Dalam pertarungan tersebut, dengan mudah sutan pengaduan mengalahkan sutan lembak tuah, dan pada saat itu sutan pengaduan menyebutkan kata kunci yang hanya diketahui oleh dirinya dan sutan lembak tuah yang membuktikan bahwa dia memang saudara tiri dari sutan lembak tuah. Sutan Lembak Tuahpun memohon kepada ibunya agar mengizinkan sutan pengaduan untuk tinggal di dalam istana.
Setelah tinggal di istana sutan pengaduan menyampaikan pesan sang ayah tentang tugas untuk membebaskan sang ibu Puti Andam Dewi, hal ini sangat ditentang oleh Ibu Sutan Lembak Tuah karena akan berpotensi menghalangi rencana jahatnya selama ini. Tetapi Sutan Lembak Tuah dapat meyakinkan ibunya dengan menyampaikan bahwa dia juga mendapat wasiat yang sama secara batin dari ayahnya. Namun dibalik itu Ibu Sutan Lembak Tuah masih memiliki rencana jahat terakhir, yaitu berniat meracun sutan pengaduan pada acara pelepasan resmi yang dilaksanakan di istana. Sebelum berangkat kedua pengeran dihidangkan nasi terlebih dahulu, tetapi nasi untuk sutan pengaduan telah ditaburi recun terlebih dahulu. Sutan Pengaduan yang telah mendapat hikmah mengenai makanannya yang telah diracun, malah mengajak para hadirin untuk berbicang-bincang sehingga nasinya menjadi dingin. Karena nasinya telah dingin sutan pengaduan menolak untuk memakannya dan memerintahkan pelayan untuk memberikan nasi terbut kepada hewan peliharaan istana, hewan itu lansung mati setelah menyantap nasi tersebut. Niat jahat ibu dari Sutan Lemba Tuahpun jadi terbongar dan dia akhirnya dihukum di penjara istana. Akhirnya Sutan Pengaduan dan Sutan Lembak Tuah dapat berangkat melaksanakan tugasnya untuk menyelamatkan ibunya.
Sesampainya di bukit tempat Puti Andam Dewi (ibunda dari Sutan Pengaduan) ditawan, kedua pangeran terlibat pertarungan dengan ribuan pengawal dan penjaga bukit tersebut. Ketika hampir dapat membebaskan ibunya sutan Pangaduan kehilangan konsetrasi akibat melihat sang kakak yaitu Sutan Lembak Tuah dikalahkan oleh musuh, akibatnya kedua pangeran tersebut dirinngkus dan kalah oleh musuh dan tidak berhasil membebaskan Puti Andam Dewi.
Ayah kedua pengeran yang menyaksikan secara batin kekalahan kedua anak laki-lakinya, kemudian mendatangi anak perempuanya yaitu Puti Sari Makah (saudara tiri dari Sutan Pengaduan dan Sutan Lembak Tuah, pada sejumlah versi dikatakan bahwa Puti Sari Makah merupakan anak tertua). Sang Ayah memerintahkan Puti Sari Makah untuk membebaskan Puti Andam Dewi beserta kedua saudara tirinya. Dalam pelaksanaan tugasnya tersebut Puti Sari Makah dibantu oleh kemenakan sang ayah (Kakak sepupu dari Sutan Pengaduan dan Sutan Lembak Tuah) serta kemenakan dari Puti Andam Dewi (kakak sepupu dari Sutan Pengaduan). Ketiga perempuan ini merupakan pendekar tangguh. Puti Sari Makah memiliki kemampuan untuk mengendalikan air sedangkan kedua saudara sepupu Sutan Pangaduan memiliki kemampuan untuk mengendalikan angin dan suara. Dengan kemampuannya ini, mereka menciptakan badai yang menaikkan air laut sampai ke bukit sehingga banyak musuh yang menjaga bukit tempat Puti Andam Dewi dan kedua pangeran ditawan mati. Badai itu hanya menyisakah tempat keluarga mereka ditawan, sehingga dengan mudah Puti Andam Dewi dan kedua pengeran dapat dibebaskan.
Pada saat dibebaskan ini, Sutan Pangaduan terhipnotis oleh seorang gadis kecil yang menyamar yang sebenarnya merupakan anak dari Rajo Unggeh Layang. Gadis ini meminda untuk diselamatkan dari badai dan minta ikut serta bersama rombongan Sutan Pengaduan. Seluruh kakak sutan pangaduan telah berusaha mengingatkan sutan pengaduan dan melarannya untuk membawa gadis kecil tersebut, tetap akibat pengaruh hipnotis tersebut sutan pengaduan menjadi keras kepala dan tidak mendengarkan nasehat dari kakak-kakanya. Pada saatnya nanti gadis kecil ini akan menuntut balas.
Setelah Ibu Sutan Pengaduan dibebaskan, mereka kembali ke daerahnya masing-masing. Sutan Pengaduan beserta ibu dan saudara sepupunya kembali ke Kampung Dalam, Puti Sari Makah kembali ke Makah tetapi merasa risau karena Sutan Pangaduan telah salah menyelamatkan musuh, Sutan Lembak Tuah kembali kekerajaannya dan menjadi raja yang lebih dewasa dan bijaksana.
Ketika Dewasa Sutan Pengaduan menikah dengan anak gadis dari raja negeri tetangga, dan dijadikan raja pada negeri tersebut. Pada saat itulah Puti Andam Dewi (ibunda Sutan Pangaduan) kembali diculik karena tipu daya anak gadis yang diselamatkan sebelumnya. hal ini menimbulkan penyesalan yang sangat dalam dari Sutan Pangaduan karena dia tidak mendengarkan kata-kata kakak-kakanya sebelumnya, akhirnya juga diketahui bahwa selama ini Sutan Pangaduan telah diracun sedikit demi sedikit oleh gadis kecil tersebut sehingga kesaktiannya semakin berkurang sedikit demi sedikit.
Sutan Pangaduan terjebak dalam dilema, antara harus menyelamatkan ibunya dan meninggalkan istrinya yang hamil muda serta harus meninggalkan rakyat dan kerajaannya. Namun sang istri bersedia mengalah dan menyampaikan agar dia tidak mencemaskan anaknya yang akan lahir karena setiap anak mempunyai takdir masing-masing.
Akhirnya Sutan Pangaduan berangkat untuk membebaskan ibunya, Sutan Lembak Tuah bersikeras untuk ikut serta membantu adiknya. Karena kesaktiannya yang telah berkurang sutan Pangaduan dengan mudah dilumpuhkan akhirnya Sutan Pangaduan dan Sutan Lembak Tuah kembali ditawan dan dirantai oleh musuh.
Pada suatu malam bulan purnama dan waktu yang telah diperhitungkan, Sutan Pangaduan menghentakkan kakinya ke bumi, sehingga timbul suara bagaikan petir, tetapi hal tersebut belum cukup untuk memutuskan rantai, goncangan tersebut sebagai pertanda bahwa anaknya telah lahir.
Kisah ini terus berlanjut, karena nantinya anak Sutan Pangaduan yang akan menuntut balas dan berusaha membebaskan ayah, nenek serta pamannya.