Mohon tunggu...
Indra J Piliang
Indra J Piliang Mohon Tunggu... Penulis - Gerilyawan Bersenjatakan Pena

Ketua Umum Perhimpunan Sang Gerilyawan Nusantara. Artikel bebas kutip, tayang dan muat dengan cantumkan sumber, tanpa perlu izin penulis (**)

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Presiden Indonesia Wajib Cuti?

6 Desember 2024   02:42 Diperbarui: 6 Desember 2024   04:57 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisa jadi, satu-satunya Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan di dunia yang tidak mengambil (hak) cuti adalah Presiden Republik Indonesia (RI). Padahal cuti dari pekerjaan adalah hak yang dijamin undang-undang, apapun jenis pekerjaannya. 

Dalam sejumlah artikel penulis pada era 2000-an, persoalan ini beberapa kali disinggung. Penulis mendorong agar hak cuti oleh Presiden RI diatur oleh undang-undang. Namun hingga kini, tak ada partai politik yang tertarik membahas secara serius. Bahkan Presiden yang sedang menjalankan roda pemerintahan juga tak mengajukan persoalan ini kepada parlemen.

Padahal, konsekuensi dari tidak cutinya Presiden RI begitu banyak. Bukan saja Presiden RI kesulitan dalam membangun komunikasi intensif dengan keluarga, sisi humanis juga tak terlihat sempurna. Sebaliknya,  seluruh sorot kamera dan media berhenti pada saat presiden cuti. Presiden tidak lagi berada di area, waktu, dan agenda publik -- atau public sphere dalam terminologi Jurgen Habermas --, melainkan seluruhnya menjadi privat. Negara memberikan ruang privasi kepada presiden bersama keluarga dan kalangan terdekat.

Tentu saja, selama presiden cuti, terdapat Wakil Presiden RI yang menjadi Pelaksana Tugas. Sama seperti presiden sedang melakukan perjalanan ke luar negeri. Negara bukan tanpa nahkoda. Tidak ada kekosongan kepemimpinan sama sekali. Wakil Presiden RI dengan begitu tak lagi sekadar ban serap atau pembantu presiden semata. Wakil Presiden menjadi lebih aktif, dibandingkan selama Indonesia merdeka. Walau waktunya terbatas.

Setelah Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI menyebut video Presiden Prabowo Subianto terkait endorsement pasangan Calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jawa Tengah dilakukan pada hari libur, yakni Hari Minggu, publik masih meraba-raba. Namun ketika muncul video dukungan Presiden Prabowo atas Cagub dan Cawagub Banten, sikap kritis yang keras mulai tampak. Begitu juga saat surat dukungan pribadi Prabowo terhadap Cagub dan Cawagub Daerah Khusus Jakarta bertebaran di hari tenang. Belum ada pemeriksaan Bawaslu RI atas video terakhir dan surat terakhir.

Kalau sinyalemen penulis di atas benar, berarti di hari Minggu atau hari libur sekalipun, Presiden RI masih dalam status aktif. Berbeda dengan Presiden Amerika Serikat, sebut saja Donald Trump, yang punya tempat peristirahatan Camp David untuk liburan. Presiden Rusia Vladimir Putin punya arena berburu di Siberia ketika liburan. Aktivitas serupa tak tampak di Indonesia. Sekalipun Indonesia punya banyak sekali hari libur, tetap saja bukan dikhususkan kepada Presiden dan seluruh keluarganya.

Jika anggota legislator nasional memiliki masa reses atau masa sidang, tidak demikian dengan Presiden dan seluruh anggota kabinet. Bahkan terus menjalar ke cabang eksekutif pusat dan daerah. Sejumlah eselon satu, sebut saja kepala badan atau lembaga pemerintah, mengaku jarang sekali mengambil cuti. Para kepala daerah tak punya jadwal cuti atau liburan. Terkecuali presiden ke luar negeri untuk agenda kenegaraan, otomatis Wakil Presiden menjadi Pelaksana Tugas Presiden. Agenda liburan atau cuti di dalam atau luar negeri sama sekali tak tersedia.

Coba saja kita perhatikan, sejak dilantik menjadi Presiden RI, Prabowo sama sekali belum nampak liburan. Setiap hari adalah kerja. Bahkan di hari libur sekalipun. Presiden Prabowo juga belum mengajukan cuti, baik untuk kegiatan kampanye, ataupun liburan. Padahal kita tahu, Presiden Prabowo adalah pecinta hewan. Selain kucing, tentu saja kuda. Seluruh kuda yang dipelihara Presiden Prabowo memiliki silsilah tersendiri, dari keturunan kuda sejak bergenerasi lampau.

Presiden Prabowo juga seorang pesilat tangguh. Ia berguru sejak langkah dasar. Bukan langsung latihan, tetapi justru melakukan kegiatan fisik. Mengangkut air, misalnya. Haji Ishak yang ahli silat Cimande adalah guru Prabowo. Silat Cimande terkenal sebagai bukan saja gerak melumpuhkan lawan, tetapi justru menyembuhkan lawan yang lumpuh. Jiwa ksatria Prabowo selain ditempuh di dunia militer, juga dibentuk lewat ilmu silat. Prabowo bukanlah orang yang mudah membenci orang lain, bahkan jika orang lain itu adalah musuhnya atau orang yang memusuhinya. 

Goyang Gemoy yang terkenal dalam masa kampanye pemilihan presiden dan wakil presiden, berasal dari jurus silat Prabowo. Goyang Gemoy bukanlah gerak tanpa dasar, dari gerak tangan, pernafasan, arah kepala, serta posisi kaki.

Tentu sebagai presiden, Prabowo perlu waktu luang dan senggang, dalam ruang privasi, guna menjalankan 'ritual' hidupnya: menunggang kuda, mengelus kucing, hingga mengasah jurus-jurus silat. Membersihkan energi negatif yang masuk ke dalam tubuh, ketika berada di ruang publik. Setiap orang, apalagi manusia dewasa, memerlukan waktu seperti itu. Betul, selama sehari -- semalam, 24 jam, terdapat ruang 'semedi' guna merenungi segala sesuatu dalam hidup. Tetapi, bagi seorang presiden, tetap saja terdapat keterbatasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun