Mohon tunggu...
Indra Gazi
Indra Gazi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STEI Bina Muda Bandung

Bolehlah sesekali mampir ketulisan saya. bukan jadi bahan referensi ataupun jadi motivasi. hanya sekedar pengungkap hati melewati jari menjadi tulisan yang sedikit berarti

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Nasihat Terakhir Bapak

6 April 2021   14:10 Diperbarui: 6 April 2021   16:33 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesampainya di rumah sakit AMC bapak langsung diberi penanganan langsung. Hati mulai sedikit lega karena bapak langsung ditangani. Sembari menunggu hasil Ibu mencoba menghubungi saudara-saudara memberi kabar tentang bapak serta saya langsung mencari informasi tentang rumah sakit-rumah sakit yang ada di Bandung yang mempunyai kamar ICU karena kebetulan di AMC ruang ICU penuh. 

Hati sakit campur emosi ketika rumah sakit yang saya telfon selalu memberi konfirmasi kalau ruang ICU dirumah sakitnya penuh. Karena tidak percaya saya langsung mengajak saudara saya untuk mendatangi langsung ke tiap rumah sakit itu dan hasilnya tetap nihil. Usaha sudah maksimal namun apa daya hasil yang didapat malah nihil, akhirnya saya pasrah dan berharap ini tempat terbaik untuk merawat bapak.

Waktu silih berganti jam demi jam ,pagi beranjak siang, siang beranjak sore namun tetap tidak ada kemajuan dengan kondisi bapak yang masih tidak sadarkan diri. Sore beranjak malam, adzan magrib berkumandang saya beranjak mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat magrib. Disujud terakhir dengan mata yang terus berderai air mata saya berucap " Robbigfirli robbigfirli robbigfirli waliwa lidaya warhamhuma kama robbayani shoogiro" berharap ada keajaiban yang menimpa bapak. 

Dalam doa setelah shalat mata yang masih menangis tersedu-sedu saya berpasrah kepada  Allah SWT " Ya Allah sehat adalah kehendakMu, begitupun sakit. Kesembuhan ada ditanganMu begitupun kematian. Jika engkau mengijinkan bapak saya untuk sembuh dan sehat maka sadarkanlah bapak saya, jangan membuat kita menunggu dengan penuh harap. Tapi jika sudah saatnya bapak pulang maka segerakanlah, jangan engkau membuat bapak saya merasakan sakit menjelang ajalnya".

Malam tiba, kaka menyuruh kita untuk pulang dan beristirahat agar bisa giliran menjaga bapak esok harinya. Malam ini kaka dan saudara yang jaga terlebih dahulu.  Saya, ibu serta adik-adik saya beranjak pulang dengan hati tak nyaman dan fikiran yang tak karuan, Dirumahpun kami terus was-was berharap ada kabar baik dari bapak. Makan tak enak tidurpun tak nyenyak.

Keesokan harinya selepas shalat shubuh Ibu menyiapkan sarapan serta barang yang akan kita bawa pagi ini sedangkan saya mengeluarkan motor dan memanaskannya agar bisa langsung dipakai. Ibu sengaja tidak membangunkan anak-anak yang lain, biar ibu dan saya saja yang berangkat kerumah sakit menggunakan motor. Selepas sarapan kita beranjak pergi kerumah sakit dan menitipkan adik-adik yang masih tertidur ke saudara yang kebetulan rumahnya berdekatan dengan rumah saya.

Entah kenapa dalam perjalan saya ingin cepat-cepat sampai rumah sakit. Tanpa ragu saya menaikan kecepatan motor yang kita pakai. Ibu hanya terdiam, yang saya fikir ibu juga menginginkan hal yang sama. Sesampainya dirumah sakit belum juga saya parkir motor, kita sudah disambut oleh saudara saya didepan pintu masuk rumah sakit. Saya parkir motor dan kita menghampiri saudara saya, dengan mata yang berkaca-kaca saudara saya bilang ke ibu " Teh bapak tos ngantunkeun, teteh sing sabar, sing ikhlas. Ieu tos jadi takdir ti Gusti Alloh". Seketika hati saya hancur sehancur hancurnya, derai air mata mengalir. Ibu dan saya langsung berlari mengahampiri bapak yang terbaring kaku di ruang HCU. "Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rooji'un Bapaaaaaaaak".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun