Mohon tunggu...
Indra Irwansyah
Indra Irwansyah Mohon Tunggu... Konsultan - Trainer dan Blogger

Insightfully

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Seni Memimpin Diri Sendiri

11 September 2021   13:58 Diperbarui: 11 September 2021   13:57 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Free-Photos dari Pixabay 

Ada sajak yang berkata sebelum memimpin orang lain pimpinlah diri sendiri secara profesional. Memimpin orang lain nyatanya tidaklah semudah teori, biasanya lebih sulit dilakukan. 

Namun kenyataanya memimpin diri sendiri tanpa mengerti pondasi pemahaman diri tentang kepemimpinan dan memiliki pengalaman memimpin yang menjadi kesulitannya.

Andai kata jika kepemimpinan di ibaratkan adalah rumah, maka pilar pertama ini merupakan pondasi. Jika pondasinya tidak kuat, bangunan rumah satu lantai akan mudah roboh. 

Apalagi bangunan didesain dua lantai, tiga lantai, dan empat lantai. Pastinya sangatlah berbahaya. Bagaimana bila pondasi tidak kuat menghadapi segala macam badai menghadang akan lebih kesulitan.

Makanya jika seseorang tidak memiliki kemampuan dalam hal "memimpin diri sendiri" saja dengan baik dan professional tidak mampu, maka untuk menduduki jabatan setingkat Foreman saja dapat dipastikan sangat berat dan sulit. Apalagi untuk posisi yang lebih tinggi, seperti Supervisor, Manager, hingga Direktur. 

Wajar kalau seorang tidak mampu memimpin diri sendiri, maka yang terjadi hanya kegaduhan-kegaduhan, atau sibuk dengan aktivitas kontra produktif, sehingga target pribadi atau tim tidak tercapai.

"Guru biasa-biasa saja memberitahu. Guru yang baik menjelaskan. Guru unggul menunjukkan. Guru besar menginspirasi." --- William Arthur Ward, penulis

Berbicara mengenai kepemimpinan, menurut pakar kempemimpinan dunia yang bernama Dale Carnegie dalam bukunya The Leader in You mengatakan, bahwa ada jiwa kepemimpinan di dalam setiap diri manusia. 

Hal ini juga diperkuat oleh pendapat seorang pakar dunia yang bernama Warren Bennis yang mengatakan bahwa: "Seorang pemimpin berbeda dengan orang kebanyakan" karena setiap orang memiliki kelebihan-kelebihan yang orang lain tidak memilikinya dan hal senada juga diungkapkan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X yang mengatakan, bahwa "Setiap kita sesungguhnya memiliki kapasitas untuk menjadi pemimpin. Kekuatan terdahsyat seorang pemimpin adalah suri teladan (Uswatun Hasanah) dan kejujurannya (Siddiq)".

"Jangan pernah berfikir mampu memimpin orang lain, kalau memimpin diri sendiri saja belum mampu !!!" --- Slamet Ardyanto, penulis, pakar leadership

Mengenai perlu adanya pemimpin, telah ditandaskan oleh Rasullullah Muhammad SAW: "Apabila berangkat tiga orang dalam perjalanan, maka hendaklah mereka mengangkat salah seorang diantaranya menjadi pemimpin" (HR. Abu Dawud). 

Pentingnya pemimpin agar mendapat keputusan secara langsung tanpa diragukan orang lain dalam mengambil keputusan.

Dalam pandangan Islam, memahami manusia dan dirinya sendiri merupakan salah satu jalan penting untuk mengenal hakikat dan syariat tuhan, karena hakikat itu sendiri adalah proses pengenalan tuhan dana lam semesta dengan melihat ke dalam diri manusia (Man Arafa Nafsahu Faqodal Arafa Rabbahu) "Kenalilah dirimu, maka engkau akan mengenal Tuhanmu". 

Oleh karena itu tidak heran apabila salah satu tokoh sufistik paling berpengaruh dalam perabadan islam, Jalaluddin Rumi dalam bukunya "Yang Mengenal dirinya, Mengenal Tuhanya (Fihi Ma Fihi)" yang berisi puisi-puisi sufistik mengenai kedalaman makna yang dapat dipetik dari pengenalan terhadap dirinya (baca: manusia).

"Ketika kami melihat ke depan ke abad berikutnya, pemimpin mereka yang akan memberdayakan orang lain." --- Bill Gates, pendiri Microsoft

Bagaimanpun kepemimpinan merupakan sebuah fenomena universal. Siapa pun yang menjalankan tugas-tugas kepemimpinan, dia akan berinteraksi dengan orang lain. 

Bahkan dalam kapasitas pribadi pun, di dalam tubuh manusia itu ada kapasitas atau potensi pengendali, yang pada intinya memfasilitasi seseorang untuk dapat menjadi dirinya sendiri.

"Dalam istilah sederhana, pemimpin adalah orang yang tahu kemana yang akan dia tuju, bangkit dan bergeraklah." --- John Erskine, penulis

Dalam hal ini juga diperkuat dengan pendapat seorang pakar dunia yang bernama Warren Bennis di dalam buku karangan Andreas Harefa yang berjudul menjadi Manusia Pembelajar, bahwa pengetahuan/pengenalan diri seseorang adalah:

  1. Anda adalah guru terbaik bagi diri Anda sendiri.
  2. Terimalah tanggung jawab. Jangan menyalahkan siapapun.
  3. Anda dapat belajar apa pun yang ingin Anda pelajari.
  4. Pengertian yang benar berasal dari pencerminan dalam pengalaman Anda.

"Siapapun Diri Anda, Sesungguhnya Anda Adalah Pemimpin, dan Pemimpin yang baik adalah Pemimpin yang Melayani dengan Sepenuh Hati" --Dr. Adi Sujatno, SH.,M.H., dosen dan penulis.

Daftar Pustaka

Sujatno, Dr. Adi, 2013, Filosofi Manusia & Kepemimpinan Ditinjau dari Falsafah Wayang, Jakarta: Penerbit LEMHANNAS RI

Ardyanto, Slamet, 2016, High Impact Leadership : Mengapa seorang pimpinan di suatu organisasi perusahaan kurang atau bahkan tidak memiliki pengaruh?, Bekasi: Penerbit Mitra Sinergi International

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun