Mohon tunggu...
Indra Putra
Indra Putra Mohon Tunggu... -

kok indak kito tu sia lai

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kaba Sutan Pangaduan

16 September 2014   18:41 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:31 1524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kaba adalah salah satu bentuk sastra tradisional minangkabau selain tambo. Versi originalnya kaba diceritakan dalam bentuk sajak dan pantun atau dalam bentuk nyanyian, dan biasanya kaba ini diceritakan atau dikisahkan dalam bentuk randai yaitu sebuah acara tradisi di minangkabau yang menggabungkan antara lagu, tari, musik, drama dan silat yang dilaksanakan secara berkelompok.

Kaba yang cukup terkenal secara nasional karena cukup sering diangkat yaitu Kaba Cindua Mato dan Kaba Anggun Nan Tongga.  kedua kaba tersebut termasuk golongan dalam kaba tareh yang tergolong tareh runuik bersama dengan kaba bongsu pinang bauruik dan kaba malin dewa nan gombang patuanan atau sering juga disebut kaba sutan pangaduan.

Cukup sulit mencari sumber untuk mengetahui lagi isi cerita dalam kaba tersebut, karena seiring dengan perkembangan zaman cerita-cerita novel barat makin meraja lela menenggelamkan cerita-cerita tradisional yang dulunya diceritakan secara turun temurun dalam drama atau sandiwara dan cerita tradisional.

Saya pernah mendapat sebuah sumber di internet tentang kaba sutan pangaduan atau kaba malin dewa nan gombang, yang saya baca sinopsisnya tidak kalah dengan cerita-derita novel fantasy sekelas harry potter, dan saya sangat yakin usia kaba ini kauh lebih tua dari cerita-cerita fantasy yang begitu booming seperti harry potter, lord of the ring dan lain-lain sejenisnya.

Cerita kaba sutan pangaduan ini terjadi di daerah kampung dalam pariaman. Alkisah raja yang berkuasa di Kampung Dalam mempunyai putra mahkota bernama Sutan Pangaduan ibunya seorang bangsawan bernama Puti Andam Dewi. Sutan Pangaduan memiliki dua orang saudara tiri yaitu Sutan Lembak Tuah yang ibunya seorang rakyat biasa serta Puti Sari Makah yang ibunya seorang keturunan Arab.

Ketika Sutan Pengaduan kecil, sang ayah pergi bertapa atau bersemayam ke Gunung Ledang, pada saat itulah sang ibu Puti Andam Dewi diculik oleh Rajo Unggeh Layang seorang raja di Negeri Taluak Singalai Tabang Papan, Puti Andam Dewi diculik karena menolak diperistri oleh Rajo Unggeh Layang. Sejak saat itu Sutan Pengaduan dibesarkan oleh Sang Nenek dan Kakak sepupu dari pihak ibunya yang merupakan seorang sakti di Pantai Cermin.

Sutan Lembak Tuah yang merupakan anak lelaki tertua, tetap tinggal di Istana dan diangkat menjadi raja. Sebenarnya secara adat Sutan Pengaduanlah yang lebih berhak menjadi raja, mengingat silsilah bangsawan dan keramat yang dibawanya dari sang ibu, namun ibunda dari Sutan Lembak Tuah yang merupakan rakyat biasa memiliki hati yang jahat dan sangat berambisi menjadikan anaknya sebagai raja, dan untuk mencapai tujuannya itu ia rela menempuh segala cara. Ambisi ini bisa dimaklumi kare ibunda Sutan Lembak Tuah awalnya adalah rakyat biasa yang nasibnya terangkat akibat menikah dengan seorang raja.

Sifat Sutan Lembak Tuah yang manja dan kekanak-kanakan serta usianya yang masih sangat muda, menjadinkannya di awal menjadi raja menjadi raja yang cenderung semena-mena terhadap rakyatnya, kelak sifat ini dapat berubah menjadi bijak berkat bimbingan dari Sutan Pengaduan dan keluarga ayahnya.

Pada usia 10 tahun, sutan pengaduan didatangi oleh ayahnya secara batin dan memintanya untuk membebaskan ibunya dengan bantuan kakanya sutan lembak tuah, tetapi ayahnya berpesan untuk menambah ilmu terlebih dahulu dari neneknya dan kemenakan perempuan ayahnya agar mendapat senjata keramat.

Kemudian berangkatlah Sutan Pengaduan dari Kuala Pantai Cermin tempat dia tinggal dengan neneknya selama ini menuju istana kampung dalam untuk menemui kakanya tirinya yang telah menjadi raja yaitu sutan lembak tuah, tetapi dalam perjalanan sutan pengaduan yang polos dan lugu terpedaya oleh seorang penipu karena tertangkap tangan memetik setangkai bunga yang oleh sipenipu dikatakan sebagai bunga larangan sehingga sebagai hukumannya sutan pengaduan harus menyerahkan baju bangsawan yang dipakainyaa dan menggantinya dengan baju compang-camping.

Sesampainya di istana Kampung Dalam, Sutan Lembak Tuah sangat terkejut ketika melihat seseorang yang memiliki wajah yang sangat mirip dengan dirinya (dikisahkan wajah sutan lambak tuah dan sutan pengaduan bagaikan pinang dibelah dua walaupun berbeda ibu), tetapi memakai baaju yang compang camping. Ibu Lembak Tuah yang sebenarnya mengetahui bahwa yang datang tersebut adalah Sutan Pengaduang yang notabene merupakan putra mahkota sesuangguhnya menyuruh pengawal untuk mengusir sutan pengaduan, dan menyuruh anaknya sutan lembak tuah untuk bertarung dengan sutan pengaduan.

Dalam pertarungan tersebut, dengan mudah sutan pengaduan mengalahkan sutan lembak tuah, dan pada saat itu sutan pengaduan menyebutkan kata kunci yang hanya diketahui oleh dirinya dan sutan lembak tuah yang membuktikan bahwa dia memang saudara tiri dari sutan lembak tuah.  Sutan Lembak Tuahpun memohon kepada ibunya agar mengizinkan sutan pengaduan untuk tinggal di dalam istana.

Setelah tinggal di istana sutan pengaduan menyampaikan pesan sang ayah tentang tugas untuk membebaskan sang ibu Puti Andam Dewi, hal ini sangat ditentang oleh Ibu Sutan Lembak Tuah karena akan berpotensi menghalangi rencana jahatnya selama ini. Tetapi Sutan Lembak Tuah dapat meyakinkan ibunya dengan menyampaikan bahwa dia juga mendapat wasiat yang sama secara batin dari ayahnya. Namun dibalik itu Ibu Sutan Lembak Tuah masih memiliki rencana jahat terakhir, yaitu berniat meracun sutan pengaduan pada acara pelepasan resmi yang dilaksanakan di istana. Sebelum berangkat kedua pengeran dihidangkan nasi terlebih dahulu, tetapi nasi untuk sutan pengaduan telah ditaburi recun terlebih dahulu. Sutan Pengaduan yang telah mendapat hikmah mengenai makanannya yang telah diracun, malah mengajak para hadirin untuk berbicang-bincang sehingga nasinya menjadi dingin. Karena nasinya telah dingin sutan pengaduan menolak untuk memakannya dan memerintahkan pelayan untuk memberikan nasi terbut kepada hewan peliharaan istana, hewan itu lansung mati setelah menyantap nasi tersebut. Niat jahat ibu dari Sutan Lemba Tuahpun jadi terbongar dan dia akhirnya dihukum di penjara istana. Akhirnya Sutan Pengaduan dan Sutan Lembak Tuah dapat berangkat melaksanakan tugasnya untuk menyelamatkan ibunya.

Sesampainya di bukit tempat Puti Andam Dewi (ibunda dari Sutan Pengaduan) ditawan, kedua pangeran terlibat pertarungan dengan ribuan pengawal dan penjaga bukit tersebut. Ketika hampir dapat membebaskan ibunya sutan Pangaduan kehilangan konsetrasi akibat melihat sang kakak yaitu Sutan Lembak Tuah dikalahkan oleh musuh, akibatnya kedua pangeran tersebut dirinngkus dan kalah oleh musuh dan tidak berhasil membebaskan Puti Andam Dewi.

Ayah kedua pengeran yang menyaksikan secara batin kekalahan kedua anak laki-lakinya, kemudian mendatangi anak perempuanya yaitu Puti Sari Makah (saudara tiri dari Sutan Pengaduan dan Sutan Lembak Tuah, pada sejumlah versi dikatakan bahwa Puti Sari Makah merupakan anak tertua). Sang Ayah memerintahkan Puti Sari Makah untuk membebaskan Puti Andam Dewi beserta kedua saudara tirinya. Dalam pelaksanaan tugasnya tersebut Puti Sari Makah dibantu oleh kemenakan sang ayah (Kakak sepupu dari Sutan Pengaduan dan Sutan Lembak Tuah) serta kemenakan dari Puti Andam Dewi (kakak sepupu dari Sutan Pengaduan). Ketiga perempuan ini merupakan pendekar tangguh. Puti Sari Makah memiliki kemampuan untuk mengendalikan air sedangkan kedua saudara sepupu Sutan Pangaduan memiliki kemampuan untuk mengendalikan angin dan suara. Dengan kemampuannya ini, mereka menciptakan badai yang menaikkan air laut sampai ke bukit sehingga banyak musuh yang menjaga bukit tempat Puti Andam Dewi dan kedua pangeran ditawan mati. Badai itu hanya menyisakah tempat keluarga mereka ditawan, sehingga dengan mudah Puti Andam Dewi dan kedua pengeran dapat dibebaskan.

Pada saat dibebaskan ini, Sutan Pangaduan terhipnotis oleh seorang gadis kecil yang menyamar yang sebenarnya merupakan anak dari Rajo Unggeh Layang. Gadis ini meminda untuk diselamatkan dari badai dan minta ikut serta bersama rombongan Sutan Pengaduan. Seluruh kakak sutan pangaduan telah berusaha mengingatkan sutan pengaduan dan melarannya untuk membawa gadis kecil tersebut, tetap akibat pengaruh hipnotis tersebut sutan pengaduan menjadi keras kepala dan tidak mendengarkan nasehat dari kakak-kakanya. Pada saatnya nanti gadis kecil ini akan menuntut balas.

Setelah Ibu Sutan Pengaduan dibebaskan, mereka kembali ke daerahnya masing-masing. Sutan Pengaduan beserta ibu dan saudara sepupunya kembali ke Kampung Dalam, Puti Sari Makah kembali ke Makah tetapi merasa risau karena Sutan Pangaduan telah salah menyelamatkan musuh, Sutan Lembak Tuah kembali kekerajaannya dan menjadi raja yang lebih dewasa dan bijaksana.

Ketika Dewasa Sutan Pengaduan menikah dengan anak gadis dari raja negeri tetangga, dan dijadikan raja pada negeri tersebut. Pada saat itulah Puti Andam Dewi (ibunda Sutan Pangaduan) kembali diculik karena tipu daya anak gadis yang diselamatkan sebelumnya. hal ini menimbulkan penyesalan yang sangat dalam dari Sutan Pangaduan karena dia tidak mendengarkan kata-kata kakak-kakanya sebelumnya, akhirnya juga diketahui bahwa selama ini Sutan Pangaduan telah diracun sedikit demi sedikit oleh gadis kecil tersebut sehingga kesaktiannya semakin berkurang sedikit demi sedikit.

Sutan Pangaduan terjebak dalam dilema, antara harus menyelamatkan ibunya dan meninggalkan istrinya yang hamil muda serta harus meninggalkan rakyat dan kerajaannya. Namun sang istri bersedia mengalah dan menyampaikan agar dia tidak mencemaskan anaknya yang akan lahir karena setiap anak mempunyai takdir masing-masing.

Akhirnya Sutan Pangaduan berangkat untuk membebaskan ibunya, Sutan Lembak Tuah bersikeras untuk ikut serta membantu adiknya. Karena kesaktiannya yang telah berkurang sutan Pangaduan dengan mudah dilumpuhkan akhirnya Sutan Pangaduan dan Sutan Lembak Tuah kembali ditawan dan dirantai oleh musuh.

Pada suatu malam bulan purnama dan waktu yang telah diperhitungkan, Sutan Pangaduan menghentakkan kakinya ke bumi, sehingga timbul suara bagaikan petir, tetapi hal tersebut belum cukup untuk memutuskan rantai, goncangan tersebut sebagai pertanda bahwa anaknya telah lahir.

Kisah ini terus berlanjut, karena nantinya anak Sutan Pangaduan yang akan menuntut balas dan berusaha membebaskan ayah, nenek serta pamannya.

..........

itu sedikit penggalan kisah dari Kaba Sutan Lembak Tuah yang saya dapat dari seumlah sumber, sekarang sedang berusaha mencari cerita versi fullnya, karena memang sangat sulit dicari, kabarnya cerita atau Kaba Sutan Pangaduan ini sangat panjang.

cuma sebagai sedikit sharing bahwa sastra-sastra klasik kita sangat kaya dan beragam, tetapi karena perkembangan zaman jadi sangat sulit untuk ditemui, atau untuk mengetahui versi aslinya. Kalau diangkat ke layar lebar bila dikemas dengan baik saya rasa dapat menjadi suatu tontonan yang sangat bermutu dan dapat kembali membuka mata kita akan sastra-sastra klasik lama di minangkabau dan daerah-daerah lainnya di Indonesia.

Sebagai contoh di Minangkabau mungkin yang jadi mainstream secara nasional hanya cerita Malin Kundang, padahal sangat banyak cerita-cerita, kaba, tambo minang, yang duluny diceritakan secara turun-temurun dalam acara hiburan tradisional seperti randai, rabab dan lain-lain sebagainya.

Semoga budaya dan peninggalan adat kita dapat digali kembali, dapat lestari sehingga generasi kita sekarang dan anak cucu kita kelak dapat belajar dan mengetahui, berbudaya dan menceritakan serta mengajarkan kembali secara turun-temurun budaya daerah dan bangsa kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun