Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Viral Guru Diabaikan Siswa di Malaysia, Begitu Rendahkah Etika Generasi Muda Saat Ini?

20 Juni 2020   10:09 Diperbarui: 20 Juni 2020   10:18 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu semasih sekolah, saya ingat ada aturan para siswi diharuskan untuk menggunakan rok minimal 5 cm dibawah lutut dan tidak diperkenankan memakai riasan berlebih. Bahkan teman cewek saya bilang agak risih kalau pakai rok yang terlalu pendek. Ini masih menunjukkan mereka masih memilih pola berpikir masyarakat timur.

Kini ketika saya masuk ke pusat perbelanjaan atau cafe, banya cewek SMA yang roknya sekitar 5-10 cm diatas lutut dan sudah pintar berdandan. Istilahnya mata mendapatkan tontonan yang segar tapi hati terasa miris.

Kembali pada kasus yang terjadi di Malaysia, saya menilai bahwa masa pandemi ini juga menjadi masa terberat dalam dunia pendidikan. Banyak stereotype masyarakat bahwa dunia pendidikan mengambil "keuntungan" karena siswa diminta belajar dari rumah namun kewajiban membayar pendidikan sekolah tetap dibebankan kepada orang tua. Tidak heran muncul stigma guru seakan "makan gaji buta".

Berkaca pada kasus ini sebenarnya guru juga menjadi sosok yang ikut terkena dampaknya. 

  1. Secara naluri mereka juga terbebani karena mereka sadar akan tugasnya untuk mentrasfer ilmu kepada anak asuhnya. Namun hal tersebut terganjal karena aturan social distancing yang diterapkan oleh pemerintah. 
  2. Banyak guru yang gagap teknologi (Gaptek) namun karena tuntutan untuk mengajar melalui media online maka mau tidak mau mereka juga akhirnya belajar memanfaatkan kemajuan teknologi. Bukan rahasia umum bahwa mengajarkan teknologi kepada mereka yang sudah berusia diatas 40 tahun membutuhkan ekstra kesabaran karena daya tangkap kalah jauh dibandingkan anak usia 10 tahun. Ini menandakan bahwa guru pun berusaha untuk belajar hal baru agar dapat melaksanakan tanggungjawabnya sebagai seorang pengajar.
  3. Psikis guru dapat terganggu apabila mendapati respon siswa tidak sesuai dengan yang diharapkan. Guru merasa kecewa, menilai usaha tidak dihargai serta berpotensi menimbulkan rasa cuek terhadap perkembangan siswa.

Hal yang perlu diperhatikan oleh siswa jaman sekarang adalah cobalah untuk menghargai sekecil apapun usaha guru dalam memberikan pembelajaran. Mungkin tidak semua karakter guru dapat diterima oleh siswa karena ada penilaian dari sisi A, B, atau C. Namun sepatutnya siswa juga memiliki pemahamana bahwa mereka adalah orang yang lebih tua yang patut disegani dan kelak kitapun akan menjadi orang tua. Tentu kita juga berharap untuk disegani oleh generasi muda dibawah kita.

Saya berharap bahwa dunia pendidikan semakin membaik kedepannya setelah melewati masa-masa tersulit selama pandemi ini. Hal utama adalah adanya peningkatan etika siswa untuk bisa berusaha untuk menunjukkan sikap kental masyarakat timur yaitu menjaga tata krama dan etika dalam kehidupan sehari-hari. 

Salam hangat untuk pendidikan Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun