Mohon tunggu...
indrafajr
indrafajr Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa yang nugas

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Perjalan Satria Pengusaha Clothing

9 Desember 2024   03:56 Diperbarui: 9 Desember 2024   04:47 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satria Adisimaya lahir pada 06 September 2004 di Bandung, Jawa Barat. Tumbuh besar di kota dengan kekayaan budaya dan kreativitas ini, Satria sejak kecil telah menunjukkan minat besar pada seni dan industri kreatif. Lingkungan Bandung yang dinamis dan penuh inspirasi menjadi faktor penting yang membantu mengembangkan bakat serta jiwa entrepreneurship-nya. 

Satria memulai perjalanan pendidikannya di SD PN , sebuah sekolah yang dikenal memiliki reputasi baik dalam membangun karakter siswa. Di sekolah ini, ia dikenal sebagai anak yang rajin, kreatif, dan memiliki semangat tinggi dalam berbagai kegiatan

Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, Satria melanjutkan ke SMP 26. Di sini, minatnya pada dunia kreatif semakin berkembang. Ia aktif mengikuti berbagai kegiatan seni dan desain, yang memperkuat bakatnya di bidang tersebut. Kepribadiannya yang terbuka dan inovatif membuatnya dikenal sebagai siswa yang sering memberikan ide-ide segar dalam setiap kegiatan sekolah. 

Satria kemudian melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 15 Bandung, salah satu sekolah dengan reputasi baik di kota ini. Di SMA, ia semakin fokus pada minatnya terhadap dunia bisnis dan industri kreatif. Ia mulai mempelajari bagaimana merancang dan memasarkan ide-ide kreatif, terutama dalam bidang fashion. Aktivitasnya yang melibatkan proyek kreatif dan partisipasi dalam kegiatan kewirausahaan di sekolah menunjukkan bahwa Satria memiliki potensi besar di bidang bisnis. 

Setelah lulus dari SMA, Satria melanjutkan pendidikannya ke Universitas Atma Jaya. Di universitas  mengambil jurusan menejemen ini, ia semakin mendalami dunia bisnis dan kewirausahaan. Selama masa kuliahnya, Satria sering terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan usaha kreatif, mulai dari seminar, workshop, hingga kompetisi bisnis. Hal ini semakin memperkuat pengetahuannya di bidang yang menjadi passion-nya. 

Sebagai pengusaha muda, Satria menunjukkan dedikasi dan kerja kerasnya dalam mengelola bisnisnya. Ia tidak hanya fokus pada desain, tetapi juga memperhatikan aspek produksi, pemasaran, dan pengelolaan sumber daya manusia. Kemampuannya dalam mengembangkan ide-ide kreatif dan mengelola tim membuat bisnisnya terus berkembang. 

Dengan perjalanan hidup yang inspiratif, Satria Adisimaya adalah contoh nyata bagaimana kombinasi antara pendidikan, kerja keras, dan kreativitas dapat menghasilkan seorang pengusaha muda yang sukses dan dihormati.Tantangan Terbesar Dari SMA ke Perkuliahan

Perbedaan antara masa SMA dan perkuliahan 

Masa pandemi COVID-19 menjadi salah satu tantangan besar yang dihadapi Satria, Sejak pandemi mulai melanda, sekolah yang semula dilakukan secara tatap muka, terpaksa beralih ke sistem daring. Bagi Satria, transisi ini cukup mengganggu karena harus beradaptasi dengan metode belajar online yang jauh berbeda dengan cara belajar di sekolah sebelumnya. Keterbatasan interaksi langsung dengan guru dan teman-teman membuatnya merasa kesulitan dalam memahami beberapa materi. Selain itu, keterbatasan waktu yang dihabiskan di sekolah juga membuatnya merasa kurang.

Ketika di Perguran tinggi, Satria juga menghadapi perbedaan budaya yang cukup signifikan antara Sunda dan Jawa. Satria yang berasal dari budaya Sunda, sering kali merasa sedikit terasing ketika berada di lingkungan perkuliahan yang mayoritas didominasi oleh mahasiswa dengan latar belakang budaya Jawa. Perbedaan ini terkadang mempengaruhi cara berinteraksi dan berkomunikasi, terutama dalam hal bahasa dan adat. Satria merasa bahwa ia perlu menyesuaikan diri agar bisa lebih diterima dalam pergaulan, namun hal ini juga menjadi suatu tantangan tersendiri.

Perbedaan cara bergaul antara masa SMA dan kuliah juga menjadi hal yang Satria rasakan. Di SMA, lingkungan sosialnya lebih terstruktur dan mengenal satu sama lain dengan lebih dekat, sementara di dunia perkuliahan, Satria merasa bahwa pergaulannya lebih bebas dan terkadang kurang terikat. Ia harus lebih aktif untuk membangun koneksi, karena ada banyak orang dengan latar belakang yang berbeda-beda.

Kenapa Memilih Bidang Ini?

Keputusan untuk terjun ke bidang clothing awalnya didorong oleh ketertarikannya yang mendalam terhadap dunia fashion. Ia merasa ilmu yang dipelajari selama kuliah ingin segera direalisasikan dalam dunia profesional.

Pada awalnya, ia belum tahu bidang apa yang tepat untuk dijalani. Namun, dengan latar belakang keluarga yang sudah lama berkecimpung dalam bisnis serta kecintaannya pada dunia fashion, ia merasa mendapatkan kesempatan untuk mengeksplorasi sesuatu yang baru. Kebetulan, ia mendapat peluang untuk memasuki industri clothing, yang sangat menarik baginya, terutama karena sejak remaja, ia sudah tertarik dengan fashion. Bagi dirinya, pakaian bukan hanya sekedar kebutuhan, tetapi juga sarana untuk mengekspresikan diri dan identitas.

Meskipun sempat merasa ragu, ia segera menyadari bahwa bidang clothing sangat sejalan dengan minatnya dalam berkreasi dan berbisnis. Dengan dukungan latar belakang keluarga yang sudah berpengalaman dalam dunia usaha, ia merasa lebih siap menghadapi tantangan dalam menjalankan bisnis. Industri clothing memberi kesempatan baginya untuk menggabungkan kreativitas dalam desain dengan keterampilan manajerial yang sudah dipelajari dalam keluarga. Selain itu, ia melihat adanya peluang besar dalam industri ini, terutama dengan pesatnya tren fashion lokal yang semakin digemari. Ia ingin ikut berkontribusi dalam perubahan ini, menciptakan produk yang tidak hanya stylish tetapi juga berkualitas.

Bidang ini memberikan ruang baginya untuk terus belajar, mulai dari desain, pemasaran, hingga pengelolaan usaha. Dengan pengalaman yang didapatkan dari keluarga dan ketertarikannya pada dunia fashion, ia merasa lebih percaya diri dalam menjalankan bisnis clothing ini. Ia berharap dapat mengembangkan usaha ini dan memberikan dampak positif, baik untuk konsumen yang mengenakan produknya, maupun bagi perkembangan industri fashion secara keseluruhan.

sehari-hari.

Kesaharian Satria sebagai mahasiswa dan pengusaha clothing sangat padat dan penuh tantangan. Sebagai mahasiswa, ia harus mengikuti perkuliahan dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan . Kadang-kadang, ia harus menyesuaikan jadwal kuliah dengan kegiatan bisnisnya, seperti pertemuan dengan klien, supplier, atau merancang desain baru untuk koleksi clothing-nya.

Di sela-sela perkuliahan, Satria juga sibuk mengelola bisnis clothing-nya. Ia memantau produksi, memastikan kualitas produk, dan mengatur strategi pemasaran untuk menjangkau pelanggan. Satria juga sering berinteraksi dengan tim produksi atau desainer lain untuk mengembangkan ide-ide kreatif yang bisa menarik minat pasar. Ia tak jarang bekerja lembur untuk menyelesaikan tugas kuliah atau menyiapkan peluncuran koleksi terbaru.

Satria berusaha sebaik mungkin untuk menjaga keseimbangan antara kuliah dan bisnis. Walaupun kadang merasa lelah, ia tetap termotivasi karena memiliki dua tujuan besar---mencapai kesuksesan dalam dunia akademik dan dalam bisnis clothing. Setiap harinya, Satria belajar untuk mengelola waktu dengan efisien dan tetap fokus pada apa yang harus dicapai. Kunci utamanya adalah disiplin dan semangat untuk terus berkembang, baik dalam ilmu pengetahuan maupun dalam dunia usaha yang sedang digelutinya.

Latar Belakang Bisnis 

 sebuah brand clothing yang mengusung tema urban adventure. Brand ini memadukan elemen-elemen gaya hidup petualangan perkotaan dengan desain yang stylish dan fungsional, cocok untuk mereka yang aktif dan ingin tampil modis dalam segala situasi, baik di kota maupun saat berpetualang di alam terbuka. Fokus utama brand ini adalah menyediakan pakaian yang tidak hanya nyaman dan tahan lama, tetapi juga mencerminkan semangat petualangan dan eksplorasi dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan pengalaman dan ketertarikan Satria dalam dunia fashion, serta latar belakang keluarga yang berbisnis, ia ingin menjawab kebutuhan pasar yang semakin menginginkan pakaian dengan nilai estetika sekaligus kenyamanan. Tema urban adventure dipilih karena mencerminkan gaya hidup aktif dan dinamis yang menjadi tren di kalangan anak muda, terutama yang tinggal di kota besar namun tetap mencintai petualangan di luar ruangan.

 

Prinsip Hidup

Prinsip hidup Satria adalah untuk selalu percaya diri, meskipun ia menyadari bahwa tidak semua hal dalam hidupnya dirancang untuknya. Ia memahami bahwa hidup penuh dengan ketidakpastian, dan seringkali ada situasi yang di luar kendali. Namun, Satria selalu berusaha untuk tetap optimis dan percaya bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk menghadapinya. Ia sadar bahwa setiap orang memiliki kekuatan dan kelemahan, dan ia tidak pernah merasa minder dengan kelemahan yang dimilikinya. Sebaliknya, ia memanfaatkan setiap kelebihan yang ada, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam dunia bisnis yang dijalaninya. Satria berusaha untuk terus belajar, memperbaiki diri, dan mengatasi kekurangan yang ada, karena ia tahu bahwa setiap orang memiliki potensi untuk berkembang jika mau berusaha.

Satria adalah pribadi yang selalu bersemangat dan tidak mudah menyerah. Meskipun ia sering kali menghadapi berbagai hambatan dan rintangan, ia tidak pernah kehilangan semangat. Baginya, setiap proses yang dijalani adalah sebuah perjalanan menuju kesuksesan yang lebih besar. Setiap tantangan yang dihadapi adalah bagian dari perjalanan menuju tujuan akhir yang lebih baik. Ia selalu percaya bahwa keberhasilan bukanlah sesuatu yang datang begitu saja, tetapi merupakan hasil dari perjuangan yang panjang. Satria juga menyadari bahwa tidak ada jalan yang mulus dalam hidup ini. Kadang-kadang, kita harus melalui jalan yang penuh dengan rintangan dan kesulitan. Namun, bagi Satria, setiap rintangan yang dihadapi adalah kesempatan untuk belajar dan tumbuh lebih baik.

Salah satu hal yang sangat diyakini oleh Satria adalah kekuatan momentum. Ia percaya bahwa momentum yang tercipta dari konsistensi dalam usaha akan membawa kesuksesan pada waktunya. Satria meyakini bahwa meskipun hasil tidak datang secara instan, dengan terus melakukan apa yang perlu dilakukan, akhirnya kesuksesan akan tercapai. Prinsip ini membuatnya tidak pernah berhenti berusaha, meskipun banyak tantangan yang harus dihadapi, terutama dalam bisnis. Ia tahu bahwa kesuksesan bukanlah sesuatu yang instan, melainkan hasil dari ketekunan, kerja keras, dan usaha yang terus-menerus.

Dengan keyakinan ini, Satria terus melangkah maju, tanpa menyerah. Ia memanfaatkan setiap peluang yang ada dan tidak pernah berhenti belajar dari setiap pengalaman yang ditemui. Setiap kesulitan yang dihadapi, bagi Satria, adalah kesempatan untuk memperbaiki diri dan menjadi lebih kuat. Ia tahu bahwa tidak ada yang mudah dalam hidup ini, namun ia percaya bahwa dengan terus berusaha dan bekerja keras, tujuannya akan tercapai. Satria selalu memandang setiap hari sebagai kesempatan baru untuk tumbuh, belajar, dan maju menuju kesuksesan yang lebih besar.

Kesuksesan

Sukses bagi Satria adalah sesuatu yang lebih dalam dari sekadar pencapaian materi atau pengakuan eksternal. Baginya, sukses adalah ketika ia dapat membuat orang-orang di sekitarnya merasa bahagia dan puas. Baik itu keluarga, teman-teman, pasangan hidup, maupun orang lain yang mungkin tidak ia kenal. Satria merasa bahwa kebahagiaan orang lain adalah bentuk kesuksesan sejati yang jauh lebih berarti daripada hanya meraih pencapaian pribadi semata.

Bagi Satria, salah satu alasan penting mengapa ia mengutamakan kebahagiaan orang lain adalah karena ia percaya bahwa hidup itu lebih dari sekadar untuk diri sendiri. Sebagai seorang pengusaha yang mengelola bisnis clothing, Satria melihat dampak yang dapat diberikan oleh produknya terhadap orang-orang yang memakainya. Ia ingin setiap item yang dikeluarkan oleh brand-nya bisa memberi dampak positif, tidak hanya dalam bentuk kepuasan berbelanja, tetapi juga bisa menjadi bentuk ekspresi diri bagi konsumen. Dengan menghadirkan pakaian yang sesuai dengan karakteristik dan kepribadian para pelanggannya, Satria merasa bahwa ia turut berkontribusi dalam meningkatkan kebahagiaan mereka. Menurutnya, setiap orang berhak merasa nyaman dan percaya diri dengan apa yang mereka kenakan, dan ia ingin brand clothing-nya bisa menjadi bagian dari perjalanan itu.

Selain itu, Satria juga meyakini bahwa kebahagiaan yang dibagikan kepada orang lain akan kembali kepadanya dengan cara yang tak terduga. Ia percaya pada prinsip memberikan kebaikan tanpa mengharapkan balasan yang pasti. Dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bisnis maupun dalam hubungan pribadi, Satria berusaha untuk selalu memberikan yang terbaik, berusaha mendengarkan dan memberi perhatian kepada orang-orang di sekitarnya, serta membantu mereka ketika dibutuhkan. Hal ini tidak hanya membuat orang lain merasa dihargai, tetapi juga memberi rasa puas tersendiri baginya. Menurutnya, kebahagiaan orang lain adalah cerminan dari kebahagiaannya sendiri, dan itu adalah bentuk kesuksesan yang lebih dalam dan lebih berkelanjutan.

Di sisi lain, meskipun Satria sangat mengutamakan kebahagiaan orang lain, ia juga sadar bahwa sukses dalam hal finansial tidak bisa diabaikan. Namun, Satria tidak melihat finansial sebagai ukuran tunggal dari kesuksesan. Bagi Satria, kesuksesan dalam finansial itu tidak ada batasnya. Sukses dalam hal materi dan keuangan adalah sesuatu yang terus berkembang dan selalu ada ruang untuk perbaikan. Oleh karena itu, meskipun ia sangat berfokus pada kebahagiaan orang lain, Satria juga percaya bahwa keberhasilan dalam dunia usaha dan bisnis tetap penting, karena itu bisa menjadi landasan untuk mencapai tujuan-tujuan lain dalam hidup, termasuk untuk memberikan kebahagiaan lebih banyak lagi kepada orang lain.

Bagi Satria, pencapaian finansial bukanlah tujuan akhir, melainkan sebuah alat untuk mewujudkan tujuan yang lebih besar, yaitu memberikan manfaat yang lebih luas kepada masyarakat dan orang-orang terdekat. Ia percaya bahwa dengan berkembangnya bisnis clothing yang ia jalankan, ia bisa membuka lebih banyak peluang, menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan, dan membantu orang lain dengan cara yang lebih bermakna.

Satria juga memiliki pandangan yang realistis tentang kesuksesan. Ia percaya bahwa kesuksesan itu tidak datang dengan mudah. Ia tahu bahwa dibutuhkan usaha keras, konsistensi, dan semangat yang tidak mudah menyerah untuk mencapai tujuan besar dalam hidup. Namun, yang paling penting bagi Satria adalah ia selalu mempercayai proses. Ia percaya bahwa setiap langkah yang diambil, meskipun kecil dan kadang terasa berat, adalah bagian dari perjalanan menuju kesuksesan yang sesungguhnya. Ia yakin bahwa momentum yang dibangun melalui konsistensi dan ketekunan akan membawa hasil yang positif, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam dunia bisnis yang ia jalani.

Dengan pandangan hidup yang seperti ini, Satria berusaha untuk terus bersemangat dan tidak mudah menyerah, apapun tantangan yang datang. Ia percaya bahwa setiap hambatan yang ia hadapi adalah kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Inilah yang membuatnya terus berjuang untuk memberikan yang terbaik, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang-orang di sekitarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun