang lebih pendek seperti Duri-Bogor, Manggarai-Bogor, ataupun Kampung Bandan-Bogor. Hal yang menarik percabangan lain yang juga berwarna kuning mengarah ke stasiun Nambo. Rute ini biasanya dari Angke-Nambo; Manggarai-Nambo ataupun Depok-Nambo. Saya menilai penggunaan warna kuning dimaksudkan karena Nambo juga berada di daerah Bogor tepatnya di daerah Kabupaten Bogor sehingga rute memiliki warna sama dengan tujuan Kota Bogor.
- Warna Merah menandakan bahwa rute diperuntukan untuk KRL arah Jakarta Kota ke Bogor maupun sebaliknya.
- Warna Biru menandakan bahwa rute diperuntukan untuk KRL arah Bekasi dan Cikarang maupun sebaliknya. Awalnya jalur biru hanya melayani hingga Bekasi namun sejak 8 Oktober 2017 telah ditambahkan rute menuju Cikarang karena tingginya permintaan untuk jalur tersebut mengingat Cikarang merupakan kawasan industri yang karyawan banyak berasal dari Jakarta ataupun Bekasi.
- Warna Pink menandakan bahwa rute diperuntukan untuk KRL arah Jakarta Kota ke Tanjung Priok maupun sebaliknya. Setahu saya, jalur ini merupakan jalur terpendek dengan kereta yang khusus.
- Warna Hijau menandakan bahwa rute diperuntukan untuk KRL arah Tanah Abang ke Rangkasbitung maupun sebaliknya. Pada jalur ini beberapa stasiun besar yang memiliki rute KRL tersendiri seperti Tanah Abang-Serpong; Tanah Abang-Parungpanjang; dan Tanah Abang-Maja.
- Warna Coklat menandakan bahwa rute diperuntukan untuk KRL arah Duri ke Tangerang maupun sebaliknya.
Selama saya menggunakan jasa layanan KRL, rute arah Bogor, Manggarai, Jakarta Kota, Sudirman dan Tanah Abang menjadi stasiun tujuan favourite. Ada beberapa alasan mengapa stasiun tersebut menjadi favourite.Â
Stasiun Bogor mengingat banyak tujuan wisata di daerah ini sehingga pada saat akhir pekan akan banyak masyarakat yang menuju rute ini. Stasiun Jakarta Kota juga pada akhir pekan dipadati oleh keluarga yang ingin menghabiskan waktu di sekitar kota tua Jakarta.
Rute Sudirman akan selalu ramai pada jam kerja saat pagi maupun sore. Bagi pengguna KRL akan paham menggunakan KRL rute ini pada jam kerja berangkat atau pulang kantor akan terbiasa dengan situasi berdesakan. Bahkan saya pernah berdiri seperti patung karena tidak ada ruang gerak mengingat terlalu padatnya di dalam KRL.Â
Rute Tanah Abang menjadi favorit bagi para tengkulak barang belanjaan yang ingin pergi ke Pasar Tanah Abang. Selain itu juga stasiun ini juga menjadi stasiun perpindahan bagi mereka yang ingin ke arah rute jalur hijau.Â
Terakhir Stasiun Manggarai merupakan stasiun central karena banyak persimpangan rute KRL yang melewati stasiun ini. Tidak heran kita akan terbiasa melihat orang baru turun di stasiun manggarai kemudian berlarian menuju KRL lainnya karena harus berpindah rute.
Begitu banyak rute maupun stasiun pemberhentian KRL membuat saya memiliki misi untuk menjelajahi stasiun akhir KRL Jabodetabek. Selama ini saya hanya familiar dengan stasiun yang sering saya singgah seperti Tanah Abang, Manggarai, Jakarta Kota ataupun Bogor.Â
Banyak pertanyaan seperti apa stasiun Nambo, Rangkasbitung atau Tanjung Priok yang tidak banyak orang pergi ke sana dengan KRL. Tentu akan menarik jika meluangkan waktu untuk mengunjungi stasiun akhir sekaligus akan memberikan pengalaman baru bagi saya.