"Nak, kamu bersabar sedikit ya? mungkin kita gak bisa ngasih kamu uang jajan dulu. Oma butuh uang untuk operasi. Kebun sudah dijual cepat tadi, syukur ada yang mau beli. Kamu berdo'a saja untuk Oma "
Tiba-tiba sms kembali masuk. Kali ini dari Tante saya, Nuria.
"Hen, kamu bisa bantu gak? Omamu kekurangan biaya sekitar 5 juta untuk operasinya. Kami sudah mengusahakan, tapi tetap saja tidak cukup".
Sudahlah, fajar menyingsing. Hanya satu yang kupunya, laptop itu. Ya, laptop itu.
Saing hari, kutransfer uang hasil penjualan laptop itu ke rekening tante Nuria.
"Terimakasih, Omasudah di ruang operasi"Isi sms tante Nuria.
Lega bercampur resah. Aku tak kuliah hari ini. Tidak ada terpikir lagi aktifitas lain, selain memegang ponsel menunggu kabar.
Tiga hari berlalu, tidak ada satu nomor pun yang bisa saya hubungi. Semua tidak aktif. Kulalui hari-hari ini dengan kehampaan dan terus menangis. Apa dayaku sekarang? Kutak punya motivasi lagi.
"you raise me up so i can stand on mountains, you raise me up to walk on stormy seas, i am strong when i am on your shoulders, you raise me up to more than i can be"
Baru kusadari ternyata itu adalah dering ponselku.
"Hallo...?"