Ini karena pada jam tersebut hampir dipastikan tidak ada SPBU yang masih beroperasi dan sangat jarang ditemukan penjual BBM eceran ketika perjalanan. Untunglah kami masih berada di area kota dan masih ada 1 penjual BBM eceran sehingga kami dapat mengatasi 1 masalah ini.
Ketika sobat berencana ke Kawah Ijen dengan kendaraan pribadi baik motor atau mobil. Perhatikan selalu kondisi kendaraan seperti lampu, rem, hingga kondisi ban.Â
Jalan ke Gunung Ijen memang kategori bagus artinya sudah mulus dan teraspal namun jalan yang terus menanjak, sepi dan kadang licin saat hujan dapat menjadi ancaman bagi kita.Â
Ada 1 pantangan yang harus dipatuhi bagi pengendara kendaraan motor khususnya motor matic yaitu dilarang untuk mematikan mesin kendaraan saat berada di jalan menurun. Pantangan ini menjadi wajib dipatuhi mengingat resiko besar jika mesin kendaraan dimatikan saat jalan turunan seperti terjungkil ke depan jika melakukan rem mendadak, motor susah dikendalikan hingga elektrika mesin akan rusak dan susah dihidupkan lagi.
Perjalanan ke Gunung Ijen memang membutuhkan konsentrasi yang cukup tinggi karena berada di keheningan malam, suasana sepi, daerah hutan dan tentu saja medan yang menantang.Â
Saya sangat sarankan bila ke sini dengan motor seorang diri atau jumlah peserta dikit agar melakukan konvoi dengan peserta lain untuk mengantisipasi kesasar ataupun permasalahan lain di jalan seperti motor mogok atau tidak kuat menanjak.
Harga tiket masih terjangkau yaitu Wisatawan Domestik dan berkunjung di hari biasa hanya Rp 5.000 per orang serta parkir kendaraan motor hanya Rp 5.000 per unit serta bagi yang ingin berkemah cukup membayar Rp 5.000. Harga yang sangat ramah di kantong.
Hal menarik ketika sobat mengunjungi Kawah Ijen adalah akan sangat mudah menemukan masyarakat sekitar yang menawarkan jasa ojek. Awalnya saya kaget, wuah di gunung ada layanan ojek tapi bentuknya berbeda. Bukan ojek motor yang umumnya kita lihat, namun lebih kepada gerobak kecil yang didesain agar penumpang dapat berbaring.
Iseng bertanya tentang tarif, dan yang membuat saya terpukau tarifnya berkisar Rp 700.000 naik turun gunung. Saya pikir harga ini sangat mahal tapi tunggu dulu adalah alasan lain kenapa harga ini ternyata pantas.
Saya mendaki dengan penuh semangat. Dari awal gerbang kita akan berjalan dengan medan menanjak namun landai. Sesekali kami mengobrol dengan sesama wisatawan dan melihat pemandangan hutan di tengah malam. Setengah jam berlalu, kini medan yang harus dilalui mulai berat dengan tanjakan yang cukup terjal dan berkelok.