Mohon tunggu...
Indra Jatmiko
Indra Jatmiko Mohon Tunggu... -

freelance writer http://all-side.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta yang Tak Kumakna

21 Mei 2010   02:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:04 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oh iya… Aku mau minta mainan Play Station aja. Bayu udah punya. Aku kepingin.

“Adek…. Ini bukan tulisan sayang. Ini cuma corat-coret aja. Tuh lihat. Kamu malah gambar-gambar disini. Gambar apa ini? Son Goku?”

Ah, ketahuan.

“Tapi kan itu juga pake tangan cama pulpen. Jadi kan nulis juga…”
Yak! Berhasil! Aku berhasil membela diri.
“Bukan sayang…. Ini gambar. Kalo nulis itu yang ada hurufnya…”
“Enggak!!! Itu juga sama aja!!!”

Aku terpojok.

“Bukan sayang…. Huruf itu kayak ‘A, B, C, D’…”
“Enggak!!!!! Enggak!!!! Enggak!!!!! Sama aja!!!”
Aku bersikukuh benar.
“Ya sudah…. Adek udah pinter nulis…”
YES! Ibu kalah!
“Kalo gitu, aku minta hadiah! Pley stesion kayak punya Bayu”
“Lho? Kok minta hadiah?”
“Gak mau!!! Pokoknya minta hadiah!!!”
“Memang mainan kemaren dari ayah kemana? Kok udah minta Play Station lagi….”
“Lusak. Gak mau!!! Pokoknya pengen Pley Stesion!!!”
“Adek…. Tapi mainan yang itu bisa ngerusak mata. Mending Ibu beliin mainan yang lain ya? Main Play Station-nya di rumah Bayu aja…Ya?”
“Enggak mau! Pokoknya pengen Pley Stesion!!!”

Aku lari ke kamar. Cemberut. Sebal dengan Ibu yang tidak mau membelikanku Play Station.

Ibu menghampiriku. Ia ke kamar.

“Ya sudah. Nanti Ibu bilang ke Ayah ya. Bilang kalo adek minta dibelikan Play Station…”

Aku bangkit dari kasur sembari membuka bantal yang menutupi wajahku. Wajahku yang sedang menangis dan merengek minta dibelikan mainan baru.

“Hu…hu…..hu…. Pokonya aku minta Pley Stesion. Hu….hu….”
“Iya sayang… Ayo, sekarang makan dulu. Udah siang.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun