Mohon tunggu...
Indra J Piliang
Indra J Piliang Mohon Tunggu... Penulis - Gerilyawan Bersenjatakan Pena

Ketua Umum Perhimpunan Sang Gerilyawan Nusantara. Artikel bebas kutip, tayang dan muat dengan cantumkan sumber, tanpa perlu izin penulis (**)

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Berburu Politisi Garis Depan!

26 Juni 2020   14:30 Diperbarui: 27 Juni 2020   09:03 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kursi pemimpin. (sumber: KOMPAS/HANDINING)

Sejak paragraf pembuka, saya perlu tegaskan bahwa saya tidak hanya berburu seorang Noel atau Immanuel Ebenezer. Setiap kali “menemukan” seseorang yang “sesuai” kriteria subjektif yang saya susun.

Saya langsung menyampaikan kepada Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto. Apabila Airlangga menulis kata “Rekrut” atau hanya sekadar ikon jempol, saya langsung “mendekati” sasaran.

Yang namanya kriteria subjektif, tentu bukan hanya seorang mantan demonstran yang sudah saya kenal puluhan tahun, tapi juga seorang perwira tinggi militer atau kepolisian. 

Bahkan, paling banyak, adalah Pejabat Tinggi Madya yang banyak saya kenal. Sebagai anggota Tim Penjamin Kualitas Reformasi Birokrasi Nasional RI periode 2015-2019, serta menjadi Panitia Seleksi Pejabat Eselon Satu dan Dua yang dilaporkan kepada Tim Penilai Akhir (TPA) yang diketuai Presiden Joko Widodo, tentu saya sudah mewawancarai banyak orang.

Noel menjadi fenomenal, karena ia punya banyak “musuh”. Noel adalah Ketua BTP Mania – baru saya googling – dan setelah itu menjadi Ketua Jokowi Mania. Terus terang, apapun identitas Noel setelah hari-hari yang penuh gas air mata dalam Tragedi Semanggi I dan Tragedi Semanggi II, tidak satupun yang menarik perhatian saya. 

Saya bertatap muka dengan Noel setelah menghadiri Rapat Terbatas “Dedengkot Relawan” dengan Calon Presiden Joko Widodo di Hotel Salak. 

Di antara dua orang figur, Adian Napitupulu dan Budi Arie Setiadi, Noel cengengesan dengan kemeja slim, rambut bersibak, dan muka berminyak.

“Wuih, relawan sukses! Aktivis sukses!” ujar saya. Noel cekikikan. Adian lagi menulis di depan. Budi “Muni” Setiadi duduk menguasai meja diskusi. Saya foto-foto.

Terus terang, sebagai Panglima Besar Sang Gerilyawan Jokowi yang kami deklarasikan pada tanggal 27 Juli 2018, saya merasa “terasing” sendiri. Warna kuning di antara aktivis merah. “Beringin merah,” kata Budiman Sudjatmiko.

Untuk mendukung Jokowi pribadi, saya tentu tidak merasa asing. Wikipedia masih mencatat nama saya sebagai “tokoh Partai Golkar” yang pertama kali menyatakan dukungan, ketika Jokowi mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sekalipun begitu, saya baru sempat bersalaman dengan Jokowi dalam acara “Kampanye Damai” di Hotel Bidakara, dalam pembukaan masa kampanye Pilpres 2014. 

Saya tegur Pak Jokowi, lalu ikut masuk ruangan VVIP, duduk di sebelah Jusuf Kalla. Yuddy Chrisnandi, Tjahjo Kumolo, Hanif Dhakiri dan lain-lain ada di meja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun