Mohon tunggu...
Indra J Piliang
Indra J Piliang Mohon Tunggu... Penulis - Gerilyawan Bersenjatakan Pena

Ketua Umum Perhimpunan Sang Gerilyawan Nusantara. Artikel bebas kutip, tayang dan muat dengan cantumkan sumber, tanpa perlu izin penulis (**)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Zona Bebas Covid-19, Mulailah dari Desa!

1 April 2020   07:29 Diperbarui: 2 April 2020   02:49 3575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan nenek moyang Indonesia sudah pernah berhadapan dengan beragam bentuk penyakit menular. Ketika puluhan ribu pendatang dari Eropa tewas di Batavia, akibat penyakit tropis, justru tak terjadi dengan penduduk pribumi yang lebih miskin, kumuh dan jarang menggunakan pakaian tertutup. 

Bukan yang bertelanjang dada yang tewas bergelimpangan. Tapi mereka yang berada dalam strata teratas. Yang menjajah yang rentan.

Mudah, ya, teramat mudah melakukan duplikasi penanganan penyakit. Tinggal keruk saja anggaran publik, kalau perlu menumpuk hutang. 

Gunakan semua untuk mendatangkan dokter-dokter "veteran" Wuhan, peralatan yang baru keluar dari pabrik, obat-obatan yang dijual industriawan yang baru dikenal via internet, bahkan relawan sewaan bergaji tinggi. Seperti keberadaan industri farmasi yang membelit Indonesia. Beragam nama obat-obatan yang kandungannya sama. 

Percayalah, Indonesia bakal terus diperbudak sebagai area kolonialisme dan kapitalisme dengan senjata ketakutan terhadap virus. Pahlawan-pahlawan perang terhadap pandemi Covid-19 itulah yang menjadi tentara-tentara pendudukan zaman baru. 

Mentalitas sebagai bangsa terjajah bakal berulang, yakni menyambut pasukan pendudukan Nippon sebagai Pemimpin Asia, Pelindung Asia dan Cahaya Asia.

Ketika seluruh area sudah dinyatakan sebagai zona merah, bukan berarti sedikit tempat yang masih zona hijau atau zona kuning. Mitos penjajahan selama 350 tahun menunjukkan, betapa banyak kerajaan-kerajaan merdeka yang sama sekali tak pernah didatangi tentara kolonial. Sapuan kuas VOC atau Hindia Belanda tak sama di seluruh wilayah luas ini. Kondisi geografi, keberagaman suku bangsa yang terbanyak di dunia, perbedaan agama, sampai bahasa dan dialek adalah kekuatan. 

Kebhinnekaan yang menjadi rantai yang lebih kuat dari titanium.

Dari mana memulai?

Arsirlah zona-zona yang tak merah, tak kuning. Kesalahan terbesar dalam peta persebaran Covid 19 adalah pemberian warna berdasarkan provinsi. 

Padahal, kesatuan pemerintahan terkecil bukanlah provinsi, bukan juga kabupaten atau kota, melainkan desa. 

Desa-desa itulah yang diarsir dengan warna merah, kuning atau hijau. Bakal terlihat perubahannya. Warna merah tak bakal lebih dominan. Warna hijaulah yang menjadi penguasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun