Mohon tunggu...
Indra Furwita
Indra Furwita Mohon Tunggu... Aircraft Engineer -

Aviation & Travel Enthusiast, juga berkarya di IG @FlightEnjoyneer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lebaranku Tanpa Seorang Ibu

2 September 2011   12:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:17 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kini Ia dan kedua anaknya harus menerima kenyataan pahit bahwa istri dan sekaligus ibu buah hatinya pergi bersama laki-laki lain. Belakangan baru terdengar kabar bahwa Tante Sur "lari"' bersama seorang lelaki yang dikenalnya di atas kapal laut menuju Sulawesi. Sejak masalah itu, Om Haris baru tahu kalau ternyata tante Sur punya 4 SIM Card yang berbeda. Masya Allah.

Segala upaya sudah dilakukan Om Haris, termasuk melaporkannya ke Polisi. Lelaki yang ditenggarai ''melarikan'' istrinya pada awalnya dapat dihubungi, tetapi belakangan sudah tak dapat lagi.

Kini Ia hanya bisa pasrah dan berharap agar istrinya segera kembali. Masalah yang demikian besar itu tidak mengurangi rasa sayang Om Haris kepada istrinya, setidaknya itu demikianlah penuturannya.

Seorang anaknya dirawat oleh mertua Om Haris sedangkan Irman tetap bersamanya.

*

Semua keluarga merasakan kesedihan yang dirasakan oleh Om Haris. Namun, kami sadar bahwa itu tidak banyak dibutuhkan oleh Om Haris. Sedapat mungkin kami mendampinginya, guna menghindari hal-hal yang tidak dikehendaki.

Bagaimana dengan Irman tadi? Setelah semua sudah seperti sedia kala dan keluarga merencakan untuk bepergian, Irman datang kembali. Kini dengan senyuman yang biasa terlihat pada umumnya sambil memegang uang pecahan Rp 2.000,- dan sebungkus snack/makana ringan.

saya merasa sangat bersalah karena mengingatkan hal pahit yang menimpanya. Maafkan saya Dek Irman. Semoga Ibu mu segera menyadari bahwa buah hatinya sangat merindukannya kembali ke rumah.

Ya, kali ini Irman berlebaran tidak bersama ibunya. Sebuah kenyataan pahit yang seharusnya tidak terjadi karena egoisme orang tua. Bila sudah demikian maka anaklah yang menjadi korbannya. Melihat usianya yang masih belia, seharunya baju baru yang dikenakannya itu disematkan oleh ibunya.

Entah kepada siapa jabatan tangan pertama-nya diberikan, mungkin hanya ayahnya.

Saya menuliskan semua ini, sebagai persembahan kepada orang tua yang tega berbuat demikian. Tidak ada kapasitas untuk menyalahkan diantara keduanya, ayah dan ibu Irman, karena cerita ini hanya bersumber pada satu pihak yang tentu masih dapat diragukan kebenarannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun