Mohon tunggu...
Indra Holiyono
Indra Holiyono Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang pemimpi yang sedang mewujudkan mimpinya

Biologi adalah ilmu mengenai kehidupan dan proses perubahan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

1000 Tahun Lagi Tulang Manusia Akan Berubah

29 Oktober 2017   23:16 Diperbarui: 29 Oktober 2017   23:37 1644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

          Mutasi dapat terjadi karena disebabkan oleh banyak faktor yang biasanya disebut dengan mutagen. Mutagen dibagi menjadi 3 jenis yaitu mutagen bahan kimia, contohnya kolkisin dan zat digitonin. Kolkisin adalah zat yang menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada proses anafase dan dapat menghambat pembelahan sel. Selain itu, ada juga mutagen bahan fisika seperti sinar ultraviolet, sinar radioaktif, dan sinar gamma. 

Mutagen bahan biologi turut menyebabkan terjadinya mutasi, contohnya virus dan bakteri. Virus dapat menjadi mutagen karena mampu menyisipi DNA manusia dengan DNA virus. Mutasi dapat terjadi pada sel pembentuk tulang baik pada fase osteogrogenator maupun osteoblas yang akan berkembang menjadi osteosit sehingga menghambat pembentukan tulang baru. Selain itu, mutasi dapat juga terjadi pada saat sebelum adanya osteoprogenator, yaitu pada proses pembelahan sel fibroblas secara mitosis yang bertujuan menjadi osteoprogenator. 

Pada proses pembelahan ini, sel dapat dengan mudah bermutasi bila mendapat gangguan dari berbagai mutagen yang tadi telah disebutkan. Proses replikasi DNA yang sedang terjadi beresiko tidak berjalan lancar karena gangguan tersebut, akibatnya urutan basa nitrogen dalam DNA bisa saja tertukar atau tidak tersusun dengan semestinya. Selain itu, basa nitrogen DNA juga dapat disisipi oleh urasil yang sejatinya merupakan basa nitrogen milik RNA (ribonukleat acid). Semua hal tersebut dapat menyebabkan sel-sel tulang bertumbuh lebih cepat dibandingkan kondisi normalnya atau malah sebaliknya yaitu mengalami perlambatan dalam proses pertumbuhan yang berujung pada degenerasi atau rudimenter.

          Keempat, adanya bukti-bukti nyata rudimentasi rangka tubuh manusia. Jika kita diminta menyebutkan rangka tubuh mana yang mengalami rudimentasi, jawaban dari pertanyaan itu mungkin tidak pernah kita pikirkan, yaitu tulang ekor. Tulang ekor atau secara ilmiah disebut dengan coccyx terletak pada rangka tubuh bagian panggul (pelvis). Tulang ekor merupakan kepanjangan yang masih menyambung dengan tulang belakang (vertebrae) setelah saccrum, tepat di bagian pantat manusia. Yang unik dari tulang ini adalah tidak memiliki fungsi apapun bagi manusia, malah mempunyai dampak negatif yang berujung pada kelumpuhan bila terganggu akibat benturan karena tersandung atau terjatuh. 

Sampai saat ini para peniliti masih belum dapat menemukan fungsi dari tulang ekor, lantas mengapa tulang ekor ini masih ada sampai sekarang dan tidak mengalami rudimentasi sebagaimana mestinya berdasarkan teori evolusi Charles Darwin ? jawabannya karena tulang ekor sebenarnya sudah merupakan hasil dari rudimentasi yang belum sepenuhnya menghilang dari rangka tubuh manusia.  Pada jaman dahulu, manusia merupakan evolusi dari kera berdasarkan teori evolusi Charles Darwin. Kera pastinya memiliki struktur tubuh yang berbeda dari manusia sekarang, salah satunya adalah ekor. Ekor kera berfungsi sebagai alat keseimbangan tubuh pada saat berjalan, bergelantungan, dan memanjat pohon.

 Lama-kelamaan struktur kaki kera berubah menjadi semakin kuat dan kokoh untuk menopang tubuhnya sendiri. Selain itu, salah satu fungsi ekor yang lainnya bagi hewan adalah sebagai alat komunikasi antara satu hewan dengan hewan yang lainnya. Kera berevolusi dengan kemampuan komunikasi yang semakin baik sehingga lama-kelamaan mereka sudah tidak membutuhkan bantuan ekor sebagai alat komunikasi dengan sesama. 

Akibatnya, fungsi ekor pada kera semakin tidak berguna dan mengalami rudimentasi secara berangsur-angsur dari generasi ke generasi hingga saat ini tahap rudimentasi dari tulang ekor sudah sampai tahap dimana tidak nampak lagi dari kondisi fisik luar tubuh manusia tetapi masih ada. Jika dibiarkan lebih lama lagi, hipotesis yang mungkin terjadi adalah tulang ekor akan benar-benar menghilang dari daftar rangka tubuh manusia.   

          Berdasarkan keempat alasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tulang dapat mengalami rudimentasi atau reduksi. Hal ini berarti jika ada rangka tulang manusia yang jarang atau bahkan tidak pernah digunakan dapat menghilang setelah generasi-generasi berikutnya. Misalnya, di jaman globalisasi yang serba instan ini manusia dimudahkan dengan berbagai teknologi yang ada untuk meringankan pekerjaan manusia. Mungkin saja hal tersebut membuat kita terlena dan tidak menggunakan salah satu anggota rangka tubuh kita. Ambil saja contoh seperti eskalator, lift, kendaraan bermotor, dan berbagai automatisasi yang ada dengan meminimkan penggunaan rangka bagian kaki. 

Maka bukanlah tidak mungkin kaki manusia dapat menghilamg kedepannya karena beradaptasi sesuai dengan frekuensi penggunaannya. Contoh sebaliknya yaitu penggunaan ibu jari kita untuk mengetik tulisan di gadget. Manusia jaman sekarang memiliki kecanduan dan kelekatan untuk terus menggunakan gadgetnya sehingga secara tidak sadar kita terus menggunakan ibu jari kita secara rutin. 

Hal ini memungkinkan tulang ibu jari manusia akan tetap ada kedepannya walaupun manusia sudah berevolusi lagi. Bahkan, kemungkinan besar tulang ibu jari kita bisa saja berkembang dengan memiliki ukuran dan kekuatan yang jauh lebih besar, namun tentunya hal itu dapat terjadi dengan proses evolusi yang lama sekali atau masih dapat dikatakan 1000 tahun lagi . Akhirnya, Bukti nyata tulang manusia yang dapat mengalami rudimentasi dapat menjadi kunci untuk tahap penelitian lebih lanjut lagi demi kemajuan umat manusia selanjutnya.

Daftar Pustaka :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun