Aksi Untuk Indonesia....
Saya ingin berbagi pengalaman kepada kompasianer tentang aksi sederhana yang pernah saya lakukan sebagai kontribusi untuk Indonesia. Bulan Oktober 2013, saya dan 3 teman menggagas aksi bertemakan "ACIBI : Aku CInta Bahasa Indonesia" di Lokalisasi  Suko, di Kabupaten Malang. Mengapa kami menggagas aksi ACIBI?
- Saat ini penggunaan bahasa indonesia terutama di kalangan generasi muda mulai mengalami degradasi. Hal sederhana terlihat ketika generasi muda lebih menyukai menggunakan bahasa indonesia yang dikolaborasikan dengan bahasa "gaul" ataupun bahasa asing sehingga tidak sesuai lagi dengan kaidah bahasa. Kompasianer mungkin familiar dengan istilah "capek deh, eh busyet, gile loe, please deh, dan beberapa istilah lain yang digunakan oleh masyarakat ataupun generasi muda dalam percakapan sehari-hari. Disatu sisi, penggunaan istilah ini dalam kegiatan sosial dinilai lebih mudah diterima dan terkesan mengakrabkan satu dengan lainnya. Namun disisi lain, penggunaan istilah tersebut kurang tepat jika dilihat dari sisi kaidah bahasa bahkan rentan menciptakan ketidaksopanan bila istilah tersebut digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih tua.
- Pelaksanaan di bulan Oktober sangat bertepatan dengan peringatan bulan bahasa sehingga aksi ACIBI ini sekaligus memperkuat kembali arti penting bahasa indonesia kepada generasi muda.
- Pemilihan aksi di daerah lokalisasi Suko, Kabupaten Malang dikarenakan kami telah melakukan survey awal dengan mengobrol dengan beberapa anak disana dan ternyata ditemukan ada beberapa anak yang secara tidak sengaja memakai istilah yang kurang tepat untuk di usia mereka dan terkesan vulgar. Ternyata faktor lingkungan sosial ikut mempengaruhi cara berkomunikasi mereka.
Bagaimana aksi ACIBI?
Kami tim ACIBI menggunakan media boneka dongeng sebagai media penguatan kembali bahasa indonesia bagi anak-anak usia 6 hingga 14 tahun di daerah lokalisasi. Kami percaya bahwa dengan mendongeng, anak-anak akan lebih tertarik untuk mendengarkan serta pesan dari program kami dapat cepat dipahami. Tim ACIBI membuat 3 boneka karakter yang kami namai Risa, Lina, dan Bapak Guru Tedi.
[caption id="attachment_376420" align="aligncenter" width="614" caption="Tim ACIBI dengan Boneka Karakter Lina, Risa, dan Pak Guru Tedy"][/caption]
Seperti aplikasi program ACIBI?
Kompasianer pasti bertanya-tanya bagaimana kami menanamkan pentingnya penggunaan bahasa indonesia yang tepat melalui media boneka dongeng. Pertama, kami kumpulkan anak-anak usia 6 hingga 14 tahun yang tinggal di lokalisasi Suko, Kabupaten Malang dan memilih areal lapang sebagai tempat mendongeng. Untuk mengakrabkan diri, tim ACIBI dan anak-anak saling berkenalan satu dengan lainnya. Sebagai daya tarik, tim ACIBI menjelaskan bahwa kami akan mendongeng untuk mereka tentang "Arti Penting Bahasa Indonesia dalam Berkomunikasi" serta tidak lupa kami menyiapkan berbagai hadiah untuk anak-anak yang mampu menjawab kuis yang akan kami berikan di sela-sela mendongeng.
Berikut ini beberapa petikan dialog yang tim ACIBI tampilkan kepada anak-anak Suko.
(Suasana istirahat sekolah)
Prolog : Ada 2 orang siswi yang bernama Risa dan Lina sedang menghabiskan waktu istirahat sekolah dengan saling mengobrol di taman sekolah.
Risa : Lin, nanti sepulang sekolah, kita kongkow yuks. Ada tempat asik di deket sekolah kita !
Lina : Kongkow itu jenis makanan apa ya, Ris?
Risa : Please deh, masa kamu ga tau apa itu kongkow? Kongkow itu bahasa gaul-nya nongkrong.
Lina : Oh, maaf. Aku baru dengar istilah itu.
Risa : Yaudah nanti aku mention anak-anak lainnya di facebook biar ikut kongkow bareng kita.
Lina : Tapi Lin, aku ga punya facebook. Gimana donk?
Risa : Please deh, kamu ga gahoel banget sich. Hari gini ga punya facebook, apa kata dunia?
[caption id="attachment_376428" align="aligncenter" width="300" caption="Atraksi Tim ACIBI"]
(tiba-tiba datang bapak guru Tedy yang sebelumnya mendengar percakapan Lina dan Risa).
Pak Guru Tedy : Risa, Lina. Kalian tahu sekarang bulan apa?
Risa : Bulan Oktober pak.
Pak Guru Tedy : Iya, maksud bapak di Bulan Oktober ini ada peringatan apa?
Lina : Halloween pak?
(Pak Guru hanya tersenyum mendengar jawaban Lina)
Pak Guru Tedy : Di Indonesia, Bulan Oktober juga diperingati sebagai bulan bahasa. Tadi tidak sengaja bapak mendengar percakapan kalian dan bapak nilai bahasa yang kalian gunakan kurang tepat dari sisi bahasa indonesia.
(Risa dan Lina tertunduk malu mendengar perkataan Pak Guru Tedy)
Pak Guru Tedy : Bapak tidak menyalahkan kalian menggunakan istilah jaman sekarang. Tapi sebagai guru bahasa indonesia kalian, bapak mengharapkan kalian mengutamakan memakai bahasa indonesia yang baik dan benar. Tidak semua negara mempunyai bahasa pemersatu. Jadi berbanggalah kita yang memiliki bahasa pemersatu yang telah digagas oleh para pendahulu kita. Jika Risa, Lina ataupun anak-anak lainnya lebih suka menggunakan bahasa gaul dibandingkan bahasa indonesia yang benar, lalu siapa yang akan melestarikan bahasa indonesia?
Risa : iya pak. Maaf saya janji akan merubah tata bahasa saya.
Lina : Saya juga pak.
Pak Guru Tedy : Bapak percaya dengan kalian karena bapak yakin kalian bisa menjadi pelopor bagi teman-teman lainnya untuk mencintai bahasa indonesia dibandingkan bahasa lainnya karena kita lahir di Indonesia.
[caption id="attachment_376424" align="alignleft" width="150" caption="Suasana Pengakraban ACIBI"]
Ini adalah penggalan cerita yang kami tampilkan. Ternyata anak-anak antusias mendengarkan cerita kami karena saya melihat tim ACIBI berhasil membangun cerita dengan didukung  gerak tubuh (gesture) dan mimik yang ceria namun tetap sesuai dengan cerita.
Saya masih  testimoni yang disampaikan oleh salah satu anak, "wuah cerita bagus. Saya baru tahu kalo Oktober itu bulan bahasa". Testimoni ini seperti embun yang menyejukkan hati kami karena tujuan kami sedikit banyak telah tercapai yaitu memberikan edukasi tentang pentingnya penggunaan bahasa indonesia yang sesuai kaedah dalam kegiatan sehari-hari.
Aksi ACIBI memang bukanlah aksi yang besar namun siapa tahu kompasianer tercetus untuk melakukan hal serupa atau melakukan hal lain untuk mengajak para generasi muda semakin mencintai Indonesia. Saya dan tim ACIBI lainnya percaya bahwa sekecil apapun aksi kita namun itu adalah kontribusi nyata yang dapat kita berikan untuk tanah air kita.
*Tulisan ini diikutkan pada Kompasianival 2014 Blog Movement "Aksi untuk Indonesia"
[caption id="attachment_376431" align="alignleft" width="1024" caption="Tim ACIBI bersama anak Suko"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H