Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Kawah Ijen, Antara Keindahan Blue Fire dan Kura-kura

9 Februari 2019   10:52 Diperbarui: 10 Februari 2019   16:01 2079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesona Kawah Ijen Pagi Hari. Dokumentasi Onessa

Hal ekstrim lainnya diinfokan ada wisatawan yang terjatuh karena terpeleset dan akhirnya meninggal. Informasi ini tentu membuat saya dan teman menjadi agak waswas. Hal yang perlu diperhatikan gunakan alas kaki yang tidak licin dan nyaman. Ancaman ketika hujan, jalan menjadi lebih licin dan resiko menjadi lebih besar.

Menuruni jalan menuju Kawah Ijen butuh waktu sekitar 45-60 menit karena kondisi pengunjung yang banyak dan harus berjalan secara bergiliran ditambah kita harus berhati-hati memilih pijakan batu saat menurun. 

Saya sampai di kawah sekitar pukul 05.30 WIB dan sedikit kecewa karena Blue Fire sudah tidak terlihat karena matahari sudah tampak. Alhasil hanya bisa berfoto ria melepaskan rasa kelelahan dan menikmati suasana Kawah Ijen di pagi hari. 

Sepanjang jalan menuruni kawah, kita akan lebih sering berpapasan dengan masyarakat penambang belerang. Disatu sisi mereka menjadi penyemangat karena membantu kami memilih pijakan batu yang aman. 

Di sisi lain, banyak para penambang yang menawarkan batu belerang kepada pengunjung. Eittsss, jangan asal menerima. Tidak jarang mereka meminta bayaran jika pengunjung membawa batu tersebut.

Souvenir Belerang Motif Kura-Kura. Dokumentasi Pribadi
Souvenir Belerang Motif Kura-Kura. Dokumentasi Pribadi
Batu belerang motif kura-kura menjadi souvenir yang banyak ditawarkan selama di Kawah Ijen. Saya bingung apakah di Kawah Ijen pernah ditemukan kura-kura sehingga belerang banyak yang dijadikan berbentuk kura-kura.

Ternyata ada filosofi yang berharga bahwa pengunjung perlu mencontoh kura-kura. Ia merupakan hewan yang dikenal lambat namun tidak pantang menyerah. Dirinya akan berjalan setapak demi setapak untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dan hewan ini akan berhasil mencapai tujuannya.

Inilah filosofi yang menggambarkan para pendaki Gunung Ijen. Mereka ibarat kura-kura yang berjalan setapak dan perlahan dalam mendaki ataupun menuruni gunung. Namun meski berjalan lambat, jika sudah memiliki niat yang kuat pasti tujuan yang ingin dicapai terwujud.

Tips ke Kawah Ijen : Saya sarankan jangan menggunakan sepatu kesayangan atau sepatu mahal. Cukup gunakan sepatu dengan alas kaki yang masih bagus dan biasa karena disaat menuruni kawah ijen. Sepatu akan bergesekan dengan batu dan menjadi tumpuan sehingga mayoritas sepatu pengunjung rusak. Salah satunya adalah sepatu saya dan teman-teman yang semuanya rusak setelah dari Ijen.

Semoga yang belum ke Ijen dapat mengagendakan segera dan merasakan keindahan Kawah Ijen serta Blue Fire. Saat terbaik kesini pada Bulan Maret sampe Agustus. Selamat berwisata!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun