Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

ACIBI (Aku CInta Bahasa Indonesia), Aksi Kecil untuk Anak di Lokalisasi Suko

19 November 2014   06:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:26 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aksi Untuk Indonesia....

Saya ingin berbagi pengalaman kepada kompasianer tentang aksi sederhana yang pernah saya lakukan sebagai kontribusi untuk Indonesia. Bulan Oktober 2013, saya dan 3 teman menggagas aksi bertemakan "ACIBI : Aku CInta Bahasa Indonesia" di Lokalisasi  Suko, di Kabupaten Malang. Mengapa kami menggagas aksi ACIBI?


  1. Saat ini penggunaan bahasa indonesia terutama di kalangan generasi muda mulai mengalami degradasi. Hal sederhana terlihat ketika generasi muda lebih menyukai menggunakan bahasa indonesia yang dikolaborasikan dengan bahasa "gaul" ataupun bahasa asing sehingga tidak sesuai lagi dengan kaidah bahasa. Kompasianer mungkin familiar dengan istilah "capek deh, eh busyet, gile loe, please deh, dan beberapa istilah lain yang digunakan oleh masyarakat ataupun generasi muda dalam percakapan sehari-hari. Disatu sisi, penggunaan istilah ini dalam kegiatan sosial dinilai lebih mudah diterima dan terkesan mengakrabkan satu dengan lainnya. Namun disisi lain, penggunaan istilah tersebut kurang tepat jika dilihat dari sisi kaidah bahasa bahkan rentan menciptakan ketidaksopanan bila istilah tersebut digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih tua.
  2. Pelaksanaan di bulan Oktober sangat bertepatan dengan peringatan bulan bahasa sehingga aksi ACIBI ini sekaligus memperkuat kembali arti penting bahasa indonesia kepada generasi muda.
  3. Pemilihan aksi di daerah lokalisasi Suko, Kabupaten Malang dikarenakan kami telah melakukan survey awal dengan mengobrol dengan beberapa anak disana dan ternyata ditemukan ada beberapa anak yang secara tidak sengaja memakai istilah yang kurang tepat untuk di usia mereka dan terkesan vulgar. Ternyata faktor lingkungan sosial ikut mempengaruhi cara berkomunikasi mereka.


Bagaimana aksi ACIBI?

Kami tim ACIBI menggunakan media boneka dongeng sebagai media penguatan kembali bahasa indonesia bagi anak-anak usia 6 hingga 14 tahun di daerah lokalisasi. Kami percaya bahwa dengan mendongeng, anak-anak akan lebih tertarik untuk mendengarkan serta pesan dari program kami dapat cepat dipahami. Tim ACIBI membuat 3 boneka karakter yang kami namai Risa, Lina, dan Bapak Guru Tedi.

[caption id="attachment_376420" align="aligncenter" width="614" caption="Tim ACIBI dengan Boneka Karakter Lina, Risa, dan Pak Guru Tedy"][/caption]

Seperti aplikasi program ACIBI?

Kompasianer pasti bertanya-tanya bagaimana kami menanamkan pentingnya penggunaan bahasa indonesia yang tepat melalui media boneka dongeng. Pertama, kami kumpulkan anak-anak usia 6 hingga 14 tahun yang tinggal di lokalisasi Suko, Kabupaten Malang dan memilih areal lapang sebagai tempat mendongeng. Untuk mengakrabkan diri, tim ACIBI dan anak-anak saling berkenalan satu dengan lainnya. Sebagai daya tarik, tim ACIBI menjelaskan bahwa kami akan mendongeng untuk mereka tentang "Arti Penting Bahasa Indonesia dalam Berkomunikasi" serta tidak lupa kami menyiapkan berbagai hadiah untuk anak-anak yang mampu menjawab kuis yang akan kami berikan di sela-sela mendongeng.

Berikut ini beberapa petikan dialog yang tim ACIBI tampilkan kepada anak-anak Suko.

(Suasana istirahat sekolah)

Prolog : Ada 2 orang siswi yang bernama Risa dan Lina sedang menghabiskan waktu istirahat sekolah dengan saling mengobrol di taman sekolah.

Risa : Lin, nanti sepulang sekolah, kita kongkow yuks. Ada tempat asik di deket sekolah kita !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun