Empat-lima-enam kali juga kenapa? Bukankah Partai Golkar turut menyuburkan proses kaderisasi PKS di Sumbar lewat medium survei, dalam kasus Pilwako Pariaman 2013 itu?Â
Saya sempat mau membajak Rama Pratama yang bisa saya jamin 100%, andai dimajukan Partai Golkar di Kota Depok. Bukankah Rama adalah Marufnomics yang belum berbaju partai pendukung Jokowi - Maruf? Bukan survei yang mengalahkan Rama, tapi seonggok uang yang ia tak bisa tunjukkan.Â
Bukankah di negara manapun, terutama Amerika Serikat, satu partai politik memang berkecambah terus di satu daerah pemilihan atau negara bagian atau perfecture?
Belum lagi bonanza luar biasa dalam penggunaan angka-angka kuantitatif. Klaim kemenangan sekian persen. Yang semua partai (dalam koalisi) bisa dan SAH melakukan klaim. Angka-angka yang pasti, tapi berdusta!
Bukankah HUKUM DASAR dari seorang statistician adalah buku "Berbohong dengan Statistik" karya Darell Huff? Dan itu dulu buku yang WAJIB tamat dibaca siapapun mahasiswa yang i n g i n mengambil mata kuliah Ilmu Statistik Sosial dan Metodologi Statistik Sosial. Dua semester wajib lulus.Â
Partai Demokrat membuat pernyataan, meraih kemenangan sekitar 68% di Pulau Jawa. Lalu memberikan tonase: kabar bagus bagi Pilpres 2024.
Partai Golkar? Serupa. Lalu memberikan (lagi - dan - lagi) amplifikasi pada pemilu dan pilpres 2024.
Tentu juga PDI Perjuangan memberikan angka-angka unggulan juga. Termasuk dalam "menyapu bersih" Sulawesi Utara. Dari 13 pilkada di Sumbar, PDIP menyatakan menang dalam 4 pilkada, yakni di Dharmasraya, Pasaman, Pasaman Barat, dan Padang Pariaman.
Padahal, dalam pilkada Pasaman, misalnya, muncul calon tunggal. Yakni sosok yang saya kenal sejak lama, sangat humble, Benny Utama, pun kader inti Partai Golkar. Dalam pemilu 2009, Benny Utama ini meraih tiga kali lipat bilangan pembagi pemilih alias tiga kursi sekaligus, ketika menjadi calon anggota DPRD Kab Pasaman. Dan suara Nudirman Munir pun ikut GEMBUNG karena pengaruh nomor satu.
Walau, saya tetap bikin satu bungker di Bonjol, guna mengantisipasi Mayjen TNI (Purn) Djasri Marin. Ya, saya dan Bang Djasri memang mengatakan kepada tokoh-tokoh Partai Golkar untuk bertarung merebut kursi nomor dua. Â Sebab, saya sudah menyatakan di media massa bahwa bertarung melawan jenderal itu, kecil.
"Semua jenderal, membaca, dinda! Kanda akan siapkan pertarungan terbaik untuk dinda," kata Djasri.