Saya tidak bisa menahan geli menyimak pengalaman pria berusia sekitar 40 tahun itu. Selain itu, dia juga mahir menghafal teks Pancasila dan menyanyikan Lagu Indonesia Raya.Â
"Dengan modal, saya selalu lolos dari razia," ucapnya menebar senyum.Â
Sekedar dicatat, kadangkala militer Indonesia meminta warga untuk melantunkan dua simbol tersebut sebagai bukti setiap pada NKRI harga mati. Simbol, lambang, atau kata bukanlah sekedar deretan huruf-huruf, permainan warna, atau makna melompong. Dalam pentas politik, semua itu mengandung pesan tertentu sebagai bentuk perlawanan identitas diri (hal. 12).Â
Dalam perkara ini, Indra menyibak makna-makna simbol dan bendera GAM-RI secara menungkit. Tak pelak, buku ini juga bertaburan tiori-tiori komunikasi atau tiori lain yang bagi kaum awam bisa membosankan. Maklum buku ini diadaptasi dari thesis penulis di Program Pasca Sarjana Jurusan Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.Â
Penulis yang sering mengupas konflik Aceh mengingatkan simbol budaya bisa menjadi alternatif resolusi konflik horizontal atau konflik vertikal. Untuk membedah arti lambang dan simbol GAM-RI, penulis tidak menggunakan pisau analisis yang lazim digunakan dalam ilmu sejarah atau ilmu politik. Namun menggunakan pisau ilmu semiotika.Â
Semiotika ialah ilmu tentang tanda-tanda atau studi tentang tanda dan segala hal yang berhubungan dengannya, cara berfungsi, Â hubungannya dengan tanda-tanda lain, pengirimannya dan penerimaanya oleh mereka yang menerimanya. (hal. 51). Dalan bejana semiotika, lambang GAM-RI ditempatkan dalam tataran teks budaya, lalu dicarikan penanda dan pertanda.Â
Hasilnya?Â
Lambang RI yaitu Burung Garuda dan bendera nasional Merah Putih ditafsirkan secara diakronis, terutama melalui pemikiran pendiri bangsa. Sementara lambang GAM yakni Bouraq-Singa dan bendera Bulat Sabit diartikan secara diakronis dan sinkronis.Â
Analisisi atas temuan penelitian ini menghasilkan kesimpulan yang kian jelas perbedaan aspek yang diperjuangan oleh GAM dengan aspek yang dalam dalam lambang RI. Secara piawai, penulis menjelaskan riwayat Merah Putih dan Garuda yang merujuk pada buku berjudul 6.000 Tahun Sang Merah Putih yang ditulis oleh Muhammad Yamin. Â
Disebutkan, secara resmi Merah Putih berkibar di persada Indonesia pada 17 Agustus 1945 yang dijahit oleh Fatmawati istri Soekarno. Secara internasional, Merah Putih dinaikkan pertama di Lake Succes Gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 28 September 1950.Â
Sedangkan bendera GAM yakni Bulat Sabit diudara pertama kali di bumi Aceh pada 4 Desember 1974 di Gunung Halimon Pidie oleh deklarator GAM Dr Hasan Tiro yang dihadiri oleh 12 orang.Â